28 - Mengapa Ryujin dan Soojin ketakutan?

431 86 22
                                    

Rencananya hari ini Asahi, Ryujin, Jaehyuk dan Soojin akan berangkat ke Jakarta. Namun dikarenakan terjadi longsor di jalan penghubung dari desa menuju kota akibat hujan deras semalam, mereka menundanya. 

Alhasil Yoshi mengajak Asahi, Ryujin, Jaehyuk dan Soojin untuk mengunjungi satu tempat wisata. Tempat wisata tersebut bernama telaga saat.

"Akhirnya sampe juga."

"Siapa, kak?"

"Haechan sama Kazuha."

"Kita pergi bareng mereka?" Yoshi menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Ryujin.

Semua orang sudah berada di depan teras rumah. Mobil yang kini terparkir di halaman rumah adalah mobil yang dikendarai Haechan.

"Males banget gue liat mukanya," ucap Jaehyuk ketus berbisik pada Asahi. Maksud Jaehyuk di sini adalah Haechan.

"Sepet," balas Asahi dan Jaehyuk menganggukkan kepalanya.

"Terus kita pergi bareng dia, gitu? Ogah!"

"Emang lo pikir gue mau, Jae?"

"Ah kak Yoshi gak asik nih. Kenapa ajak mereka? Harusnya pergi berlima aja."

Asahi tak merespon ucapan Jaehyuk. Saat Haechan dan Kazuha turun dari mobil, Yoshi segera menghampiri mereka.

"Ryujin," ucap Soojin sembari menyenggol siku Ryujin.

"Hmm."

"Kak Haechan tuh."

"Hmm."

"Fix sih dia suka sama lo, Ryu. Eh, siapa yang bareng kak Haechan?"

"Kazuha."

"Oh si cewek yang lo kata kegatelan sama Asahi? Lo gak suka kalau kakak lo direb-"

Belum juga menyelesaikan perkataannya, Ryujin keburu menutup mulut Soojin menggunakan kedua tangannya. Aksi tersebut sontak mengundang tanda tanya bagi Asahi dan Jaehyuk.

"Lo lanjut ngomong, lo mati!" bisik Ryujin mengancam.

"Gila lo!" ucap Soojin walau tak terdengar jelas karena Ryujin yang masih membekap mulutnya.

"Janji, gak?"

Soojin buru-buru menganggukkan kepalanya dan akhirnya Ryujin melepaskannya. Soojin memasang wajah kesal pada Ryujin namun sahabatnya itu cuek saja.

"Untung gue sayang sama lo, Ryu. Punya sahabat kayak lo rasanya luar biasa banget," batin Soojin.

Yoshi melambaikan tangan memberikan isyarat pada Asahi dan lainnya untuk menghampirinya. Walau terlihat tak bersemangat, Asahi dan lainnya menuruti juga. Asahi berjalan paling depan, disusul Ryujin lalu Soojin dan Jaehyuk.

"Saingan lo berat, Jae."

"Gue gak ngerasa punya saingan."

"Insecure, gak?"

"Insecure? Bukan kapasitas gue, Soojin."

"Kalau diliat-liat effort kak Haechan gak main-main sih. Beneran gak takut kalau akhirnya Ryujin suka kak Haechan?"

"Paling dia cuma penasaran sama Ryujin. Lo gak bisa bandingin dia sama gue yang udah nunggu cinta Ryujin bertahun-tahun."

"Hmm iya sih, beda level. Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian!"

"Aw! Sakit woi!" rintih Soojin saat lengannya dipukul oleh Jaehyuk.

Dalam batin Soojin berkata betapa sialnya dia hari ini, padahal masih pagi. Ia parno sendiri, katanya bila terkena sial dari pagi akan sial seharian juga.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang