Selesai akad nikah, saatnya sesi foto keluarga. Mula-mula Ryujin dan Felix berfoto bersama keluarga besar masing-masing lalu foto bertiga bersama Asahi. Ryujin berdiri di antara Asahi dan Felix.
CEKREK – beberapa foto terabadikan dengan baik.
"Selamat menempuh hidup baru, Ryu. Happily ever after."
"Amin," balas Ryujin sembari tersenyum.
"Bro," Asahi berkata sembari menepuk bahu Felix pelan.
"Jaga adik gue. Sayangi dia. Gue berdoa semoga hubungan kalian langgeng dan cuma maut yang bisa misahin kalian berdua. Kalau sampe lo bikin adik gue nangis, dimanapun lo berada bakalan gue kejar."
"Tentu, aku akan menjaganya selalu. Aku janji itu, kakak ipar."
"Bagus. Laki-laki itu yang dipegang janjinya."
"Terima kasih sudah menjadi wali kami."
"Udah tugas gue. Ya udah, gue tinggal. Gue mau nemuin Sakura."
"Iya, kak."
Asahi turun dari panggung pelaminan. Ia berjalan menuju tempat khusus keluarga besar. Di sana ada Sakura dan Ellie yang sedang duduk menunggunya.
"Mau foto sama Ryujin, gak?"
"Iya, nanti pas sekalian salaman aja."
"Kamu udah makan, sayang?"
"Udah, kok."
"Ellie udah makan, sayang?"
"Udah, om Asahi. Om Asahi hari ini ganteng banget, om. Nanti aku pasti bakalan punya ade ganteng."
Sontak Asahi dan Sakura saling pandang lalu tersenyum setelahnya. Ada rasa bahagia yang dirasakan Asahi. Apakah itu artinya Ellie siap menerimanya sebagai ayah sambungnya? Begitu pikir Asahi.
"Kerja bagus hari ini, sayang. Akhirnya tugas kamu terlaksana juga. Melepas Ryujin bukan berarti Ryujin pergi ninggalin kamu, kok. Kita semua akan selalu bahagia saat melihat orang yang kita sayang bahagia."
Asahi menganggukkan kepalanya tanda setuju. Lalu, ia merangkul bahu Sakura. Mereka bertiga duduk bersama sembari memandangi Ryujin yang tengah bersalaman menerima tamu undangan.
"How lucky I'm to have you. Aku akan menjagamu, juga Ellie. Tunggulah sebentar lagi. Aku akan segera melamarmu, sayang."
Sakura tersenyum sembari tangan kirinya menggandeng lengan Asahi dan tangan kanannya mengusap rambut putri cantiknya, Ellie. Sakura tidak terburu-buru soal pernikahan. Namun, tentu ia pun ingin menikah dengan Asahi.
Satu jam kemudian, Asahi berkata pada Sakura jika ia harus menerima telepon darurat dan penting. Sakura pun mengiyakan dan Asahi segera keluar dari ballroom hotel. Saat akan menaiki lift, Asahi berpapasan dengan Jaehyuk. Ia juga mengatakan hal yang sama seperti yang ia katakan pada Sakura.
Empat puluh menit berlalu, Asahi belum kembali. Sakura mulai gelisah, pasalnya panggilan teleponnya pun tidak diangkat oleh Asahi.
"Jaehyuk, kamu liat Asahi?"
"Dia turun ke bawah katanya mau nerima telepon penting."
"Iya, dia bilang gitu juga ke aku. Tapi ini udah empat puluh menit. Masa nerima telepon lama banget?"
"Kak Yoshi, lo liat Asahi?" tanya Jaehyuk saat Yoshi berjalan melewati Jaehyuk dan Sakura.
"Dari tadi gue gak liat dia, Jae. Bentar, ini gue disuruh sama oma nih. Nanti kalau gue liat dia, gue langsung kabarin lo," jawab Yoshi sebelum ia berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanficft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...