Berita sudah menyebar dimana mana, Aran menjadi topik pembicaraan di disekolah. Deo dan Mirza yang menyebarkan Vidio Aran itu, sehari setelah balapan Aran tidak tahu bahwa Mirza dan Deo memiliki Vidio itu.
Sekolah sedang dihebohkan dengan Aran yang sangat berbakat ini. Deo menjadi ikut bahagia tatkala Aran menjadi idola disekolah ini.
"Woy, za .. gapapalah ya kita nyebarin Vidio itu?"
"Ga tau juga sih.. kek nya gapapa. Tapi Yo menurut gue Aran kan nyembunyiin ini supaya Kakak dan mama nya ga tau".
"Ga akan lah ya.. ".
"Semoga aja Ara ga marah".
"Eh Lo jangan balik nakutin dong ". Deo merasa kini ia sudah berprilaku salah.
"Gapapa, si Aran kan anak baik".
Setiba nya di rumah chika Aran turun lalu masuk kedalam gerbang sana. Ternyata papah Tio dan mami anin sudah ada di depan rumah. Mengantarkan Chika menemaninya disini.
Aran pun menyalimi tangan keduanya. Chika sudah siap dengan penampilan nya, ia memakai Hoodie yang sebenarnya itu milik Aran, berwarna hitam itu merupakan warna kesukaan Aran sendiri.
"Chika kamu belajar yang rajin ya". Ucap anin.
"Harus dapet nilai tinggi loh". Ucap Tio.
"Diusahakan papah". Chika mengangguk angguk.
"Aran ada ulangan harian juga?" Tanya anin , Aran pun langsung meliriknya lalu tersenyum.
"Ada Tante. Kebetulan guru nya sama ".
"Oh yaudah, good luck ya "
"Makasih Tante, kalo gitu om.. saya izin buat sekolah dulu". Aran berpamitan pada Tio yang masih memakai tongkat berjalan.
"Dah papa mami". Chika melambaikan tangan nya
Aran membawanya keluar lalu menyuruh nya naik keatas motor. Tak lupa mereka memakai helm nya terlebih dahulu.
Dalam perjalanan Chika sibuk memainkan kancing baju Aran. Ia memeluk perut Aran sangat erat, ia bersandar dipunggung laki laki pemberani itu.
Tiba tiba saja udara disini sangatlah dingin. Terlihat matahari tak menampakkan diri nya sedari tadi. Chika menoleh kearah atas , awan berubah menjadi gelap. Apakah ini pertanda hujan akan turun?.
"Sayang, kok mendung?" Tanya Chika.
"Oh ya?, Hujan gak?" Tanya Aran mengadahkan tangan nya keatas . Mengecek nya apakah sudah hujan atau belum .
"Ngga yah, aku ga ngerasa ada air jatuh".
"Yaudah, kamu pegangan ya.. aku mau ngebut".
"Ga, Gamau takut.. jalan nya pelan pelan aja ". Pinta Chika ia merasa takut dengan apa yang Aran ucapkan.
"Sayang nanti keburu ujan.. jadi gapapa ya".
Aran pun menancapkan gas nya agar segera pergi menuju sekolah. Ia masih membutuhkan waktu 15 menit lagi untuk sampai kesana.
"Aran,. ".
"Iya kenapa?"
"Buku aku ketinggalan". Cemas Chika di belakang sana.
"Ya ampun, buku apa ?"
"Aaaa... Bisa pulang lagi ngga?" Rengek Chika.
"Pelajaran nya kapan?udah istirahat?". Tanya nya.
"Iya sih,. Tapi itu buku punya Vivi. "
"Yaudah nanti Aran panggil mbak dirumah buat anterin ke sekolah ya.. udah istirahat aku ke kelas kamu". Jelas Aran membuat Chika tenang, ia lupa membawa buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Teen Fiction"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022