68 | Rumah Tangga

15.1K 2.4K 180
                                    

Vote!

.

.

.

Masih terlalu pagi gue udah sampai di sekolah. Ini hari Senin dan jadwal upacara ditambah Yuno minta sarapan bareng di kantin katanya.

Dan sekarang di sinilah kami, dudu di kantin bareng anak-anak SGG sambil makan bubur.

"Kok! Diaduk sih, Mas?" Yuno nyerengit pas gue aduk bubur di mangkuk.

"Loh? Kenapa?" Gue noleh ke Yuno yang sekarang pasang ekspresi nggak suka.

"Ya jadi jelek, lah! Nggak good looking lagi," jelasnya.

"Kan biar rasanya nyampur, kan?"

Yuno kedip dua kali, terus ngegeleng jijik.

Bingung jadinya, terus gue noleh ke yang lain dan mereka semua natap gue heran, kecuali satu si Davin yang tetep sibuk makan bahkan ketika Yuno belum nyuruh mulai makan.

Kami semua saling terdiam dengan sorot bingung, lebih-lebih gue. Gue yakin ini nggak salah, emang salahnya di mana makan bubur diaduk.

"Lu dari sekte mana, sih?" tanya Novan akhirnya yang duduk di sebelah gue.

"Sekte?" beo gue.

"Asli, lu kalau bukan pacarnya si boss udah di kick dari SGG," imbuh Davin setelah nenelen buburnya.

Gue noleh ke Yuno.

"Kita musuhan nyampe jam istitahat pertama," kata Yuno detik mata kami ketemu. "Ya udah! Selamat makan, Guys!" Lanjutnya ke yang lain mempersilakan makan.

Lalu mereka semua nyuap.

Tapi gue makin bingung.

"Udah makan, nggak usah diambil pusing," kata Arsen yang duduk di depan gue seberangan tepatnya sebelah Davin.

Asli, kayaknya emang SGG yang waras Arsen doang, lagian apa salahnya makan bubur diaduk? 'Kan emang baiknya diaduk biar rasanya rata. Dah lah! Bodo amat gue laper jadi gue nyuap, meski detik sendok nyentuh bibir, detik itu juga Yuno geserin duduknya pun juga mangkonya menjauh dari gue.

Gue ngekekeh dong akhirnya. "Kenapa, sih?"

"G!" jawabnya singkat.

Bahu gue makin getar karena nahan ketawa, randomnya Yuno emang ada aja.

"Bi, gue mohon,"

Kompak gue kami semua noleh ke sumber suara imut lirih di belakang punggung kami. Itu Nizam yang nyegat pergelangan tangan Abimanyu dan di sebelahnya tentu ada Gusti.

Gue liat Abi nurunin bahu jengah setelah natap gue dan noleh ke Nizam.

"Jangan sekarang," kata Nizam lirih gerak bibir dengan sorot memohon, dan detik itu juga tangan kecilnya ditarik Abi ke depan terus dirangkul posesif.

Yuno decakin lidah terus nyuap lagi acuh pas Abi sama Nizam lanjut jalan ninggalin kami semua, dan tentu para Fujo-Fudan gemes-gemesin mereka kaya biasa.

Tapi lain sama si Gusti yang tetep berhenti. "Morning, Baby ...," tangannya keulur buat nyentuh bahu Yuno tapi langsung gue tahan.

"Lu nggak liat dia duduk sama siapa?" kata gue dengan berdiri.

"Dedeks ...," sapa Novan sok akrab. "Kangen Mamas Nopan, yah?" Novan ikut berdiri, dan kami bertiga jadi sorotan SGG sekarang.

Bahu Yuno getar nahan ketawa.

Shitometri Love [Juara Kedua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang