53 - Dipermainkan takdir

267 42 21
                                    

Ryujin berdiri dengan dijaga oleh Soojin. Pasalnya, entah sudah kesekian kalinya Ryujin pingsan. Pemakaman Asahi diadakan besok harinya di tempat yang sama dengan Yoongi. Bahkan lahan kuburan mereka pun saling berdampingan.

"Gue tersiksa tanpa lo, Ryu."

"Gue janji bakalan bener-bener berubah."

"My dearest twin forever."

"Adik gue cewek paling cantik sedunia."

"Tugas gue saat ini jadi wali lo dulu."

"Jangan aneh-aneh deh!"

"Lucu sih menurut lo. Tapi telinga gue enggak."

"Kalau gitu gue bakalan lebih sering buat lo bahagia kayak gini."

"Lo harus bahagia terus, Ryu. Gak boleh telat makan, apalagi gak makan sama sekali."

"Makasih karena lo udah lahir ke dunia. Makasih karena lo udah jadi adik gue. Makasih karena lo selalu menerima gue. Makasih karena lo selalu maafin gue walau sehebat apapun pertengkaran diantara kita."

Tidak sedikitpun kenangan tentang Asahi hilang dari ingatan Ryujin. Semua momen kebersamaannya dengan Asahi selalu terbayang-bayang. Hal itu membuat perasaan Ryujin semakin hancur.

"Ryu, lo masih kuat? Atau duduk aja?"

Ryujin menggelengkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan Soojin. Jujur badannya memang terasa lemas, kepalanya pun pusing.

"Asahi, nak. Ya Tuhan, nak."

Tangis Yoojin kembali pecah saat melihat Asahi mulai dikebumikan. Sedari tadi Woozi merangkulnya untuk menopang tubuhnya yang selalu kehilangan keseimbangan.

Sedangkan Yoshi dan Jaehyuk ikut turun ke liang lahat menurunkan jenazah Asahi. hal itu mereka lakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk Asahi.

Selain Soojin yang menjaga Ryujin, Felix pun begitu. Bahkan Felix yang selalu mengurus Ryujin saat istrinya itu pingsan.

Ya, kemarin seharusnya menjadi hari bahagia bagi Ryujin dan Felix. Kemarin Ryujin seperti orang linglung dan mengurung diri di kamar.

"Felix," ucap Ryujin lirih sembari memeluk Felix.

Ryujin menangis dalam pelukan Felix. Dapat Felix rasakan tubuh Ryujin yang bergetar, selain itu suhu tubuhnya tinggi karena demam.

"Serahkan semua pada Tuhan, sayang. Aku yakin Tuhan akan memberikan tempat terbaiknya untuk Asahi. Kuatkan dirimu, lapangkan hatimu, sayang."

Felix memeluk serta mengusap pelan rambut Ryujin untuk menenangkan. Ia dapat merasakan rasa kehilangan yang istrinya rasakan.

"Bunda, ke-kenapa itu ditutup tanah?"

Mendengar pertanyaan itu, Sakura tak kuasa menahan tangisnya lagi. Ia menggenggam erat jemari tangan Ellie. 

Hancur, sangat hancur. Bukan hanya Ryujin dan lainnya yang merasa kehilangan. Tentu Sakura sangat kehilangan Asahi. Bagaimana tidak, hanya Asahi yang mampu membuatnya jatuh cinta dan mempercayai seseorang kembali.

"Kenapa kamu pergi secepat ini, sayang? Bahkan tanpa berpamitan. Aku harus bagaimana tanpamu?" ucap Sakura dalam hatinya.

"Bu-bunda, jangan nangis."

Pekerjaan Sakura selama ini sebagai dokter yang menangani pasien dalam kondisi atau fase kesedihan mendalam maupun depresi karena kehilangan. Lalu, sekarang? Ia benar-benar merasa kehilangan. Apakah ia sanggup menjalani semua ini?

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang