Vote, oke?
.
.
Tadi nyampe di pantai Matahari udah tenggelam, dan sekarang semesta ganti Bulan bulat buat penerang. Dan kami mutusin buat makan malam aja dulu di kedai bakar lesehan.
Yuno ambil duduk di ujung meja tempat biasanya seorang Alpha, dan gue duduk di sisi kanannya, sebelah gue Arsen, kami adep-adepan sama Novan dan Davin.
"Nanti kita nginep apa pulang, Bos?" tanya Davin yang telaten misahin daging ikan bakar dari duri di piringnya.
"Nginep aja dong, Bos! Capek gue, ya kali kalau nanti pulang Dapin mau gantian yang bawa motor," keluh Novan sambil ngunyah.
"Gue Omega woy, kaum lemah, nanti kalau malem-malem gue yang riding, ngantuk, oleng gimana?" Davin membela diri.
Novan cebikin bibir ngejek. "Kalau suruh bawa motor aja bilangnya omega, kalau lagi gelud membabi buta,"
"Ya udah nanti baliknya lu bonceng gue aja," celetuk Arsen, terus noleh ke Yuno. "Eh, tapi pulang apa nginep, Bos?" tanyanya.
Yuno noleh ke gue. "Nginep aja ya, Mas? Gue mau bubu di puk-puk lagi kaya kemaren,"
"Woy lah! Apa ini ...?" Novan gebrak meja, terus ngerengek syok kayanya.
"Oh! Yudha pacar gue sekarang," jawab Yuno ringan. Noleh ke gue dan. "A, Mas!" Dia buka mulut.
Reflek gue suapin yang ada di tangan.
"Huaaa ... gue mau nangis," Davin pejamin mata dan lempar kepala ke belakang.
"Kalian jadian?" Arsen juga nggak kalah syok.
Yuno ngangguk sambil ngunyah, terus nelan baru dia ngomong, "Lu sebagai Beta tolong umumin ke yang lain, Sen ... kalau Mas Yudhayaksa Rahagi pacar gue sekarang,"
Gue keselek detik itu juga, Yuno bahkan mau kasih tahu semua anggota, beneran di luar ekspektasi!
"Huaa," Davin makin kejer. "Jiwa uke gue juga mau punya pac-"
"Diem!" Novan bekap mulut Davin pake telapak tangan kanannya yang tadi buat makan, otomatis itu bekas sambel dan bau ikan.
Brutal Davin pukulin lengan Novan. "Belepotan, Setan!"
"Husst!" Kali ini Arsen yang suruh mereka berdua diem.
Davin kembungin pipi terus diem.
Arsen berdiri dari duduk silanya, dentingin gelas pake sendok dan otomatis semua anggota noleh ke dia.
"Bentar, Guys! Atas mandat dari Alpha, gue sebagai Beta mau kasih tahu, kalau Alpha Yuno Haris Samudra pacara Mas Yudha,"
Nggak tahu, tapi kok gue malu pas liat Yuno ikut berdiri dan dadah-dadah saat semua kasih sorak selamat sebagai restu.
"Berdiri, Mas!" Dia narik gue buat ikut berdiri.
"Ganteng, kan?" Pamernya.
Anak babi, muka gue panas, rasa panasnya ngejalar nyampe telinga, ini pasti muka gue merah, siapa pun! Tolong selamtkan jiwa introvert gue!
Yuno ketawa renyah terus ngajak duduk lagi.
Asli gue malu ampe kaya mau mati.
Arsen dentingin lagi gelas. "Oke! Sekaligus gue kasih tahu kita nginep malam ini atas keputusan Alpha, sekarang silahkan lanjutkan makan malamnya," Dia duduk lagi dengan iringan kata, "siap," Dari mereka.
"A, Mas!" Yuno buka lagi mulutnya.
Telaten gue suapin dia lagi meski masih jantung panas berdebar tenangin jiwa introvert gue dalam dada.
"Pengin disuapin juga," gerutu Davin.
Kompak gue sama Yuno noleh ke dia, dan dia kembungin pipi natap Yuno iba.
"Nye nye nye nye nye!" ejek Yuno. "A lagi, Mas!"
Gue kulum senyum, ada Alpha begini? Ngejek anak buahnya pake cara bayi.
"A, Maas," rengek Yuno.
Dan gue suapin lagi.
"Mukanya kok merah, Mas?" Dia ngunyah pake nompang dagu natap gue lugu.
Damn! Ini gue bisa kabur aja nggak?
Yuno ketawa. "Becanda, Mas ...,"
Gue senyum aja buat jawaban dan nyuap sendiri, gitu juga Yuno.
"Em! Sen, abis ini lu ke motel belakang kedai, kayaknya ada, sewa sejumplah kamar terserah nanti lu rundingin sama yang lain mau sewa berapa unit,"
"Sip!" Arsen acungin jari jempol sambil nyuap.
"Yang penting Mas Yudha satu kamar sama Alpha," Sambung Novan pake pasang emot bulan gosong.
"Nggak, sekarang gue kucing anggora," sanggah Yuno. "Jadi kalimat yang bener, yang penting Mas Yudha satu kamar sama kucing anggora-nya," Dia noleh ke gue. "Ya nggak, Mas?"
Gue ngekekeh, kenapa kalau dia bilang lagi jadi kucing anggora mata bulat jernihnya harus dikedip-kedipin manja, gue jadi pengin usak puncak kepalanya.
"Ya udah ayo kita abisin makan malamnya," Yuno balik mode waras.
Dan kami satu meja fokus selesaiin makan.
.
.
Singkat cerita, selesai makan Arsen dan beberapa anak buah Yuno beneran pergi sewa motel, sebagain yang lain sibuk sama dunia mereka, ada yang cuma duduk di pasir liat bulan, ada yang rame-rame ngumpul dan cerita heboh, ada juga yang malah sibuk main air karena Yuno kasih kebebasan.
sementara gue dan Yuno jalan-jalan nyusurin pantai, jalan sebelahan tapi diem-dieman, nggak tahu ini anak kesurupan apa yang biasanya rusuh luar biasa.
Gue kulum bibir dan noleh ke dia, ngomong-ngomong gue juga jadi canggung karenanya. Dan ternyata Yuno malah jalan ngerunduk sambil remes-remes ujung lengan hoodie pink gambar keong di dadanya yang diulur ngelewatin telapak tangan itu.
Gue ngedehem minta perhatian karena bingung harus mulai dari mana.
Yuno noleh ke gue, tapi sedetik kemudian malah senyum kikiuk dan buang muka liat bulan purnama dengan kulum bibirnya.
Sialan, kok gue gemes sama ini anak?
"Yun," panggil gue.
"Em?" Dia dia noleh lagi ke gue, muka ganteng, manis dan imutnya makin sempurna karena siraman cahaya bulan biru, apalagi mata beningnya, beneran gue terpana. "Kena-,"
Satu kecupan gue daratin ke bibir motong kalimat tanyanya, yang nggak tahu itu gue kaya dorongan gerak tiba-tiba, bahkan tanpa perintah otak juga.
Dia kulum bibirnya sendiri setelah itu, dan gue usak puncak kepalanya.
"Mas Yudha," Dia malah nubruk dan ngermens hoodie bagian dada gue buat nyembunyiin mukanya.
Gue ketawa, dan gue balas dengan peluk dia, beneran dia Alpha manja dan gue baru tahu ternyata gue bisa jadi sosok dominan kalau sama dia.
Gue goyangin pelukan ke kanan dan ke kiri pelan. "Maksih, Yun ... karena lu gue jadi tahu siapa diri gue yang sebenarnya," monolog gue dalam batin.
"Kenapa lu nyebelin, sih, Mas?" Yuno dongakin kepalanya yang masih tenggelam dalam dada gue tadi.
Gue ngerunduk buat balas natap dia nunggu kalimat selanjutnya.
"Awalnya gue pura-pura jatuh cinta, nyampe gue sadar, tenyata gue lupa kalau gue lagi pura-pura," Dia cebikin bibir dan kembungin pipi. " gue beneran jatuh," Dia pukul dada gue manja. "Lu pake pelet apa?" rajuknya.
Gue kecup pucuk hidungnya kemudian ketawa, rasanya makin gemes aja.
Tbc ....
An : hari ini gue sibuk banget, jadi baru sempet nulis tadi dan ini di-up tanpa dibaca ulang dan koreksi, sorry for typos!
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Fiksi Remaja[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...