Pukul 09.00 pagi, Asahi bersama Ryujin dan Yoshi sedang berkumpul bersama di ruang makan. Pagi ini mereka sarapan empat sehat lima sempurna dan keenamnya pasti bikin kenyang.
"Wah tumben lengkap. Lo yang masak semua ini, kak?" tanya Ryujin sembari duduk di kursinya.
"Hari ini gue lagi banyak kerjaan. Gue mau pergi ke balai desa terus ada urusan lain juga. Gue gak tega ninggalin dua kucing pemalas dan gak bisa apa-apa ini tanpa ada makanan."
"Apa? Kucing pemalas dan gak bisa apa-apa?"
"Iya," balas Yoshi cepat lalu mulai menyantap sarapannya.
"Ck, jangan mentang-mentang lo bisa segalanya deh, kak. Gini-gini gue tetep incaran cogan loh."
"Gue yakin para cogan itu tertipu tampang lo doang, Ryu."
"Wah anda ngajak perang, tuan?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk meladeni anda."
"Ih kak Yoshi! Sejak kapan sih lo jadi ngeselin gini!" gerutu Ryujin sambil memanyunkan bibirnya.
"Oh jadi keponakan gue ini harusnya disebut cantik, rajin, pintar, mandiri, pintar masak, pintar nabung, baik hati dan tidak sombong, iya gitu?"
"Jelas dong kalau itu."
"Tapi bohong," Yoshi tertawa setelah berkata begitu.
"Kalau gue bisa masak, gak akan deh gue makan masakan lo."
"Nah terbukti kan kalau lo kalah sebelum berperang. Lo masih butuh gue, jadi baik-baik lah sama gue hahaha."
"Ter-se-rah!"
Asahi yang mendengar pertengkaran kecil antara Ryujin dan Yoshi hanya bisa diam saja. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, memang benar apa yang dikatakan Ryujin. Asahi pun sedikit heran mengapa Yoshi bisa sejahil itu akhir-akhir ini.
TOK TOK TOK – terdengar suara ketukan pintu, Ryujin langsung bangun dari duduknya.
"Mungkin itu om Woozi," seru Ryujin sembari berlari kecil.
Ryujin sangat menanti kedatangan Woozi. Ia sangat mengkhawatirkan omnya dan Yoongi.
"Om Woozi kena-"
Perkataan Ryujin terhenti setelah melihat seseorang yang berdiri di hadapannya saat ini bukanlah Woozi. Wajah cerianya hilang seketika, bola matanya berputar malas.
"Selamat pagi, kak. Um-"
"Gak ada," balas Ryujin cepat.
"Ha?"
"Asahi gak ada di rumah, jadi lebih baik lo pulang!"
"Tapi sandal dan sepatu kak Asahi ada tuh," ucapnya sembari menunjuk pada rak sepatu.
"What the, gak bisa dibiarin nih. Dia sampe tau sendal sama sepatu Asahi?" gerutu Ryujin dalam hatinya.
"Nah itu kak Asahi."
Ryujin langsung membalikkan badannya dan benar saja sudah ada Asahi di sana. Melihat ada Kazuha, Asahi mempersilahkannya masuk. Ryujin hanya pasrah walau sebenarnya tidak rela.
"Kenapa lo biarin tamu berdiri di luar?"
"Apa? Lo nyalahin gue, Sa?"
"Gitu kenyataannya," balas Asahi lalu duduk di sofa.
Ryujin memangku kedua tangannya di depan dada, ekspresi wajahnya mulai kesal. Lengkap sudah, ia kalah dari Yoshi lalu menurutnya Asahi juga menyebalkan pagi ini.
"Maaf ya, Kazuha. Oh iya ada apa dateng sepagi ini?"
"Maaf ya, Kazuha," ejek Ryujin dengan suara yang dibuat-buat sembari mulai berjalan pergi. Namun tak lama Ryujin menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanfictionft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...