43 - Tidak ingin sendirian

296 50 30
                                    

Yoojin panik, bukan hanya dirinya saja namun yang lainnya juga. Terutama bibi asisten rumah dan supir pribadi. Mereka merasa bersalah dan menyesal karena seharusnya mereka tetap di rumah.

"Maafkan saya, bu. Ini salah saya. Seharusnya saya juga mengecek kamar tuan Asahi sama nona Ryujin. Semalam nona Ryujin ingin menyendiri, jadi saya tidak berani menggangu. Sekali lagi, maafkan saya, bu."

"Iya, maafkan saya juga, bu. Seharusnya saya mengawasi dan menjaga tuan Asahi dan nona Ryujin."

Yoojin tidak merespon bibi asisten rumah dan pak supir. Ia sibuk menelepon siapapun yang berhubungan dengan Ryujin. Di rumah juga ada Jaehyuk, Yoshi yang memintanya untuk datang. Jaehyuk pun tidak mengetahui keberadaan Asahi maupun Ryujin.

"Jin, lo bareng Ryujin gak? Dia gak ada di rumah."

"Hah, gimana? Gak di rumah gimana maksudnya, Jae?"

"Gue juga gak ngerti ini, mereka pergi gitu aja. Siapa tau Ryujin bilang dia mau pergi kemana, gitu?"

"Enggak, Jae. Chat gue semalem aja gak dia read sama sekali."

"Mereka gak mungkin ngelakuin hal aneh, kan?"

"Hal aneh gimana sih? Lo posisi dimana?"

"Rumah Asahi."

"Oke, gue otw."

PIP – panggilan telepon terputus.

Soojin terkejut mendengar kabar tersebut. Ia pun mulai khawatir. Soojin selalu menjadi tempat tujuan bagi Ryujin, terutama dalam situasi seperti ini.

Dengan cepat ia mengambil dompet dan kunci mobilnya lalu segera keluar dari kamarnya. Ia menduga pasti ada yang tidak beres, makanya ia harus segera pergi.

Jaehyuk memasukkan ponselnya ke dalam saku celana jinsnya lalu duduk di sofa. Semua orang yang berada di rumah terlihat begitu cemas.

Sampai dua puluh menit kemudian, Soojin sampai di rumah Yoongi. Ia segera masuk ke dalam rumah dan menghampiri yang lainnya.

"Ryujin belum pulang, tante?"

"Belum, nak Soojin. Aduh ini perasaan tante gak enak banget, nak."

"Tante tenang dulu, ya," Soojin berkata sembari duduk di samping Yoojin. Ia juga mengusap punggung nenek sahabatnya itu.

"Apa kita lapor polisi aja?"

"Kata kak Woozi kalau belum satu kali dua puluh empat jam gak akan diproses. Ryujin udah masuk usia dewasa, jadi bakalan banyak alasan kenapa dia gak pulang ke rumah. Apalagi gak ada kejadian yang seolah-olah dia diculik atau apa. Tadi gue udah telpon kak Woozi, Jin."

"Hm, iya bener juga sih. Tapi apa kita cuma diem aja? Om Yoongi pasang cctv, ga?"

"Pasang, komplek sini rata-rata pasti pasang cctv," jawab Jaehyuk. Wajar ia tahu karena ia tinggal di komplek yang sama.

" Udah kalian cek?"

"Udah."

"Terus gimana hasilnya, kak Yoshi?"

"Asumsi gue sih kayaknya cctv dimatiin sebelum mereka pergi. File yang sebelumnya juga gak ada, kayak sengaja dihapus."

Soojin menghembuskan nafas berat, ia memegang kepalanya dan berkata dalam hatinya. "Ada apa sih, Ryu? lo pergi kemana?"

Disaat semua orang tengah memikirkan kemungkinan apapun yang terjadi. Terdengar suara pintu utama terbuka dan kini terlihat Asahi yang tengah berjalan melewati yang lainnya begitu saja.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang