Setelah menyelesaikan urusannya, Rosé segera keluar dari ruang kerjanya lalu menemui seorang laki-laki yang tengah menunggunya di lounge. Sebelumnya Rosé menerima telepon dari resepsionis bahwa ada seorang laki-laki yang ingin bertemu dengannya.
"Yoongi."
Ya, laki-laki itu adalah Yoongi. Kedatangan Yoongi sangat tiba-tiba sekali. Yoongi tidak memberitahukan perihal keberangkatannya ke Australia kepada Rosé.
"Aku ingin bicara, Rosé."
"Oke, tapi gak di sini. Ini masih jam kerja."
"Gak, aku gak bisa tenang."
"Yoongi, apa kamu gak kerja? Kenapa tiba-tiba datang ke sini?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Rosé!"
"Yoongi-"
"Apa maksud kamu minta putus? Berarti benar karena Sam?!"
"Yoongi tolong kecilkan suaramu, gak enak sama karyawan lain."
"Aku gak mau kita putus."
"Oke kita bicara lagi nanti, ya? Hari ini ada meeting dan aku gak bisa izin, Yoongi."
"Aku akan menunggu di sini, sampai kita bisa bicara."
Rosé menatap Yoongi yang terlihat kacau. Tidak pernah Rosé melihat kegelisahan yang Yoongi perlihatkan seperti saat ini.
"Maafin aku, Yoongi," ucap Rosé dalam hatinya.
"Aku meeting dulu, ya."
Setelah berkata begitu Rosé berjalan pergi dari area lounge menuju ruang rapat. Sedangkan Yoongi berencana tetap menunggu Rosé di sana.
Yoongi tak habis pikir mengapa Rosé tiba-tiba meminta putus darinya. Dikarenakan Rosé sangat susah dihubungi via telepon, Yoongi langsung berangkat ke Australia begitu saja.
Sekitar pukul 12.15 waktu setempat, Rosé menemui Yoongi. Sedari menunggu Rosé, Yoongi sangat cemas. Ia tidak pernah merasakan kecemasan berlebih seperti ini sebelumnya.
"Ikut aku, Yoongi."
Yoongi mengikuti Rosé, keduanya menaiki lift dan sampailah mereka di lantai paling atas yaitu rooftop. Di rooftop sepi, sehingga mereka bisa leluasa berbicara di sana.
"Aku tau kesannya gak sabaran tapi aku takut kehilangan kamu, Rosé. Kamu bilang kamu pun begitu, lalu kenapa tiba-tiba ingin putus?"
"Um, aku gak bisa cerita sekarang."
"Kenapa? Kalau emang aku punya salah, bilang aja, sayang. Apapun alasannya, tolong katakan padaku. Aku akan menerima apapun itu, Rosé."
"Yoongi aku-"
"Sebentar."
Yoongi mengeluarkan sesuatu dari saku jas yang ia pakai. Sebuah kotak kecil berwarna hitam kini sudah ada dalam genggaman tangannya. Yoongi membuka kotak tersebut dan terlihatlah sesuatu yang berkilauan di sana.
"Yoongi-"
"Aku hanya ingin kamu, selamanya. Will you marry me, Rosé?"
Rosé buru-buru membalikkan badannya, hal itu membuat Yoongi kebingungan. Rosé tengah menahan rasa sesak di dadanya. Kedua bola matanya mulai berkaca-kaca dan Rosé berusaha menahannya agar ia tak menangis di depan Yoongi.
"Rosé."
Yoongi terkejut saat Rosé menangkis tangannya yang hendak menyentuh lengan Rosé. Ia semakin kebingungan dengan sikap Rosé.
"Ada apa? Cerita padaku, sayang."
Tidak ada tanggapan, Rosé berjalan menjauh dari Yoongi. Bahkan Rosé berusaha untuk pergi dari sana namun Yoongi tentu saja menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanficft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...