32 | Ayu Mau Istirahat Dulu

22.6K 4.1K 265
                                    

Vote, Baby!

.

.

"Yakin lu aman, Mom?"

"Aman, Sayang ... gue nggak apa-apa," jawab Ayu sambil benerin rambut depan Yuno meski dia harus ngedongak.

"SGG bisa jagain lu," Lanjut Yuno.

"Mereka kang bully, 'kan di-skors, gue aman," Ayu coba yakinin lagi.

Emang mereka semua di-skors, harusnya gue juga karena terlibat perkelahian, tapi hukuman gue dipending karena harus ikut olimpiade fisika sekarang. Kasus gue ngehajar anak orang juga ditutup rapat untuk ngejaga nama baik sebagai peserta lompiade, yang sebenarnya itu juga untuk tetap ngejaga akreditasi sekolah kalau semua peserta yang diikutkan adalah siswa terbaik.

"Yakin, Yu? Harusnya hari ini lu nggak perlu masuk," kata gue.

"Ini puncaknya, hari H di mana gue dan team udah kerja keras selama sebulan nyiapin semua, Yudha ... tenang, gue nggak apa-apa," kata Ayu yakinin gue sekarang-meski gue nggak yakin, sorotnya jelas, mata terang bulatnya yang biasa berbinar-binar semangat itu keliatan kosong dan layu, kelopaknya juga makin hitam dan kuyu.

Gue nelen ludah, jujur dari kemaren kepengin nanya Ayu diapain aja sama mereka, tapi takut dia makin tertekan, kadang ada masa di mana seseorang nyimpen lukanya sendiri timbang ditanya dan itu makin nyakitin mental, gue coba paham.

"Abis ini lu istirahat, yah? Jangan mikir apa pun," kata gue sambil pegang pundaknya yang gue rasa jadi ringkih.

"Tenang, Yudha ...," Dia turunin tangan gue dan genggam hangat. "Gue bakalan istirahat, janji!"

Gue ngangguk. "Lu udah kerja keras,"

"Ya udah, gue ke lapangan, turnamen basketnya dimulai sekarang," pamitnya. "Lu entar season kedua jam sembilan, 'kan?" tanya Ayu nanya jadwal gue.

Gue ngangguk.

"Semangat!" Dia kepalin tangan. "Ya udah, gue ke lapangan, bye!" Dia lari ninggalin kami.

Nyampe punggung sempit itu hilang dari jangkauan mata, Yuno noleh ke gue. "Mas, Mommy aman nggak, ya? Gue kalau liat matanya ikut sakit,"

Gue usap naik turun lengan Yuno. "Suruh aja anak SGG jagain dia diem-diem,"

Yuno ngangguk dua kali.

"Ya udah, gue ke perpus persiapan buat nanti jam 9, oke?"

Sekali lagi Yuno ngangguk. "Gue mau ke Arsen dan Novan kalau gitu, nanti gue susul ke perpus,"

Kali ini gue yang ngangguk.

"Ya udah, gue duluan, Mas," Yuno kecup pipi tiba-tiba dan pergi lari ke kelas.

Gue juga beranjak, jalan nuju ke perpustakaan, dan sesampainya di perpus udah ada Nizam yang lagi siap-siap karana Kimia season pertama.

"Hai!" sapa Nizam renyah dan akrab.

Gue balas senyum sekilas dan ngangguk terus ambil duduk di tempat biasa gue duduk di sebelah Nizam selang satu kursi kosong.

"Siap, Nizam?" tanya Pak Klino guru pembimbing Nizam yang tiba-tiba ambil duduk di antara kami.

"Siap, Pak!" jawab Nizam sumringah penuh kepercayaan diri.

"Good! Ya udah, ayo kita ke ruangan!" ajak beliau ke Nizam.

"Siap!" Dan Nizam beranjak dari kursinya cuman bawa bolpoin.

Pak Klino noleh ke gue. "Kamu santai aja, Yudha ... nggak usah belajar lagi, kalau perlu main game biar pikiran fresh!" Beliau nepuk pundak gue akrab.

Shitometri Love [Juara Kedua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang