Vote dulu, Baby!
Oh, sebelumnya gue mau tahu, di buku ini kalian yang baca kebanyakan siapa :
-Fujo?
-Fudan?
-Atau malah kebetulan cuman nyasar doang?
Happy reading!!
.
.
Gue tutup gerbang rumah lagi setelah Yuno keluar dan jalan duluan di depan gendong Bubu, kami berdua mau ke rumah Ayu, Yuno mau jengkuk katanya, meski nggak bawa apa-apa, cuma mau kasih liat dia udah punya anak--anak sama gue.
Ini jam empat sore, masih cukup terang dan panas, jadi mungkin kami bisa lama main ke rumah Ayu.
Ke rumah ayu itu cuma lima langkah, tapi tepat di langkah ke tiga, motor gede dengan warna kuning mencolok berhenti tepat di sisi kami.
"Keren," kata Yuno.
Tapi emang keren juga di mata gue, gimana nggak keren, cowok dengan jaket kulit hitam dan celana jeans ketat hitam ini buka kancing helem full face-nya pake gerakan gagah tegapin tubuh.
Lepas helem dan gelengin kepala dengan ngusak rambutnya ngilangin lepek, kemudian–
"Fahri?!" Yuno syok.
"Yo, Bro!" Fahri nyugar rambutnya ke belakang yang biasa dia tata poni depan.
Rahang gue mau jatuh rasanya liat sosok siapa di balik caseing cool dan badass ini.
"Gue mau ngapelin Ayu," katanya.
Mulut Yuno kebuka dan kekatup, kaya mau ngomong tapi dia bingung mau ngomong apa.
"Kenapa?" tanya Fahri lagi.
Gue ngerejap dua kali. "Lu Fahri si uke sexy-nya Ayu, 'kan?"
"Hu'uh," Dia ngangguk dua kali sambil pout-in bibir sok imut.
Oke! Gue lega, dia masih uke, takut aja Ayu syok nanti liat Fahri badass begini.
"Tenang aja kali, gue begini karena mau makan malam sama keluarga Nona Kahiyang, jadi gue harus keliatan gagah biar Roselda nggak malu,"
Gue sama napas lega. "Ya bagus, lah! Sukur,"
"Plong gue dengernya," imbuh Yuno yang bopong Bubu.
"Aw, so cute, unch-unch-unch! What is your name, Cute Puppy?" Fahri kaitin kesepuluh jarinya dan tempelin ke pipi dilanjutin miringin kepala natap Bubu berbinar-binar gemas.
Gue sama Yuno sama-sama lempar pandang dan turunin bahu luruh.
"Caseing-nya doang penghuni lapas, jiwanya tetep permen kapas," Yuno ngomong sama gue tapi ngelirik nyindir Fahri.
"Bodo amat, ya, Babi. Yang penting gue cantik dan bisa ganteng, digilai dua gender,"
"Fujo doang cewek yang gila ama lu, itu juga karena pengin nge-babying," Yuno cebikin bibir ngejek.
"Sesama botita nggak usah rusuh, yah! Gue lebih anggunly dari lu," Fahri kibas rambut gaibnya, padahal penampilan udah badass luar biasa.
"Gue tonjok juga lu," Yuno maju satu langkah.
Gue ngekekeh dan nahan Yuno yang masih gendong Bubu ini. "Udah, udah, udah,"
Fahri julurin lidah syarat kemenangan.
"Ya udah masuk sana!" kata gue ke Fahri.
"Tolong tekanin bell, dong!" Fahri malah pasang muka sendu minta tolong.
"Banyak mau-nya ini bottie," Sinis Yuno.
"Udah, udah ... biar gue aja," Gue ngalah, soalnya kalau ini dilanjut pasti jadi lama, jadi gue yang ngedeket ke arah bell dan tekan
Nggak lama nyokapnya Ayu datang. "Loh Yudha? Ngapain tekan bell?" tanya beliau sambil jalan ke arah gerbang dari dalam sana.
"Ada pacarnya Ayu, Ma," jawab gue setelah gerbang dibuka.
"Oalah,"
"Tante," Yuno di belakang gue senyum hormat.
"Sore, Tante," Fahri turun dari motornya juga senyum hormat.
"Fahri yang mana?" tanya nyokap Ayu.
"Saya, Tante," Fahri maju dan jabat tangan beliau terus cium.
"Gagah banget ini bottie mode lanang," Yuno bisik-bisik ke gue.
Gue ngekekeh.
"Ayo masuk-masuk!" perintah nyokap Ayu ke kami semua. "Fahri motornya dimasukin aja sekalian," Lanjut beliau.
"Siap, Tante," kata Fahri nurut. Dan dia balik lagi ke motornya.
Gue sama Yuno masuk duluan, kemudian Fahri nusul, baru setelah itu gerbang ditutup lagi sama nyokap Ayu.
"Ayu di dalem, udah sembuh kok, besok juga bisa masuk," kata beliau sambil ngiring kami bertiga, berempat sama Bubu buat masuk ke dalam rumah.
"Yu!!" panggil beliau ke Ayu. "Pacarnya dateng, nih!"
Ayu keluar dari kamar, dia udah cantik lagi, piasnya kembali merona dan lebih cerah dari kemaren terakhir gue ke sini. Apalagi pas dia lihat Fahri, senyum Mataharinya kembali. "Baby Ri ...," panggil Ayu sambil rentangin tangan mau meluk Fahri.
"Et! Ada Mama, loh, di sini," Cegat nyokap Ayu.
Ayu nyengir. "Sorry, Ma ... Ayu kangen Baby Riri,"
Nyokap Ayu nyerengit. "Imut amat panggilan buat cowok gagah kayak Fahri, Yu? Ada-ada aja kamu," Dan beliau ngekekeh setelah itu.
"Nggak apa-apa, Tante. Sebahagia Ayu aja," Fahri menengahi.
Agak gila, suara Fahri yang biasa imut manja jadi tegas dan berwibawa, bikin gue sama Yuno saling lempar pandang, terus kami berdua noleh juga ke Bubu dalam gendongan, dan dia cuma balas natap lugu miringin kepala kayak biasa.
"Ya udah, kalian duduk aja, Mama ambil minum," Kemudian nyokap Ayu pergi ke dapur ninggalin kami semua.
"Udah sembuh?" tanya Fahri sambil sisipin anak-anak rambut Ayu ke belakang telinga.
Gue, Yuno dan Bubu kayaknya mau pindah kewarganegaraan aja liat keuwuan mereka.
"Iih, nggak like! Jadi Baby aja kayak biasa," rajuk Ayu sambil turunin tangan Fahri.
"Iih ... Roselda, kan biar gagah dikit di depan Mama," Fahri malah balik ngerajuk ke Ayu dengan goyang-goyangin genggaman tangan mereka manja.
"Aa ... jangan, Mommy nggak suka, jadi baby aja kayak biasanya,"
"Aa ... tapi Fahri mau gagah,"
"Nggak usah, Mommy nggak suka,"
Fahri pout-in bibirnya. "Ya udah, deh! Nurut," Dia balim mode uke manja.
"Ih! Gemes, deh! Jadi pengin nepok bokongnya," Ayu cubit main-main pipi Fahri. "Nanti Mommy beliin seperangkat alat dildo oke?"
"Roselda!" Fahri dongakin kepala ke belakang kejer.
Gue sama Yuno sama-sama tarik napas dalem dan hembusin pelan.
"Mommy tetep nggak ada perubahan meski udah dapet dapet transfusi darah dari gen Beta-nya serigala si Arsen Wiguna," Bisik Yuno ke telinga kanan.
"Jangan lupa Davin juga ikut serta, jadi bakalan tetep sama aja karena sisa darah yang Ayu punya tetep domianan juga," imbuh gue.
"Oh, iya," Yuno kecewa.
Tbc ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Fiksi Remaja[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...