38 - Sebuah janji

282 57 21
                                    

Satu bulan kemudian

Jadwal kuliah Asahi dan Ryujin sekitar pukul 09.00 pagi. Setelah sarapan bersama, hari ini Yoongi kembali menemani Asahi dan Ryujin ke kampus dengan diantar supir. Yoongi dan Ryujin duduk di kursi tengah, sedangkan Asahi duduk di kursi belakang.

"Jadwal kuliah kalian cuma pagi aja, nak?"

"Iya, pah. Tapi setelah dzuhur aku ikut kumpul bareng kelompok kkn," balas Ryujin.

"Asahi?"

"Jadwalku pagi aja, pah. Nanti aku nungguin Ryujin sampai kegiatan dia selesai."

"Eh gak usah, Sa. Takutnya lama loh."

"Gapapa. Sekalian mau ngerjain tugas di perpus."

"Oh, oke deh."

"Anak-anak papah udah besar, ya. Papah gak sabar liat kalian diwisuda, nak."

"Pokoknya kita harus foto bareng. Um, lebih bagus foto studio atau outdoor, ya? Aku liat di IG tuh kalau foto outdoor bagus banget, eh tapi kalau hujan itu loh. Apa studio aja, ya?"

"Yaelah ribet amat, bu. Skripsi aja belom, udah mimpi wisuda."

"Suka-suka gue dong. Persiapan itu penting tau."

"Ya," balas Asahi singkat sembari memainkan ponselnya.

"Eh by the way, kak Yoshi balik ke sana lagi, Sa?"

"Iya, ambil data terakhir. Untung dosbingnya ngerti dan ngasih kelonggaran."

"Pihak kampus pasti mengerti, nak. Kata Yoshi dia di sana juga gak akan lama. Katanya nanti sore udah pulang. Maafin papah, ya. Gara-gara papah ajak kalian liburan di sana, kalian harus mengalami kejadian seperti itu."

"Pah, bukan salah papah. Aku mau move on, pah. Aku mau lupain kejadian itu."

"Kalau Haechan mau dilupain juga, gak?" goda Asahi.

"Siapa Haechan?"

Ryujin membalikkan badannya lalu menatap Asahi dingin, namun yang ditatap cuek saja. Asahi lebih memilih memainkan ponselnya.

"Temen. Iya, temen di sana, pah," balas Ryujin sembari duduk menghadap ke depan kembali.

"Anak gadis papah mulai jatuh cinta, nih. Cerita dong sama papah, Ryu."

"Bukan, pah. Kak Haechan temen aja, temen kak Yoshi juga."

Yoongi tersenyum lalu mengusap rambut Ryujin pelan. Sedangkan Ryujin tak merespon apapun. Ya, apa yang dikatakan olehnya memang benar. Untuk saat ini ia masih belum bisa membuka hatinya untuk Haechan.

"Oh iya, pah. Nanti sore jadi, kan?"

"Nanti sore?"

"Ah papah pasti lupa nih. Nanti sore kita mau jalan-jalan liat sunset."

"Ya ampun, aduh papah lupa. Ya udah nanti biar sekretaris papah yang urus meeting bareng sama klien perusahaan."

"Papah lagi sibuk, loh. Tuh, sampe cancel jadwal."

"Apaan sih, Asahi. Ya udah besok lagi aja, pah."

"Gak, sayang. Hari ini aja, gapapa. Nanti sore papah jemput kamu lagi, ya."

"Jangan nurutin kemauan Ryujin, pah. Manja banget emang manusia satu ini."

"Asahi!" Ingin rasanya Ryujin memukul Asahi saat ini juga.

Lima belas menit kemudian, mobil Yoongi sudah terparkir di parkiran kampus. Yoongi turun dari mobil, begitupula Asahi dan Ryujin.

"Kabarin ya sayang kalau udah selesai acaranya nanti."

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang