Vote dulu, Dek!
.
.
Suara iring-iringan motor gede kedengeran berhenti di depan rumah, gue buka horden kamar dan ngelongok ke luar jendela. "Yuno?"
Gue nyerengit setelah noleh ke jam dinding dan sekarang pukul setengah delapan malem. "Ngapain itu anak?" tanya gue ke pantulan gambar diri di cermin, karena tadi siang di sekolah Yuno ngambek gegara ditinggal ke UKS dan dia nggak tahu gue mimisan.
"Yudha, itu ada temen-temen kamu di luar," Ibu ngetuk pintu kamar.
"Bentar, Bu," sahut gue.
"Buruan atuh!"
"Iyaa," Gue buka pintu dan keluar.
"Siapa mereka?" tanya ibu. "Keren-keren pisan? Bujang Ibu teh ada kemajuan temennya ganteng-ganteng, tingi-tinggi, putih-putih kaya vampir di filem western"
"Sayangnya mereka serigala, Bu," jawab gue.
"Eung?" Ibu ngedengung dengan ngedongak natap gue.
Gue ngerunduk balik natap ibu. Kami sama-sama kedip satu kali seolah saling nunggu.
"Serigala?" beo ibu akhirnya.
Ngangguk dua kali. "Ya udah, Yudha ke depan," Dan gue ninggalin ibu ke depan.
"Serigala naon?"
Nggak gue jawab, males. Ibu itu pecinta filem Bella sama cinta segi-seginya, makin ditanggepin makin lama entar SGG nungguin.
Keluar rumah dan pemandangan pertama yang gue liat Yuno kembungin pipi dan sidekap tangan. Dia ada di pelataran masuk ke gerbang, sementara yang lain masih di luar sama motor-motor mereka.
Gue ngedeket dengan turun dari teras rumah.
"Gue mau kencan," kata Yuno tiba-tiba.
Rahang gue mau jatuh rasanya, ini anak kesuruapan apaan dateng-dateng minta kencan.
"Cepatan pake jaket! Kita jalan,"
"Loh? Katanya lu ngambek?" Bingung gue.
"Nah, karena gue ngambek lu harus bujuk gue biar nggak ngambek dengan kita jalan-jalan!" rajuk Yuno pake muka kesel. "Lu harus jajanin gue yang banyak, nggak mau tahu," Dia kembungin pipi lagi.
Ini konsepnya gimana ya? Nggak paham gue, dia yang ngambek, dia yang nyamperin minta kencan, dan minta dijajanin, agak lain.
"Cepetan, Maas!" rengeknya.
Gue garuk pipi dan nyorot jauh ke belakang punggung Yuno di mana anak-anak SGG pada berdiri di sana di sebarang gerbang yang kebuka. Dan mereka di sana juga sama aja, pasang mata sendu ngiba dengan masing-masing dari mereka nautin kedua telapak tangan memohon.
"Ayoo ...! Nangis, nih!" rengek Yuno ngancem.
"A-ah, iya, iya," jawab gue.
Buru-buru gue balik masuk ke rumah dan masuk ke kamar ambil hoodie di balik gantungan pintu terus pake, ngambil helem kemudian pamit. "Bu, Yudha keluar bentar!" Pake setengah teriak.
"Ati-ati!" jawab ibu dari ruang tengah nggak kalah teriak.
Gue keluar dan nemuin Yuno lagi.
Kasar Yuno nuker helem gue sama helem full face-nya.
"Loh?"
"Lu pake punya gue, gue pake helem bogo bego ini," kata dia sambil pake helem bawaan pabrik terus di klik. "Biar imut," Suaranya berubah renyah seketika sambil miringin kepala dan senyum manis nyampe matanya nyipit.
Gue ngekekeh, emang jadi imut sialan, mana helem gue coklat, cocok banget sama muka putih dan pipi chubby Yuno. Ditambah dia sekarang pake hoodie pink-nya yang gambar keong di dada. Kontras ama gue yang pake hoodie full item.
"Dah pake! Buruan! Gue mau jajan cimol!" Yuno kasih kontak motornya dan jalan duluan.
Gue ikutin sambil pasang helem.
Naik ke motor gagah hitam dop ini dan si empu yang bonceng, beneran ngerasa jadi alpha pas gue jalan duluan jadi pimpinan di depan iring-iringan geng SGG.
Gila, gue si nolep nggak ada temen mendadak ngerasa keren dan terkenal cuma gini doang, helem full face ini nge-cover kaca mata dan gue ngerasa gagah seketika.
Gue Alpha malam ini, jadi gue yang ambil keputusan mau dibawa ke mana si bos SGG buat beli cimol tanpa nanya. Jadiin mereka semua Serigala pemburu cimol, woah! Keren ternyata.
Nambah laju kecepatan dan Yuno lingkarin lengan ke pinggang. "Gue mau jajan olos juga yang rasa keju, sama maklor pedes manis," kata Yuno. "Kalau nggak gue ngambek tujuh hari tujuh malem, terus gue suruh Davin nyawer biduan,"
Nggak tahu, tapi gue ketawa. "Kenapa Davin harus nyawer biduan?"
"Karena kalau Arsen yang nyawer dia nggak bisa goyang," Makin erat pelukannya di pinggang dan numpuin dagu ke pundak.
Gue makin ketawa, dia ngomong nggak ada hubungannya.
"Ngomong-ngomong kenapa lu misisan tadi siang?"
Seketika gue diem, gue juga nggak tahu kenapa gue tiba-tiba mimisan, tapi itu terjadi tiap kali gue liat Nizam dari jarak dekat. "Mungkin gue alergi Nizam," jawab gue ngasal dengan dugaan.
Yuno lepasin pelukan. "Hemm ...,"
Dapat gue rasain dia negakin duduk dan sidekap tangan, gue noleh sekilas dan dia lagi ngerling sekarang.
Lampu merah di depan nyala. Gue berhenti. "Kenapa?" tanya gue dengan sedikit noleh.
"Gue jadi mikir," Yuno gosok dagu pake jari telunjuk dan masih ngerling.
Gue diem nungguin dengan balik hadap depan lagi.
"Gue dan seluruh anggota SGG harus jagain lu dari Nizam biar lu nggak mimisan," putus Yuno.
"Eung?" Gue ngedengung dan noleh ke belakang lagi.
"Ya! Gue pastiin, nggak akan ada Nim-Nim di radius sepuluh meter lu kanan kiri depan belakang! Lu aman mulai sekarang," Dia kacak pinggang.
Gue ketawa lagi. Ini anak lucu amat. "Mana bisa begitu, Yun ...,"
"Bisa! Gue Yuno Haris Samudra, semua bisa gue lakuin karena gue Alpha,"
"Ada Alpha imut begini?" ejek gue, nggak tahu, bawaannya gemes aja pengin ngomong gitu.
"Kalau sekarang lagi jadi kucing anggora," Dia meluk gue lagi.
Gue ketawa lagi, dan lampu hijo nyala, otomatis gue laju lagi ke tujuan utama, nyari Cimol buat si Alpha yang lagi jadi kucing anggora.
Tbc ....
An : kalau berkenan, tolong follow Dae_Mahanta sebagai bentuk dukungan dan balasan cinta kalian ke buku ini, bantu 3k ygy! Gue tahu readers gue adalah orang-orang hebat yang tau caranya ngehargain penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Teen Fiction[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...