08 - Perkara memasak untuk sarapan

612 104 46
                                    

Sekitar pukul setengah enam pagi Yoongi pamit pulang, setelah sholat subuh tiba-tiba kepalanya pusing dan tubuhnya lemas. Namun ia tidak memberitahukan hal itu pada Asahi maupun Ryujin, Yoongi hanya bilang ada sesuatu yang mendesak di kantor.

"Pah, papah beneran gapapa? Wajah papah pucat banget."

"Papah gapapa sayang, mungkin cuma karena cuaca. Ya udah papah pulang ya nak. Baik-baik di sini, semoga kamu bisa menikmati liburannya."

"Iya pah, kalau di sini sinyalnya lagi bagus nanti aku telepon papah."

"Iya sayang."

Yoongi memeluk putrinya itu dengan erat, setelahnya ia memeluk Asahi sembari mengusap punggung putranya pelan.

"Jaga adikmu di sini ya, Asahi! Liburan kali ini pasti lebih menyenangkan."

"Iya pah, papah hati-hati pulangnya."

"Tentu, nak."

Yoongi menyudahi pelukannya, lalu ia berpamitan pada Woozi dan Yoshi. Semua orang mengantar Yoongi sampai ia masuk ke dalam mobil lalu tak lama mobil Alphard warna putih itu melaju pergi.

Kini semua orang sudah masuk ke dalam rumah. Woozi langsung bersiap-siap untuk mandi karena harus pergi bekerja serta kebetulan hari ini ada acara.

"Maaf ya, om bakalan pulang telat lagi. Bahan makanan masih ada, lumayan bisa dimasak untuk hari ini. Kalau ada apa-apa tanya Yoshi dulu."

"Iya om santai aja," balas Ryujin.

"Kamu bisa masak kan, Ryu?"

"Eh? Um, i-iya bisa kok om," balas Ryujin sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Baguslah, kalau begitu om siap-siap dulu ya," Ryujin menganggukkan kepalanya.

Dikarenakan masih pagi, Ryujin berniat untuk bersantai saja dan kembali ke kamarnya. Sedangkan Asahi duduk di kursi ruang makan dengan meminum kopi kemasan, di sana juga ada Yoshi.

"Mau kopi?" Yoshi hanya menggelengkan kepalanya saja.

Asahi menyeruput kopinya, sesekali ia mencicipi camilan yang tersedia dalam toples di atas meja.

"Lo kenapa sih, kak? Gue perhatiin dari tadi lo diem mulu."

Lagi-lagi Yoshi hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah murung. Asahi bingung, namun ia tidak ingin memaksa Yoshi untuk cerita padanya.

Sebenarnya alasan Yoshi murung adalah Yoongi, dia sangat mengkhawatirkan kakaknya. diantara Yoshi dan Woozi, Yoshi lah adik yang lebih dekat dengan Yoongi. Hal itu dikarenakan Yoongi dan Woozi jarang menghabiskan waktu bersama, terlebih saat Woozi sekolah pendidikan polisinya.

"Kak, beneran lo gak mau curhat? Gara-gara cewek?" tanya Asahi lagi.

"Gue gapapa, As. Oh iya, pagi ini gue ada janji sama pak kepala desa buat wawancara. Terus nanti siang, gue mau ajak lo sama Ryujin ke satu tempat."

"Tempatnya jauh gak?"

"Enggak kok. Ya udah gue ke kamar dulu, kalau lo lapar masih ada makanan di kulkas."

Yoshi bangun dari duduknya lalu mulai berjalan pergi, dapat terlihat jelas kalau Yoshi masih terlihat murung.

Akhirnya tidak ada seorang pun yang menemani Asahi. Suasana di sini sangat berbeda dari biasanya, terlebih tidak ada internet maupun sinyal.

"It's okay, everything will be fine. Setidaknya lo bisa tenang di sini, lo pasti bisa," monolog Asahi lalu ia menyeruput habis kopinya.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang