Asahi dan Ryujin segera berlari menuju kerumunan orang. Beberapa dari orang itu telah mengevakuasi laki-laki yang pingsan di toilet. Benar seperti dugaan Asahi dan Ryujin, laki-laki itu adalah Yoongi.
"Maaf permisi," Asahi mencoba membukakan jalan untuk Ryujin di tengah kerumunan.
"Permisi, beliau papah saya," ucap Ryujin sembari mulai memangku kepala Yoongi di atas pahanya.
"Saya sudah menelepon ambulans. Sebentar lagi sampai," tutur salah satu petugas keamanan.
Ryujin memeluk Yoongi erat seraya berkata. "Pah, aku mohon bertahanlah."
Selagi menunggu ambulans, Asahi segera menelepon neneknya. Ia harus mengabari Yoongi pingsan.
"Sebentar, nek."
Asahi berjalan mendekat pada petugas keamanan yang telah memanggil ambulans. "Bapak panggil ambulan dari rumah sakit mana, pak?"
"RS Pantai Indah Kapuk, nak. Rumah sakit dekat sini biar cepat sampai."
"Makasih, pak."
"Iya sama-sama, nak. Sebentar lagi pasti ambulansnya datang," Asahi menganggukkan kepalanya.
Kini Asahi kembali berbicara pada Yoojin melalui panggilan telepon."RS PIK, nek."
"Oke, nenek segera berangkat."
"Hati-hati, nek."
"Iya, Asahi."
PIP – panggilan telepon terputus.
Tak butuh waktu lama, terdengar suara sirine ambulans. Kini mobil ambulans berhenti di dekat kerumunan. Para petugas medis langsung keluar dari mobil sembari membawa tandu untuk mengangkat Yoongi.
"Tolong hati-hati," ucap Ryujin khawatir.
Yoongi sudah dinaikkan ke atas tandu lalu petugas medis langsung membawanya masuk ke dalam mobil ambulans. Ryujin ikut pergi menggunakan mobil ambulans, sedangkan Asahi menyusul bersama supir pribadi Yoongi.
Beberapa saat kemudian, mobil ambulans dan mobil Yoongi sampai di rumah sakti. Yoongi segera dialihkan ke brankar pasien lalu segera dilarikan ke ruang IGD.
Keluarga pasien tidak diperbolehkan masuk, oleh sebab itu Asahi dan Ryujin menunggu di luar ruangan. Ryujin mulai panik. Untuk menenangkan adiknya, Asahi memeluk Ryujin.
"Semua baik-baik aja. Lo tenang, ya," ucap Asahi sembari mengusap punggung Ryujin.
Tak lama dari itu, Yoojin sampai. Sebelumnya ia sempat menanyakan pada bagian administrasi lalu diarahkan ke ruang IGD.
"Nenek."
"Asahi, Ryujin."
Yoojin segera memeluk kedua cucunya. Ia terkejut sekali saat Asahi menelepon tadi. Pasalnya kondisi Yoongi tiga minggu terakhir ini lebih membaik. Itulah mengapa Yoongi diperbolehkan beraktivitas lebih dari saat masa perawatan.
"Papah baik-baik aja kan, nek?"
"Iya, sayang. Kita serahkan semuanya pada dokter."
"Aku takut, nek."
"Berdoa ya, Ryujin."
Setelah memeluk Asahi dan Ryujin, Yoojin segera menelepon pihak rumah sakit yang biasa menangani Yoongi. Respon pihak rumah sakit menganjurkan rujukan pemindahan tempat perawatan.
Asahi bersama Ryujin dan Yoojin menunggu dengan sabar. Sampai akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan. Mereka bertiga segera mendekati dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fiksi Penggemarft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...