Vote!
.
.
"Kenapa lu?" tanya Ayu yang baru aja nyampe depan gerbang rumahnya sendiri bahkan belum turun dari jok belakang motor Riyu.
Gue nggak jawab, masih tetep pasang senyum D yang nggak tahu kenapa emang nggak bisa berhenti dari siang tadi.
"Kayaknya temen lu tekanan batin," kata Riyu tepat saat Ayu turun.
"Lu sakit?" tanya Ayu.
Gue ngegeleng masih tetep senyum, ini kedua ujung bibir rasanya ketarik terus ke atas karena bahagia hati berbunga-bunga.
"Agak lain," Riyu malah nyorot gue horor.
"Hu'uh," Ayu nganggukin ucapan Riyu.
"Ya udah gue balik, obatin temen lu, kasihan,"
Agak kurangajar Riyu, tapi rasa bahagia gue mupus keinginan buat jual dia ke tukang batu.
Seperginya motor gede Riyu, Ayu ngedongak lagi nantap gue. "Kenapa lu?"
Gue ngegeleng dan tetap senyum.
"Kok, lu horor?" Kening Ayu ngrenyit.
"Kita ke dalem aja," Lanjut gue sambil raih pergelangan tangan kecilnya buat cepetan buka gerbang.
Rumah Ayu tepat di sebelah kiri rumah gue, nyokap bokapnya pekerja kantor semua, jadi jam segini belum pada balik dan otomasis Ayu harus buka gerbang rumah pake kunci yang dia bawa.
"Buruan!" kata gue lagi.
"O-oke," Ayu kayanya takut, tapi dia tetep buka gembok gerbang dan ngajak gue masuk.
Oh! Ayu biasa ada kegiatan OSIS dulu makanya dia pulang lebih siang dari gue dan bareng Riyu tadi.
"Lu kenapa? Lu kaya sikopat anjir, nyengir mulu," tanya Ayu sarkas setelah kami masuk dan dia tutup lagi pintu rumah.
Gue ngekekeh, satu gerakan gue tarik dia masuk ke dalam pelukan meski gue harus ngerunduk dalam. "Gue jatuh cinta, Yu ...!" Terus goyangin pelukan ke kanan dan ke kiri bahagia dengan hangat. "Jatuh cinta sama Yuno Haris Samudra,"
Ayu ketawa renyah. "Seriusan?" Dia ngurai peluk dengan megang kedua lengan gue.
Gue ngangguk dua kali masih pasang senyum lebar.
"Akhirnya gue punya temen homo juga ...," Ayu yang masih pegang kedua lengan gue ngerengek sambil dongakin kepala ke belakang.
Gue ketawa.
"Anak babi, gue kepingin nangis ...," Dia lap air matanya, nggak tahu, bisa-bisanya dia sebahagia ini tahu gue jatuh cinta ke sesama cowok juga.
Dia ngedongak natap gue pake binar mata berembun, kedua sudut bibir jatuh ke bawah dan bibir bawahnya getar. "Temen cupu gue yang nggak punya hati jatuh cinta," ucapnya bangga.
Gue makin ngekekeh, lucu rasanya. "Dan udah ciuman juga," adu gue.
"Huaa! Anak babi ... gue terbang ke Nirwana!"
Gue peluk lagi Ayu yang malah nangis kejer meski gue tetap ketawa. Gue puk-puk puncak kepalanya biar dia rada tengang karena jiwa fujo-nya pasti full terisi dengan sekapal kelopak bunga.
Dia narik ingus dan lepasin diri dari pelukan. "Jadi kedengeran kayak gimana lenguhannya Yuno?" Sendunya tanya.
"Setan," Gue dorong kepala Ayu main-main ke belakang.
"Katanya tadi ciuman," rengek dia kecewa.
"Ya nggak nyampe ngelenguh juga kali,"
"Ah! Nggak like!" Ayu buang muka dan sidekap tangan.
Gue ketawa dan usak puncak kepalanya.
"Tapi Yuno harus selalu panggil gue mommy, loh!" Dia nunjuk hidung gue galak.
"Iyaa ...," jawab gue. "Lagian kayanya dia emang suka panggil lu mommy,"
"Yes!" Dia kepalin tangan bahagia.
Gue ketawa lagi.
"Besok-besok kalau kalian main adegan 1821 vidioin yah!" Dia mainin alisnya naik turun.
Gue langsung pasang muka datar. "Kita bahkan belum 17 tahun, Yu,"
Ayu ketawa nggak ada dosa. "Gue lupa,"
"Jangan kebanyakan baca wattpad makanya!" Sekali lagi gue dorong kepala Ayu ke belakang main-main. "Dah sana! Ganti baju, gue panasin makanan buat lu makan siang!"
"Hehe ..., siap! Makasih, Ayang!" Dan dia pergi ke kamarnya.
Gue pergi ke dapur, ambil sekotak ayam bawang frozenfood di lemari pendingin dan gue panasin di microwave. Keluarga Ayu emang gini, mereka kadang masak satu minggu sekali dan dimasukin ke kotak buat dibekuin, mengingat nyokap Ayu wanita karier dan Ayu punya maag di tambah dia nggak bisa masak, jangankan masak, nyalain kompor aja nggak bisa katanya.
Sambil nunggu panas gue ambilin nasi, kalau nasi pasti tiap pagi mungkin nyokap Ayu bikin, jadi pasti ada.
Ambil air putih dan gue tata ke meja.
"Anjay Mas Yudha ...,"
Suara Ayu datang di ambang pintu dapur, gue noleh dan dia udah ganti pakaian rumah.
"Tinggal diambil itu ayamnya," kata gue setelah narik kursi meja makan dan duduk.
Ayu ambil itu ayam di microwave terus juga duduk di sebelah gue. "Ck! Kebayang ... Mas Yudha kalau nikah ama Yun-Yun, pasti si Yun-Yun diperlakukan kaya ratu ... aaa ... nanti ada adegan pagi-pagi Yudha masak, Yun-Yun pake baju tidur pink gambar taburan keong manja meluk Yudha dari belakang,"
Mulai ngarang dia.
"Terus pake muka bantal dan mata ngantuknya kaya kemaren tanya bisik-bisik, Mas Yudha masak apa?"
Makin ngelantur.
"Yuno nanya pake suara serak imutnya, Yudha noleh terus dikecup bibir Yuno gemes, Masak koncol Sukuna pedes manis, Baby,"
"Woy! Lah!" Gue sadarin Ayu dari acara ngarang bebasnya kaya Author wattpad.
Ayu ketawa. "Kebanyang aja anjir,"
"Bayangan lu liar,"
"Belum, ih! Liar itu kalau gue bayangin lu naro Yuno di meja makan dan lu makan dia dari depan," Ayu gerak-gerakin sendok di tangan, ngomong penuh penekanan.
Gue kedip satu kali coba nyerna maksud makan yang Ayu bayangin ini.
"Aish! Indahnya dunia gue ...," Dia ngerling pasang emot bulan gosong.
"Anak babi!" Gue dorong kepalanya ke samping main-main setelah paham maksudnya.
Lagi-lagi Ayu ketawa.
"Makan lu! Nggak makan bikin otak lu makin liar,"
Ayu malah makin ketawa. "Iya, iya," Teurs dia kalitin kesepuluh jari buat doa sebentar, abis itu nyuap. "Lu nggak makan?" tanyanya sambil ngunyah.
"Udah tadi,"
"Oh! Di sekolah ada anak baru, namanya Gusti Totonegoro," Ayu kasih tahu.
"Oo," jawab gue. Bener kata Yuno berarti, Ayu tadi di sekolah jalan sama anak baru.
"Tinggi, ganteng, keren, temen Abimanyu katanya waktu SMP," Ayu nyuap lagi setelah nelen. "Cool banget pokoknya, macam anak wattpad, njiir ...,"
"Terus?"
"Gue kagum sama dia di awal pandangan pertama," Lanjutnya. "Dia kaya kulkas tujuh pintu anjir, gue suka!"
Gue ketawa. "Syukur, lah!" Rasanya bersyukur aja ini cewek sedikit sadar diri dengan suka cowok betulan, fujo berhenti pengin jadi seme gagah dan punya uke itu kemajuan. "Dah abisin dulu, nanti baru lanjut cerita si kulkas tujuh pintu,"
"Cerita gimana lu ciuman dan lenguhannya Yuno juga, yah!" Ayu mainin alisnya naik turun.
"Anak babi," Gue pasang muka datar lagi.
Tbc ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Teen Fiction[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...