Vote!
.
.
.
"Kejar, Yudha!" perintah Nizam.
Dan detik itu juga gue buka pintu rooftop tapi tiba-tiba Abi datang. "Baby!"
"Anjing! Minggir!"
"Nggak!" Abi dorong gue buat mundur lagi dan langsung nyengkram pergelangan tangan kanan.
"Abi!" panggil Nizam coba nyegah.
"Diem!" Abi yang sekarang makin kuat nyengkram pergelangan tangan ini nuding wajah Nizam dengan sorot nyalang. "Ini kesempatan gue karena Gusti nyerah sama Yuno!"
"Lepas, Bangsat!" Gue dorong dadanya.
"Nggak, Yudha," Dia tahan kedua pergelangan tangan gue sekarang. "Lu milik gue, Yuno pergi, 'kan?"
"Lu anjing," maki gue nyalang. "Gue harus ke Yuno sekara-,"
"Ayo, Yud! Kita sama-sama udah putus sama uke kita," Dia makin narik gue nyampe dada kami tubrukan.
"Bangsat!" Sekuat tenaga gue lepasin diri darinya dengan dorong kasar nyampe dia mundur satu langkah ke belakang.
"Yud!" Abi coba ngeraih pergelangan tangan gue lagi dan-
Buagk!
Gue hantam pipi kirinya nyampe dia melegos kasar ke kanan. "Jangan halangin langkah gue!"
"LU UKE GUE SEKARANG, YUDHA!"
"Anjing!" Gue terjang sekalian, nggak tahu kenapa bawaannya emosi, pikiran gue semrawut jadi otak tanpa mikir, reflek tangan ini hantam lagi bertubi-tubi lagi wajah si Abi. "Berhenti halusinasi!" Gue hantam sekali lagi. "Karena kelakuan lu Yuno pergi!"
"Udah, Yudha!! Udah!!" Nizam nahan bahu gue.
"Lu anjing! Lu nggak cuma ngerusak hubungan lu tapi juga hubungan gue!" Makin tinggi kepalan tangan ini gue angkat dan daratin ke tulang rawan..
"Udah, Yudhaaa!! Udaah ... Udaah ...," Nizam nangis tetep coba nahan, tapi gue beneran hilang kendali dan kesabaran.
"Lu cuma obsesi ke gue, Anjing! Dan lu porak porandakan segalanya," Gue terus hantam.
"Udaah, Yudhaa ... jangaaan! Udah!" Nizam berlutut di samping gue dan meluk melindungi kepala Abimanyu. "Udaah ...," rong-rongnya pilu dengan bahu bergetar hebat.
Gue hempasin cengkeraman di krah seragam Abi kasar dan atur napas dengan dada kembang kempis. Berdiri terus nyugar rambut ke belakang yang sekarang lepek karena keringat hajar si bangsat.
"Udaah ...," Bahu Nizam makin getar masih terus meluk Abi.
Abi yang babak belur dengan simbahan darah dari hidung pun bibir robek nyorot gue dengan pupil mata mengecil di bawah sana.
"Lu! Kalau nggak ada Nizam, udah mati di tangan gue. Dia sayang banget sama lu, Bangsat! Lu cuma terlalu obsesi, buta! Lu liat dia nangisin lu!"
"Yud," serak Abi coba bangkit.
"Buka mata lu!"
"Gue maunya sama lu," Abi beringsut duduk dengan nyingkirin tubuh Nizam yang masih sesenggukan.
"Liat Nizam!" Gue tunjuk Nizam yang masih bersimpuh di bawah terisak. "Dia sempurna! Dan lu buta! Liat sekali lagi! Dia cinta mati sama lu! LIAT!!"
"Yud," Dia nahan kaki gue.
"Lu cuma lagi buta, Abimanyuu ... tolong! Gue harus ke Yuno ..., gue ada Yuno dan lu ada Nizam yang setengah mati cinta sama lu," Nggak tahu kenapa suara gue getar, dada gue sesek banget. Gue harus ngejar Yuno sekarang, gue takut dia pergi.
"Abii ... tolong," isak Nizam.
"Liat Nizam!" Gue tunjuk lagi Nizam. "Gue harus ke Yuno," Dan dengan kasar gue lepasin kaki gue dari Abimanyu, pake langkah lebar jalan ke pintu.
"Yudha!!" panggil Abi tapi nggak gue idahkan.
"Abii ... dia pacar Yuno,"
"Anjing! Kenapa lu nggak mati aja, Nizaam!! Gue mau Yudhaa!!"
Gue nggak peduli, itu urusan mereka, bukan gue lagi. Gue cinta Yuno, Yuno milik gue sekarang, perasaan gue udah lama selesai dengan Nizam. Cuma Yuno, Yuno, Yuno, Yuno Haris Samudra.
turun niti anak tangga dan gue liat Yuno dengan gagang permen di sudut bibirnya jalan pake langkah lebar gendong tas.
"Yuno," cegat gue detik kami ketemu di anak tangga terkahir dari atas.
"Apa?" ringan, tapi putih mata Yuno memerah. Mungkin juga sama merahnya dengan mata gue yang terasa panas.
"Yun," panggil gue ngiba.
"Kenapa, Yud?"
"Jangan gini, gue bisa jelasin,"
"Nggak perlu," Yuno lepasin pergelanagn tangannya dari gue. "Logika gue beneran jalan sekarang sesuai apa yang lu mau, dari awal harusnya gue tahu hati lu bukan buat gue,"
"Yu-,"
"Yaa ... bodohnya gue maksa, minta lu jadi pacar gue, maksa kencan, terus berlaku binal," Dia ngedecih ngremehin diri.
"Yun, gue sayang sama lu, cinta gue buat lu,"
"Nggak, secara logika dan secara reflek tubuh lu masih ada rasa sama Nizam,"
"Nggak, cuma ke lu,"
"Stop, Yud! Lu si paling logika, dan gue juga harus logika! Gue nyerah, kita selesai. Gue harus pergi," Yuno jalan ninggalin gue.
"Selesai?" beo gue. "Putus maksud lu?" Gue cegat lagi pergelanagn tangannya.
"Lepasin gue, Yud,"
"Yun?"
"Iya kita putus,"
Gue ketawa, tawa hambar yang rasanya ngilu banget di dada dan hampir gila. "Ini yang hampir tiap saat ngomong jangan tinggalin gue?"
Yuno buang muka dan ngedecih. "Gue capek, gue nggak paham lu meski kita lama pacaran. Gue capek, Yud," katanya. "Dari gue yang coba paham lu ansos, yang menganggap milik lu ya cuma milik lu dan nggak bisa dibagi, yang cemburuan, yang posesif, yang berlebihan dan masih nyimpen rasa ke cinta pertama lu si Nizam, gue nyerah!"
"Yu-"
"YUDH!!"
"Oke," Gue lepasin tangannya dan angkat tangan setinggi dada detik dia bentak.
"Gue mau pergi,"
"Pergi aja, gue biasa sendiri," Panas di dada gue naik ke pelupuk mata, kabur pandangan gue meski sebisa mungkin gue tahan. Yuno yang nyerah, dan gue ngalah, gue bisa apa? Dia yang tiap malam, tiap saat, tiap waktu ngomong jangan tinggalin gue justru yang malah nyerah sendiri dan mau pergi, gue patah hati.
"Oke! Gue pergi," Dia jalan turun niti anak tangga.
Sakit banget gue liat punggung itu hilang berbelok. Kulum bibir. "Oke kalau lu mau pergi. Gue mampu, gue biasa sendiri, gue si ambis, gue si individual yang egois, bahkan dulu sebelum gue sama lu, gue bisa satu hari penuh nggak bicara sama siapa pun kecuali Ayu," Air mata gue ngalir.
Nelen ludah coba luruhin sesuatu yang ngegondok di kerongkongan. "Sebahagia lu aja, Yun. Senyaman lu," Gue nyerah kalau dia merasa terbebani dengan hubunhan ini, hubungan sama cowok ansos, yang menganggap miliknya cuma miliknya nggak bisa dibagi, yang cemburuan, yang posesif, dan yang berlebihan.
Ya! Sebahagia dia aja.
Tbc ...
Gue lanjut up nunggu follower genap 26,5k :) jadi yang belum follow wajib follow :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Fiksi Remaja[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...