06 - Benarkah sudah tak sejalan?

686 106 28
                                    

Sekitar pukul 10.30 pagi, semua orang hendak berangkat menuju rumah pak kepala desa bersama-sama.

"Wah, om Woozi punya motor roda tiga?"

"Iya Ryu," balas Woozi sembari turun dari motor tersebut setelah memarkirkannya di pekarangan depan rumah.

"Kita berangkat tidak menggunakan mobil, melainkan ini. Om sama Yoshi juga bakalan bawa motor," lanjut Woozi.

"Oke kalau begitu papah yang bawa motor ini," ucap Yoongi sembari memegang stang motor tiga roda itu.

"Bang, bareng aku aja."

"Enggak Woozi, biar kamu sama Asahi atau Ryujin."

"Oke, bang."

"Pak, kamu tunggu di sini saja sebentar ya."

"Baik tuan," balas sopir Yoongi.

"Jae," ucap Soojin sembari menyenggol lengan Jaehyuk.

"Apa?"

"Lo mau bareng Ryujin kan?"

"Tumben?"

"Gapapa, hehe. Gimana kalau lo naik motor itu sama Ryujin dan gue sama kak Yoshi."

"Lo mau caper kan?" goda Jaehyuk sembari cengengesan.

"Diem lu!" balas Soojin sembari mencubit lengan Jaehyuk.

"Aw, sakit woi!"

"Gimana? Mau gak?"

"Oke."

"Bagus, senang berbisnis dengan anda."

"Ya ya ya," balas Jaehyuk sembari membalas jabat tangan Soojin.

Setelahnya Jaehyuk berjalan menghampiri Yoshi lalu berkata, "Kak Yoshi, bantuin gue dong."

"Bantu apa?"

"Gue pengen ngobrol sama Ryujin sebelum gue pulang. Jadi gue semotor sama Ryujin ya, kak. Terus gak mungkin kan kalau Soojin sama om Woozi, nah kalau dia sama kak Yoshi gimana, mau gak?"

"Oh, oke boleh."

"Sip, thanks a lot kak Yoshi."

"Sans, Jae."

Yoshi paham sekali maksudnya, ia tahu sedari dulu Jaehyuk tak pernah bosan mendekati Ryujin. Tak jarang, Yoshi selalu membantu Jaehyuk dalam melancarkan setiap usahanya.

"Siapa yang mau bareng papah?" tanya Yoongi.

"Aku sama Ryujin om," balas Jaehyuk cepat.

Mendengar itu Ryujin yang berdiri tak jauh dari Jaehyuk langsung menatap temannya itu, setelahnya beralih menatap Soojin.

"Gue bareng kak Yoshi," jelas Soojin.

Ryujin tidak membalasnya, ia mengerti maksudnya. Mau bagaimana lagi, toh Ryujin tidak pernah merasa keberatan sama sekali kalau harus pergi bersama siapapun. Eh mungkin kecuali satu orang, Asahi.

"Kak Yoshi gak keberatan kan kalau pergi bareng gue?"

"Enggak dong," balas Yoshi sembari tersenyum.

OH TUHAN! Ingin rasanya Soojin melihat senyuman Yoshi selamanya. Kini jantung Soojin mulai berdebar tak karuan.

"Baiklah, berarti tinggal Asahi. Kamu mau naik itu sama papahmu atau sama om?"

Belum juga Asahi menjawabnya, bersamaan dengan itu datanglah seorang perempuan menggunakan motor matic. Perempuan itu memakirkan dan turun dari motornya lalu menyapa semua orang. 

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang