Asahi sudah siap untuk berangkat kerja. Bukan kali pertama baginya bekerja di kantornya saat ini. Ia sempat magang di sana. Dikarenakan kinerjanya bagus, saat ia melamar pekerjaan, Asahi langsung diterima.
Setelah minum satu gelas air putih, Asahi menyimpan gelas tersebut ke tempat cuci piring. Kemudian menggendong tas ranselnya, ia bersiap untuk pergi. Baru sampai ruang keluarga, bel rumah berbunyi.
"Iya sebentar," ucap Asahi sembari berjalan menuju ruang tamu dan hendak membukakan pintu utama.
Pintu terbuka, seketika Asahi langsung menutup kembali pintunya. Ekspresi wajah Asahi terlihat kesal.
"Sa, bukain pintunya. Kita bicara baik-baik, ya," pinta Ryujin sembari mengetuk pintu rumah.
Ya, seseorang yang bertamu sepagi ini adalah Ryujin. Adik Asahi ini datang sendirian, sedari tadi ia menunggu di depan rumah. Kurang lebih sekitar lima belas menit Ryujin hanya berdiri di depan pintu. Awalanya ia ragu untuk sekedar menekan bel rumah. Ia takut Asahi masih marah padanya.
"Asahi, gue punya alasan sendiri. Buka dulu pin..."
Perkataan Ryujin terhenti saat pintu rumah terbuka. Ryujin tersenyum pada Asahi. Namun, Asahi tak menghiraukannya. Setelah keluar dari rumah, Asahi segera menutup pintu.
"Sa, tunggu dulu, sa!"
Ryujin berjalan mengejar Asahi yang kini sedang berjalan menuju garasi. Namun, lagi dan lagi Asahi tak menghiraukan Ryujin. Ia berjalan begitu saja seperti tak melihat keberadaan Ryujin. Kini ia sudah masuk ke dalam mobilnya.
"Gue mohon dengerin gue dulu, Sa," ujar Ryujin sembari menengok Asahi dari luar mobil.
Asahi mulai menyalakan mobil, memakai sabuk pengaman lalu tak lama mobil HRV hitam sudah melaju pergi. Melihat hal tersebut, Ryujin hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Ia mengerti jika Asahi marah padanya dan tak ingin mendengarkan penjelasannya. Namun, Ryujin tidak patah semangat.
Pada esok harinya. Ryujin kembali mengunjungi Asahi. Sedari pagi ia sudah berdiri di depan pintu menunggu Asahi. Sama seperti hari kemarin, Asahi tak menghiraukan Ryujin dan pergi begitu saja.
TING TONG – Hari ketiga Ryujin kembali mengunjungi Asahi. Ketiga kalinya pula Asahi tak menghiraukan Ryujin.
"Gue tau gue salah. Gue tau lo marah sama gue. Gue tau perbuatan gue gak bisa lo terima gitu aja. Tapi setidaknya lo dengerin alasannya dulu, Sa."
Hari keempat pun sama. Bahkan saking Asahi tidak ingin melihat Ryujin, ia keluar rumah lewat garasi. Tiba-tiba saja mobilnya sudah melaju pergi.
"Sa, Asahi!" seru Ryujin sembari sedikit berlari untuk mengejar mobil Asahi. Namun, tentu ia kalah cepat.
Bila sebelumnya Ryujin berkunjung pada pagi hari. Hari kelima ini, Ryujin datang pada malam hari saat Asahi pulang kerja. Ia tahu jadwal pulang Asahi dari Jaehyuk. Saat ia sampai di Indonesia, Ryujin sudah bertemu dengan Soojin dan Jaehyuk.
"Kurang kerjaan," monolog Asahi saat melihat Ryujin yang sedang berdiri di teras rumah.
Asahi memasukkan mobil ke dalam garasi. Lalu ia keluar dari mobil dan hendak berjalan ke teras rumah. Namun, tiba-tiba ia menghentikan langkah kakinya dan mengubah tujuannya. Akhirnya Asahi masuk rumah lewat pintu belakang.
"Mobil udah masuk garasi. Terus orangnya mana?"
Ryujin sudah mengecek area garasi dan tidak ada siapa-siap di sana. Ryujin menghembuskan nafas kecewa. Namun, ia tidak tinggal diam. Ryujin berjalan masuk ke garasi lalu berjalan menuju pintu belakang. Sayang, pintu belakang dikunci. Saat Ryujin memanggil pun, tidak ada respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanfictionft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...