Vote!
.
.
"Selamat siang,"
"Siang, Bu ...," Kompak seluruh penghuni kelas sepamitnya guru biologi. Dan sedetik kemudian bel istirahat kedua bunyi.
Gue beresin buku-buku, gitu juga sama Ayu yang duduk di sebelah, tapi setelah dia selesai, dia keluarin kotak bekal warna pink dengan tutup kuning. "Taraa ...," Dia buka penutupnya dan kasih liat ke gue.
Gue ngedesis nggak suka, karena itu isinya hampir semua warna ijo sayuran.
"Ini buat dedek Fahri, biar dia makin semok, montok dan bohay," Ayu tutup lagi.
Gue nyerengit.
"Hu'uh!" Ayu ngangguk dua kali yakinin gue. "Biar makin membal pas gue tepok bokongnya,"
"Otak lu isinya apa, sih, Yu?" tanya gue makin heran sama ini anak.
"Pantat ukeeh ..., bye! Gue mau ngapelin pacar dulu," Ayu beranjak, ngelambai dan pergi keluar kelas.
Gue cuma bisa ngedecak heran dan gelengin kepala.
"Mas!"
Gue noleh ke belakang, Yuno datang dari bangkunya diikuti Davin. "Ke kantin, yuh?"
"Boleh," Gue bangkit dari tempat duduk.
"Yudha!"
Kompak gue, Yuno, Davin noleh ke sumber suara imut yang manggil gue dari ambang pintu.
Ada Nizam di sana bawa beberapa lembar kertas di tangan yang nggak gue tahu buat apaan, tapi gue yakin itu kayaknya penting, karena dengan langkah lebar dia masuk ke kelas.
"Sini aja," Yuno nahan gue dan dia yang maju ke Nizam. "Apaan?" tanya Yuno sambil ngambil alih itu lembar-lembar kertas.
"Latihan soal," Nizam ambil lagi itu kertas dari tangan Yuno. "Gue mau ngomong sama Yudha,"
"Ngomong sama gue aja," Yuno nahan pergerakan Nizam yang mau maju satu langkah ke arah gue.
"Ish! Ini buat olimpiade fisika, Yudha yang ditunjuk wakilin sekolah," Nizam keliatan kesel akhirnya.
"Udah, udah ...," Gue nengahin dengan ngalah milih ngedeket ke arah mereka.
"Et! Entar lu mimisan, Mas," Cegat Yuno nahan pergelangan tangan gue.
"Nggak, Sayang," Gue senyum hangat dan usak puncak kepalanya buat yakinin dia.
Dilepas pergelangan tangan dan gue ngedeket ke arah Nizam. "Apaan?"
"Nih!" Nizam kasih setengah dari lembar soal-soal latihan yang dia bawa itu. "Lu ditunjuk buat wakilin sekolah bareng gue buat ikut olimpiade, gue Kimia," Dia kasih tunjuk lembar-lembar di tangannya. "Dan lu Fisika," Dia ngomong sambil ngedokak senyum cantik natap gue.
Gue ngangguk, lebih milih nggak bales senyum dan pura-pura liat soal di tangan.
"Kita disuruh ke perpus nanti, mulai latihan sama guru pembimbing abis jam istirahat, oke?"
Gue ngangguk lagi.
"Ya udah gue pamit," Dia nempuk lengan gue dua kali akrab.
Sekali lagi gue ngangguk, dan Nizam pergi dari kelas.
Gue noleh ke Yuno.
"Aman, Mas?" Dia ngedeket dan liat idung gue teliti.
Gue ngekekeh, ini kalau nggak di kelas udah gue kecup tuh bibir pink-nya. "Aman, Yun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Teen Fiction[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...