Saat makan malam berlangsung, Asahi terlihat kurang enak badan. Sebabnya sudah jelas, dikarenakan hujan-hujanan.
"Kenapa kamu sampai batuk-batuk begitu, udah minum obat?" tanya Yoongi pada Asahi disela-sela makannya.
"Udah pah," balas Asahi bohong.
"Katanya kamu hujan-hujanan?"
"Aku dikejar deadline ngumpulin tugas setelah ujian terus harus ke tempat fotocopy dulu, kebetulan tempatnya di luar kampus."
Mendengar jawaban tersebut, sontak Ryujin langsung menatap Asahi yang duduk tepat di hadapannya.
"Lain kali pinjam payung pak satpam atau nunggu aja, jangan hujan-hujanan lagi ya nak."
"Iya pah."
Yoongi kembali melanjutkan aktivitas makannya, begitupula Asahi. Namun kini Asahi menghentikan makannya karena Ryujin masih menatapnya.
"Uhuk, uhuk."
Asahi segera minum saat ia kembali terbatuk-batuk, kepalanya juga mulai terasa pening.
Beberapa menit kemudian, makan malam selesai. Yoongi langsung berjalan menuju ruang kerjanya. Asahi langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya. Sedangkan Ryujin berdiri sebentar di depan jendela besar yang menghadap kolam renang.
Semakin malam, hujan turun semakin deras. Alhasil Ryujin mengurungkan niatnya untuk berdiam di pinggiran kolam renang. Tiba-tiba Ryujin teringat soal Asahi yang menolongnya.
"Kenapa harus bohong?" batin Ryujin.
Sepuluh menit berlalu, kini Ryujin berjalan hendak menuju kamarnya di lantai dua. Namun saat melewati tempat penyimpanan obat-obatan, ia menghentikan langkahnya. Ryujin menatap kotak obat-obatan itu, sampai akhirnya ia berjalan kembali.
*
*
*
Setelah semalaman hujan, matahari mulai menampakkan sinarnya kala pagi hari datang. Sekitar pukul 09.15 pagi, Yoongi sampai di salah satu rumah sakit ternama. Kini ia memasuki ruangan dokter.
"Selamat pagi pak Yoongi, bagaimana kabarnya?"
"Baik dok."
"Um saya tidak ingin mengubah suasana hati bapak, namun bapak harus tetap menjalaninya."
"Iya dok tidak apa-apa, saya bersedia. Tapi bolehkah ditunda sebentar?"
"Semua tergantung kondisi bapak, juga hasil tes hari ini."
"Saya harus menunggu sampai anak-anak saya pergi berlibur dok, mungkin satu minggu atau sepuluh hari lebih cepatnya."
"Baiklah, pak Yoongi. Untuk sementara, saya akan meresepkan obat nyeri apabila sewaktu-waktu bapak membutuhkannya."
"Baik dok, terimakasih."
"Kalau begitu mari ikut saya ke ruang laboratorium."
"Baik dok."
Setelah berkata begitu, Yoongi menaruh tas kerja dan mantel wol panjang yang ia pakai di sofa, kemudian keluar dari ruangan mengikuti dokter tersebut.
*
*
*
Jam dinding menunjukkan pukul 11.00 siang dan Asahi baru bangun tidur. Suatu pencapaian luar biasa baginya karena berhasil tidur selama itu.
Asahi duduk di pinggiran kasurnya, ia hendak meminum air putih dalam gelas yang tersimpan di meja kecil samping ranjangnya.
Bukannya mengambil gelas tersebut, Asahi malah mengambil obat-obatan yang tersimpan di samping gelas. Asahi menatap obat tersebut cukup lama, sampai akhirnya teringat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanficft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...