Vote dulu, Bae!
.
.
Kami duduk-duduk di sepanjang trotoar, makan jajan jalan yang hampir semua udah kami cicipin tiap grobak dan stand-nya.
"Abis!" Yuno kasih liat cup boba taro-nya terus dia kasih ke gue.
"Kenyang?" tanya gue nerima itu cup boba yang tinggal es batunya doang.
"Banget," Dia elus perutnya setelah berdiri dari duduk.
"Mau pulang, Bos?" tanya Novan yang tadi duduk di sebelah Yuno dan makan batagor dengan ngedongak.
"Udah mau setengah sebalas," Yuno nengok layar HP nya terus dikasih liat juga ke Novan.
"Ya udah ayok pulang!" Arsen yang duduk di sebelah gue semangat, berdiri buang gagang permen dan nepok-nepok pantat.
"Makin malem makin rame padahal," Davin nggak semangat, karena emang bener street food ini makin malem makin rame, makin malem tukang jajan nambah, nyampe sate gagak aja ada yang jual entar jam duabelas-an kata orang-orang.
"Besok sekolah ege ...," Yuno noleh ke Davin yang duduk di sebelah Novan masih dengan ngerunduk tapi jadi kacak pinggang.
"Mau nambah roti bakar padahal, Bos," mohon Davin.
"Nggak! Pulang!" Tolak Yuno galak.
"Si Bos, mah nye-,"
"Ngeluh, lu gue jual!" potong Yuno sebelum Davin selesai sama rengekannya sambil nunjuk Davin galak.
"Ya udah, iya pulang," Gue berdiri buat ngakhirin perdebatan.
"Nah!" Yuno langsung senyum lebar. "Tuan Alpha udah pake wewenang-nya, jadi kita pulang!"
Davin kembungin pipi masih tetep duduk meski yang lain pada mulai berdiri.
"Pulang, Pin," Novan narik Davin biar berdiri.
Perlahan mereka mulai bubar dan jalan ke parkiran.
"Gue mau nanya," Gue tahan telapak tangan Yuno detik dia mau beranjak.
"Apa?" Yuno balik badan.
"Wewenang?" tanya gue bingung.
"Kenapa?" Yuno malah balik nanya.
"Gue beneran Alpha-nya?"
"Kan malam ini gue kucing Anggora," Dia kedipin satu mata. Kepalin satu telapak tangan bebasnya dan digerakin ala-ala cosplay kucing. "Miaw," Imut gila, apalgi ditambah kedua bola mata bulat jerinihnya yang berbinar-binar natap gue sambil senyum manis nujukin gigi.
Gue balas senyum dan usak puncak kepalanya, kalau boleh, asli gue pengin gigit pipi Yuno yang halus dan sedikit kemerah-merahan itu. Gemes astaga!
"Ya udah ayo balik, nanti kemaleman," Dia makin erat balas genggaman tangan gue dan ngajak jalan.
"Bentar, gue buang ini dulu," Tahan gue dan kasih liat bekas cup boba Yuno tadi di tangan.
Yuno ngangguk.
Lepasin gengaman dan gue jalan ke tong sampah kuning besar yang nggak jauh dari kami berdiri.
Buka penutup tong sampah dan. "Owh!" Lengan hoodie gue kesiram bekas boba lain. Gue noleh, dan dapati cowok hidung tinggi dengan rambut kriting dan kulit tan angkat kedua tangan setinggi dada seolah dia tersangka, yang emang jelas pasti dia tersangkanya. "Sorry, Cupu! Nggak sengaja," tulus dan ringan banget kedengarannya.
"Never min-!"
"Owh, si anjing!" Suara Yuno motong kalimat gue dan otomatis bikin gue sama cowok tadi noleh ke sumber suara.
"Si bangsat Yuno Haris Samudra," Cowok tadi ketawa sumbang. "Kota ini sempit banget ternayta yah, Sat?"
Yuno ngeraih lengan hoodie gue yang basah dan lengket. "Lu sengaja?" tanyanya ke cowok tadi sarkas.
"Nggak sengaja, lagian gue udah minta maaf sama si kaca mata tebel ini tadi," jawabnya. "Bener, 'kan, Cupu?" Dia noleh ke gue.
"Siapa lu bilang?" Yuno nyengkram krah kemeja cowok tadi kasar dengan gerakan tiba-tiba. "Cupu?!"
"Yuno, Yuno," Gue tahan pergelangan tangannya.
"Nggak ada yang boleh ngejek dia cupu kecuali gue!" Yuno micing natap cowok tadi.
"Yuno," Tahan gue nengahin.
"Anjing," Yuno hempasin cowok tadi kasar meski umpatannya pelan.
Tapi atmosfer jadi beda sekarang, anggota SGG lain balik lagi ke kami, dan sergerombol anak-anak cowok asing juga ikut ngedeket.
"Kenapa, Bos?" tanya Novan ke Yuno.
Cowok tadi ngekekeh sumbang. "Posesif amat, homo ya? Uke lu dia?" ejeknya.
Dada Yuno kembang kepis, yakin dia pasti kepancing emosi. "Lepasin, Mas," Dia narik pergelangan tanagannya sendiri dari genggaman gue.
"Mas? Oh, Seme lu? Cocok, sih! Lu pihak bawah yang ngedesah, kapan-kapan desahin gue yah, Njing?"
"Bangsat!"
Bugakh!
Seketika muka cowok tadi melegos kasar ke kiri.
"Anjing!"
Yuno balik diterjang dan dihantam, darah nyebur dari hidung nyiprat ke gue.
Detik itu juga gue reflek tarik krah kemeja cowok tadi dan tonjok matanya nyampe dia kejengkang dan limbung ke aspal.
Dan detik selanjutnya baku hantam terjadi, semua kaya kecepatan cahaya, bahkan cowok tadi udah bangkit dan balik nerjang gue nyampe sekarang gue yang rebah di aspal.
Dihantam hidung gue, dan bertubi-tubi pipi gue ditonjok nyampe kacamata gue lepas, bahkan rasanya sekarang bibir gue pecah karena anyir darah kesesap lidah.
Sebisa mungkin gue harus balik keadaan karena dikunci begini pergerakan gue tertahan, bahkan pukulan balasan yang gue berikan seolah nggak mempan.
Dan gue paham betul hukum tekanan P=F/A, di mana besarnya tekanan yang dihasilkan dari sebuah gaya hasilnya akan berbanding lurus dengan besaran gaya dan berbanding terbalik dengan luas bidang tekanan.
Sekuat tenaga gue berhasil balik keadaan, gue dudukin dadanya dan naro kedua lutut diantara kepala ngurangin pergerakannya, gue balik hajar dia dengan bebas karena gue punya luas ruang lebih dan dia yang tertekan sekarang. Gue angkat lebih tinggi kepalan tangan dan beri gaya dorong lebih besar buat pukulan yang bakalan gue daratin ke tulang rawan.
Buagk!
Darah nyembur dari hidungnya nyampe suara retakan gue terima di indra, sekali lagi gue lakuin hal yang sama dengan angkat lebih tinggi lagi kepalan tangan, gue hajar habis-habisan.
Gue cowok, gue punya sisi agresif, meski cover gue begini, gue ratusan kali lebih paham daripada para bajingan yang lakuin segalanya dengan langsung praktek tanpa ilmu.
Bertubi-tubi gue hajar muka ini cowok ampe babak belur, di situasi yang ilegal ini gue legal, malam ini gue Alpha-nya dan gue harus menang.
Nggak peduli suara sirine menggaung datang, amarah gue udah diubun-ubun, Yuno dilecehin sama si mulut sialan ini yang sekarang nyemburin darah. Apa-apaan Yuno disuruh ngedesah. Gue nggak suka! Apapun yang gue lakukan, gue yakin ini bener, gue nggak suka Yuno diolok apalagi ditonjok.
Gue nggak peduli pas suara tembakan membumbung ke udara dan seorang polisi ngangkat gue dari atas tubuh si bangsat ini. Gue hilang kendali.
Tbc ....An:
Suka part ini? Follow dong! Biar gue bahagia, sebahagia kalian juga ... wkwkw
Bantu 3k okey!
Loveyoutoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Fiksi Remaja[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...