48 - My dearest twin forever

311 41 10
                                    

*Ch. ini panjang

Jujur Ryujin sangat merindukan Asahi. Namun, ia harus menjauh dan tak terlihat lagi oleh Asahi. Ia tidak ingin kelak masalah demi masalah datang kembali.

"Maaf, maaf, maaf, maaf. Maafin gue, Ryu."

Ryujin menengadahkan kepalanya lalu menatap langit. Ia berusaha menahan tangisnya. Perasaannya sedih mendengar permintaan maaf Asahi.

"Gue tau gue adalah kakak terbodoh, terbr*ngs*k dan terjahat buat lo. Maaf karena gue selalu nyalahin lo atas semua rasa kesal gue, padahal lo gak salah apa-apa."

Asahi menghembuskan nafas panjang, lalu melepaskan genggaman tangannya. Ia berjalan mundur sedikit menjauh dari Ryujin.

"Gue tau kata maaf aja gak bisa menghapus semua perbuatan gue dulu dan sekarang. Tapi, gue mau lo tau. Gue benci ditinggal sendirian. Gue capek harus kehilangan orang-orang yang gue sayang."

Ryujin memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas panjang. Kemudian perlahan memberanikan diri membalikkan badannya. Hingga terlihat Asahi tepat di hadapannya.

"Sa," suara Ryujin bergetar, bola matanya mulai berair. Perasaanya campur aduk.

"Ma-ma-maafin gue, Sa. Gue gak bermaksud pergi untuk kedua kalinya. Gue ngelakuin ini buat lo. Gue gak mau ganggu kehidupan lo."

"Bodoh."

Ryujin menganggukkan kepalanya. "Iya, lo bener. Lo bahagia tanpa gue. Gue harus pergi biar lo bahagia."

"Gue tersiksa tanpa lo, Ryu."

DEG – Ryujin yang sedari tadi berbicara dengan menundukkan kepalanya, kini ia menatap Asahi.

"Cukup mommy sama papah. Lo jangan, Ryu. Gue tau gue terlalu egois. Maafin gue."

Akhirnya, tangis yang sedari tadi Ryujin tahan, kini jatuh juga. Walau begitu, Ryujin masih berusaha menutupinya. Ia memalingkan pandangannya tak sanggup menatap Asahi.

"Gue janji bakal bener-bener berubah, Ryu. Gue mau lo tetep di sisi gue, dan..."

Asahi menghentikan perkataannya. Ia menatap Ryujin yang tak menatapnya balik. Beberapa detik kemudian, barulah Asahi melanjutkan perkataannya.

"Gue mau jadi wali nikah lo sama Felix."

DEG – Lagi, perkataan Asahi membuat jantung Ryujin berdegup lebih kencang. Ia tak menyangka Asahi akan mengatakan hal itu. Ryujin memberanikan diri menatap Asahi kembali.

"Gue tau ade gue ini susah banget jatuh cinta. Kalau lo yakin sama Felix, itu berarti lo bener-bener percaya sama dia. Siapapun pilihan lo, gue restui."

Ryujin menutupi wajahnya dengan jemari tangannya, ia menangis. Bukan menangis karena sedih. Namun, menangis karena senang.

TAP TAP – perlahan tapi pasti, Asahi berjalan mendekati Ryujin. lalu ia memeluk adiknya. Asahi juga mengusap punggung Ryujin pelan.

"Kalau lo bahagia sama Felix, gue juga bahagia," ucap Asahi masih sembari memeluk Ryujin.

"Aaaaaa, hiks, aaaa."

Tangis Ryujin semakin kencang. Ia juga membalas pelukan Asahi. Merasakan adiknya memeluknya, Asahi tersenyum. Ia mengelus rambut Ryujin lembut.

Dirasa sudah lebih tenang, Ryujin berhenti menangis. Ia melepaskan pelukan Asahi sembari menghapus air matanya.

"Ma-maf, kemeja lo basah kena ingus gue."

Asahi memeriksa kemeja yang ia pakai tepat di bagian dada. Kemudian, tersenyum setelahnya. Lalu, kembali menatap Ryujin.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang