31 - Crash

358 68 20
                                    

Beberapa jam sebelumnya

Sekitar pukul 04.15 subuh, Asahi bersama Ryujin, Yoshi, Jaehyuk dan Soojin bersiap-siap untuk pergi. Sebelum mereka pergi, terlebih dahulu Yoshi dengan dibantu Jaehyuk memasukkan barang bawaan seperti koper, tas dan lainnya ke dalam mobil. Setelah selesai, mereka masuk kembali ke dalam rumah.

"Lo masih kuat kan, Jin?"

"Iya, Ryu. Panasnya mulai turun, obat tradisional buatan om Woozi bagus."

"Tapi luka kaki lo harus segera diobati."

"Iya, Asahi. Kaki gue mulai kerasa pegel banget," balas Soojin sembari mengusap kakinya pelan.

"Mohon perhatian, guys."

Perkataan Yoshi menginterupsi semua orang. Kini mereka berdiri melingkar saling berdekatan. Sebelum melanjutkan ucapannya, Yoshi memandangi Asahi dan lainnya bergantian.

"Setelah keluar dari rumah ini, kita bakalan melakukan perjalan jauh. Gue berharap perjalan ini lancar tanpa kendala. Ingat pesen kak Woozi, kalau sampai jam lima kak Woozi belum dateng juga, siap gak siap kita harus pergi. Kalian mengerti?"

Asahi dan lainnya kompak menganggukkan kepala mereka. Perasaan cemas itu kini kembali mereka rasakan. 

"Sebelum berangkat kita berdoa dulu," ucap Yoshi.

"Amin," ucap yang lainya setelah selesai berdoa.

"Kita serahin semua ini sama Tuhan. Yang terpenting kita harus yakin kalau kita pasti bisa. Kita pasti bisa antar Soojin ke rumah sakit dan setelah itu pulang ke Jakarta dengan selamat."

"Iya, kak," balas Asahi dan lainnya kompak.

"Oke, ayo!"

Yoshi berjalan terlebih dahulu memimpin barisan, Asahi dan lainnya mengikuti dari belakang. Mereka berjalan menuju mobil perlahan-lahan sembari mengawasi sekitar.

Di dalam mobil kini yang mengemudi adalah Jaehyuk. Yoshi duduk di kursi paling depan, di samping Jaehyuk. Sedangkan di kursi tengah ada Asahi yang duduk tepat di belakang Jaehyuk, Soojin di tengah dan Ryujin di belakang Yoshi.

Perlahan tapi pasti, mobil Jaehyuk mulai melaju pergi. Jaehyuk mengendarai mobil dengan kecepatan normal. Sepanjang perjalanan, keadaan desa sangat sepi. Biasanya selepas subuh, ada beberapa warga yang mulai beraktivitas. Namun kini berbeda, bahkan lampu rumah warga pun padam.

"Apa warga di sini baik-baik aja?" tanya Ryujin khawatir.

"Semoga aja," balas Yoshi sembari memperhatikan sekitar.

"Jae, lo harus tetep fokus nyetir."

"Iya, As."

"Apapun yang terjadi, jangan sampe lo hilang kendali."

"Siap, kak Yoshi," balas Jaehyuk cepat.

Sejujurnya Jaehyuk cemas, gugup dan khawatir. Tugasnya cukup berat, keselamatan teman-temannya ada padanya.

Tak ada yang berbicara setelahnya. Mereka larut dengan pikiran masing-masing. Tak lupa mereka juga selalu memanjatkan doa dalam hati agar diberikan keselamatan. Sampai tiba-tiba...

CKIT!

"Jaehyuk!" pekik Ryujin terkejut sembari berpegangan pada kursi di depannya.

Bukan hanya Ryujin saja, tubuh Asahi dan Soojin juga sempat terpental ke depan. Untung saja Asahi sigap memegangi tubuh Soojin, sehingga Soojin tidak sampai jatuh. Yoshi pun sama, kepalanya hampir terbentur dashboard mobil.

Mobil berhenti mendadak, sampai-sampai menimbulkan bunyi decitan ban karena direm cukup kencang oleh Jaehyuk.

"Ada apa, Jae?"

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang