Vote dulu, Baby!
.
.
Yuno lingkarin lengan ke pinggang dan numpuin dagu ke pundak. "Mampir beli donat, dong, Mas!" katanya sambil ngemut permen.
Iya, Yuno lagi pake helem bogo bego gue yang kacanya dibuka, dan gue yang pake helem full face-nya tukeran, meski sekarang kami pake Coki motor matic coklat gue buat boncengan.
"Gue mau beliin buat Davin, barusan texting," Yuno kasih liat layar hpnya ke gue.
Gue cuman ngangguk karena cuman liat sekilas dan balik lagi fokus ke jalan. "Nanti di depan ada," kata gue.
Yuno ngangguk dengan masih numpuin dagu ke pundak, terus dikantongin itu hp ke saku jaket denim yang gue pake, jaket denim alpha SGG dangan tangan Yuno tetep ikut masuk sekalian meluk lagi perut dari dalam saku.
Tepat di bawah lampu merah kami berhenti, hingga tiba-tiba motor gagah gede nyebelahi. Gue sama Yuno kompak noleh karena itu nggak asing.
"Hi, Yun-Yun!"
"Kenal kita?" sadis Yuno.
Gue ngekekeh tanpa suara, karena yang nyapa itu Venya yang bonceng Riyu pake posisi manja.
"Nggak usah sok nungging, nanti gue sulap bokong lu punya ekor tuing-tuing," kutuk Yuno.
"Ih, Ayang ... tuh! Yuno nakal," adu Venya ke Riyu yang cuma dibalas kekehan doang nyampe bahunya getar.
"Nye nye nye nyee ... kasihan nggak dibelain," Yuno makin jadi.
"Yun ...," lerai gue.
"Nggak usah ikut-ikutan," galak Yuno ke gue.
Dan Riyu keliatan makin ketawa meski helem full face-nya nggak dibuka.
Lampu hijau nyala. "Duluan, Yud!" ijin Riyu.
"Bye, Yun-Yun!!" Venya melambai.
Dan motor mereka laju lebih dulu.
Yuno ngedesis karena satu kedipan mata mereka hilang dari pandangan.
Gue putar gas pelan dan kembali laju jalan. "Kenapa, sih, Yun?" tanya gue lembut.
"Masih sebel aja sama itu cewek," jawab Yuno dengan tegakin duduk dan silangin tangan kayanya di belakang punggung gue.
"Kok gitu? Kan dia udah pacarnya Riyu," kata gue.
"Iya, sih! Nggak normal dia yah, Mas?" Yuno lingkarin lagi tangannya ke pinggang.
Gue dengusin tawa. "Terserah lu aja,"
"Tapi ngomong-ngomong Riyu emang gagah juga, sih, jadi cewek. Tinggi, matanya tajam, cool, terus gue pernah liat pas jam olahraga, dia massy bun rambutnya dan ternyata di balik rambut sebahunya itu under cut juga, gila! Gagah dia, Mas,"
Gue ngangguk males. Mendadak nggak minat, Yuno mulai ngomongin rambut. Rambut gue emang ditata gini-gini aja, poni depan udah rapi.
"Pantes Veenya mau ama dia. Gagah, sih! Lakik meski ber-pussy,"
"Yuno, mulutnya,"
"Oh iya lupa!" Yuno ketawa. "Tapi gagah, Mas. Gue akui,"
"Gue nggak gagah?" tanya gue, jengah dia ngomongin sosok gagah lain.
"Gagah, kok! Meski nolep dan cupu," Yuno ketawa.
Gue pasang muka datar meski yakin dia nggak liat.
"Tapi nggak apa-apa, Yuno cinta Mas Yudha," Dia eratin pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitometri Love [Juara Kedua]
Fiksi Remaja[Boys Love] "Anjiir ... gila si nolep ini, nggak cuma cewek atau cowok doang yang naksir, setan juga naksir," Gue Yudhayaksa Rahagi, Cowok nolep kalau kata temen fujo akut gue si Ayu, tapi kata nyokap gue ganteng, kok! Meski kaca mata gue tebel, tap...