37 - Bahagia itu sederhana

319 56 13
                                    

Setelah berkali-kali berusaha membujuk Asahi, akhirnya Haechan dan Kazuha diperbolehkan menjelaskan maksud tujuan mereka. Asahi sudah diberikan penjelasan, Haechan dan Kazuha ingin mengatakannya juga pada Ryujin. Namun Ryujin hanya ingin bicara dengan Kazuha.

Kini Ryujin dan Kazuha berada di area kolam renang. Mereka berdiri bersama di pinggiran kolam. Beberapa saat tidak ada pembicaraan apapun, sampai akhirnya Kazuha menyerahkan sesuatu pada Ryujin.

Ryujin menerima sesuatu tersebut yang ternyata adalah sebuah kartu undangan. Tertera nama Kazuha di sana sebagai calon mempelai wanita. Sontak Ryujin terkejut lalu memandangi Kazuha.

"Atas nama pribadi, ayah dan desa, aku mau minta maaf, kak Ryujin. Kejadian penyerangan itu memang salahku."

"Maksud lo?"

"Aku menolak menikah dengan anak juragan itu. Aku bersikeras menolak dan gak nyangka juragan itu malah membuat keributan di desa. Sebenarnya perbuatan juragan itu udah jadi tradisi."

"Apa? Tradisi?"

Kazuha menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan. "Kakak ingat kasus yang ditangani pak polisi Woozi di desa paling pelosok itu?"

"Iya."

"Nah kurang lebih akar permasalahannya sama. Anak dari pak kepala desa itu gak mau menikah sama orang penting dari desa lain. Sampai akhirnya mereka menyerang desa. Kalau menolak berarti daerah kekuasaan desa harus menjadi milik mereka."

"Wait, kok bisa? Kenapa harus ada yang memiliki kekuasaan kayak gitu?"

"Hampir semua wilayah tempat tinggalku memang seperti itu, kak. Hal itu udah menjadi tradisi yang siap gak siap harus dijalani. Tapi aku gak nyangka akan seburuk itu akibatnya kalau menolak. Di sana masih desa, masih kampung, berbeda sama di kota."

"Kok ada tradisi kayak gitu?"

"Aku, ayah dan ibu juga gak mau ngikutin tradisi ini. Tapi karena udah terjadi seperti ini, ayah harus bertanggung jawab."

"Jadi lo bakalan nikah sama anak juragan itu?"

"Bukan, kak. Tradisi itu bisa berakhir asalkan aku segera menikah dengan seseorang yang derajat keluarganya lebih tinggi dari juragan."

"Emang juragan dan para pelaku gak dihukum? Om Woozi bilang tersangka udah dipenjara."

Kazuha kembali menganggukkan kepalanya. "Iya juragan sama pelaku lain udah dipenjara, kak. Tapi dimata tradisi beda. Mau gak mau aku harus menikah, kak."

Suara Kazuha terdengar lebih pelan dan sedikit bergetar. Jujur Ryujin terkejut mendengar penjelasan tersebut.

GREP – Ryujin memeluk Kazuha.

Kazuha terkejut karena Ryujin memeluknya sembari mengusap punggungnya pelan. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini tumpah juga, Kazuha menangis dalam pelukan Ryujin.

"Maafin gue, Kazuha. Maaf kalau selama ini gue bertingkah egois. Gue tau lo suka sama Asahi. Jujur gue gak benci lo, gue cuma belum siap Asahi punya pacar."

Tidak ada tanggapan, Kazuha masih menangis. Ryujin pun masih memeluk sembari menenangkan Kazuha. Sampai Kazuha terlihat lebih membaik, Ryujin melepaskan pelukannya.

"Aku juga minta maaf, kak. Aku sama kak Haechan ninggalin kakak dan lainnya gitu aja."

"Udah, ya. Semua udah berlalu."

"Iya, kak. Kakak jangan marah sama kak Haechan lagi, ya."

Ryujin mengangguk lalu tersenyum tipis. "Tentu, semua ini bukan salah kalian kok."

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang