Vote dulu, Bae!
Absen coba dari kota mana aja?
Hari ini gue nulis di mobil, otw Bandung, mau nyari peyem, peyempuan, ey! uke juga, deng! Kalau ada! hahaha ... nggak canda!
Dah lupain!
Happy reading!
.
.
.
Kami satu selimut, Yuno tidur meluk kaya biasa, jadiin lengan gue bantal dan satu tangannya di taro ke dada, jarinya ngukir random dan nggak mau merem-merem. "Mas, nanti anak anjing kita mau dikasih nama siapa?"
"Terserah aja mau dikasih nama siapa," Gue belai lembut helaian rambutnya.
"Pengin yang badass, tapi dia imut, dia jenis terier Patterdale kayaknya, ya?" tanyanya mastiin si jenis anak anjing.
Gue ngangguk.
"Dia putih, tapi telinganya coklat," Dia ngedongak. "Gimana kalau Samsul?" Usulnya muali ngawur.
Gue tarik napas dalam dan ngangguk lagi, mau pasrah aja sama maunya.
"Ah! Nggak, itu kaya nama orang pribumi di abad ke-16, yang lain!" Dia ngerunduk lagi dan ngegeleng nolak usulnya sendiri.
Gue ngekekeh.
"Milo? Miko? Milky?" Yuno kasih beberapa pilihan.
"Terserah, Sayang ...,"
"Milo Rahagi?" Dia ngedokak minta kesepakatan.
"Kok, nama gue?"
"Kan anak lu!" Yuno mukul dada gue ngerajuk kesel.
Gue ketawa. "Iya juga ya? Ya udah terserah,"
"Oke! Samuel Rahagi! Dan kita panggil dia Bubu," putus Yuno mutlak dengan acungin jari telunjuknya nyorot jauh ke dinding.
Gue kedip dua kali nyoba nyerna.
"Deal?" Yuno ngedongak lagi.
"Oke, deal, Bubu namanya," Gue iya aja biar cepet, ini bayi random banget.
"Good!" Dia meluk lebih erat dan usakin pipi ke dada lagi nyaman.
"Ya udah, sekarang kita tidur yuh!" Ajak gue karena jam juga udah hampir tengah malam, gue juga udah sedikit ngantuk sejujurnya, apalagi besok sekolah dan gue harus nganter Yuno dulu ke rumah.
"Maas," panggil Yuno sendu dan ngukir lagi dada gue random pake jari telunjuk kayak tadi.
"Hem?" Gue ngerunduk biar bisa liat mukanya, meski yang kelihatan sekarang cuma dua alis tebal dan hidung tingginya dari atas sini.
"Gue juga pengin punya panggilan sayang dari lu," Yuno ngedokak lagi, sorotnya sendu dengan bibir bawah maju. "Tapi nggak mau dipanggil baby,"
"Gimana kalau anak babi?" Canda gue sambil colek hidung tingginya.
"Jahat, ih! Nggak mau temen," Pipinya ngembung dengan bibir bawah tambah nyebik maju terus balik ngerunduk.
"Maunya siapa?" Gue raih dagunya lembut, tatapan mata kami ketemu. "Permen-nya Mas Yudha? Dilanjut usap bibir bawah itu pake jempol karena semua waras gue seketika kesita ke sana seluruhnya.
Yuno jilat bibir bawahnya sendiri dengan sorot masih selugu tadi, dan kedengeran napasnya berat, juga hembusannya hangat.
Napas gue juga ikut jadi berat mendadak, sekali lagi gue usap, dan insting ngajak untuk ngelumat.
Yuno merem detik itu juga dengan tarikan napas kuat.
Persik dan krim, adalah hal manis dari yang termanis, tapi bibir si pecinta permen ini jauh lebih manis. Gue sesap lembut, gantian belah bibirnya atas bawah, dan saat gue sisipin lidah, Yuno nyengkram krah kaos gue kuat dan ngedesah. Dia sambut hangat, dikulum lidah gue, disesap dan diajak saling menjilat ujung satu sama lain.
Dapat gue rasain napas Yuno makin berat dan hangat, rasanya mabuk meski gue belum pernah mabuk, gue makin maruk, gue raup bibir itu rakus, dan Yuno makin ngelenguh.
Damn! Darah gue makin berdesir naik, napas gue makin berat karena gelitk halus bawah perut makin menyeruak. Gue kukung dia segera, nyorot wajah sendu lugunya dari atas sini dia kelihatan luar biasa, bibir pink-nya jadi merah mengkilap basah, pipinya bersemu, matanya sayu, napasnya hangat dan makin terdengar berat saat gue belai lembut leher hingga dada.
"Mas," Bisiknya serak.
"Iya, Sayang?" jawab gue nggak kalah berat dan serak.
Yuno narik lagi krah kaos gue, dia lumat sensual lagi belah bibir atas dilanjut sisipin lidah, disesap dan disedot nikmat.
Gue balas lebih panas dengan lumat belah bibir bawahnya, sesap lebih rakus lidahnya. Gue mabuk, gue kecanduan, Yuno manis, terlalu manis, dan sangat manis.
Gue nggak tahu rasanya whiskey, tapi kalau katanya itu manis yang bikin mabuk, maka Yuno whiskey gue malam ini, gue haus, dan persentan mungkin gue bakal minum Yuno nyampe mabuk.
Gue kunci kedua pergelangan tangannya ke kanan kiri kepala, raup dan kulum sensual lidahnya makin rakus, rasanya nggak tahan, hingga gue gigit dan.
"Ack!" Yuno melegosin kepalanya kasar lepas ciuam. "Mas Yudhaa ...," rengeknya tiba-tiba.
"Ah! Sorry ... sorry," Gue beringsut duduk.
Yuno yang mengangin mulutnya juga ikut beringsut duduk. "Berdarah ...," rengeknya makin jadi setelah kasih liat bibir bawahnya yang gue gigit tadi ngecap dua gigi dan merembes darah dari lukanya.
"Sorry, sorry, sorry ...," Gue coba sentuh.
"Jangan!" Tapi langsung dia tepis galak. "Sadistic lu yah?"
Gue ngelengin kepala dan gerakin telapak tangan isyaratin nggak segila dan semengerikan itu gue.
"Bohong! Pokonya lu gue hukum satu minggu nggak boleh nyium gue!"
"Yun ...," bujuk gue ngiba.
"Nggak ada!" Dia tepis lagi tangan gue.
"Gue obatin, yah?"
"Pasti besok gue sariawan," Dia makin cebikin bibir lukanya itu buat dia lihat sendiri.
"Nggak ... besok sembuh," kata gue coba nenangin.
"Huaa ... cowok ganteng kaya gue nanti dikatain kurang vitamin C," Dia mulai ngelantur.
"Nggak, Sayang ...,"
"Diem! Gue marah ama lu, tidur di luar!" Usir Yuno.
Gue kedip satu kali bingung jawab apa.
"Oh iya lupa ini kamar lu," Dia sadar kenyataan.
Gue ngekekeh, marah aja masih gemes, ngang-ngongnya lucu.
"Nggak usah ketawa!" omelnya lagi.
Gue malah makin ketawa.
"Diem! Gue tonjok juga lu," ancamnya.
Gue makin ngakak.
"Mas Yudhaa!!" Dia pukulin dada gue brutal pake kepalan tangan mode unyu.
Gue tubruk dia, peluk hingga rebah lagi kita berdua dengan gue di atasnya. "Gemes banget sih, permen-nya Mas?" Gue cubit main-main hidung tingginya itu.
"Anak babi, kenapa kenapa lu nyebelin banget, sih?" Sekali lagi dia pukul dada gue. "Sakit, nih!"
Gue ngekekeh. "Sini obatin!"
Yuno cebikin bibir lukanya tadi.
Gue tiup pelan. "Dah sembuh,"
Tbc ...
An :
Kupu-kupunya bubar, Deck?
Tapi tadi udah sempet jejeritan kan? :D sorry ...Gue abis mikir tadi, gue bisa bikin kalian jejeritan, salting, ngasih kupu-kupu di perut, ya kan?
Kira-kira kalau gue punya pacar, pacar gue bisa jejeritan juga nggak ya karena gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Teen Fiction[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...