31.🍁- KELULUSAN (END)

1.1K 209 15
                                    


Satu tahun telah berlalu.

Aku selalu menantikan kedatangan nya disini, terpaan angin di sore hari membuatku sangat keinginan. Akhirnya aku pun mememutar kursi rodaku masuk menuju kamar tidur.

Setahun sudah aku duduk di kursi ini, tak bisa berjalan dan tegak berdiri. Hanya karena tulang sum sum ku sudah tidak berfungsi.

Aku tak tahu dimana keberadaan ayah ku sendiri. Dia menghilang dari kehidupan ku. Tapi aku yakin dia masih peduli dengan ku.

"Ran, ada Chika dibawah. Kamu mau turun atau Chikanya suruh kesini?"

Aku pun mememutar kursi rodaku " Aran kebawah aja".

"Yaudah mama bantu".

Rumahku sudah di desain sedemikian rupa. Agar diriku bisa naik dan turun memakai kursi roda ini. Mama sengaja membuat jalan sendiri untuk kursi roda ini berjalan melewatinya

"Kamu, kalo lagi sama Chika harus happy ya. Kasian dia. "

"Iya ma, Aran usahain".

"Tuh, dia lagi bawa bawa apa tuh. Kamu liat kan?".

Aku melihat, seorang gadis cantik memakai baju kebaya yang dulu sempat aku beli untuk Chika . "Cantik mah.. Aran suka".

"My queen nya siapa dulu dong??"

"Aran lah". Sahut ku.

Mama mendorong kursi rodaku dengan sangat santai. Chika berbalik menatap kearah ku.

Tak berbeda , selalu saja begini. Jantungku selalu berdetak lebih cepat dibanding sebelumnya. Mata coklat itu mampu membuatku terpesona.

"Sayang". Chika berjalan sangat anggun menuju kearah ku.

Aku hanya tersenyum kecil. "Iya"

"Aku lulus, asik.. liat nih ".

"Selamat ya, aku ikut seneng. Gimana nilainya?bagus?sesuai apa yang kamu mau hm?".

Mamaku berpamitan untuk pergi menuju kamar nya sendiri.

"Kita foto yuu, aku pengen banget foto sama kamu".

Aku tak menolak, Chika pun segera mengeluarkan ponselnya. Cisss..

"Nah, ihh bagus bangett . Makasih sayang".

"Iya sama sama, udah makan?". Ara mendongak menatap wajah Chika

Perlahan tubuh Chika turun tertunduk di hadapan Ara.

"Udah, tadi makan baso sama Vivi sama Mirza. "

"Cantik pake kebaya ini. Ga nyangka masih muat di kamu." Aku pun menatapnya takjub.

"Yaudah yu ke kamar. Aku pakein kamu baju yang rapih banget kita foto foto sama Mirza Vivi yah. Mereka juga mau kesini nengokin kamu".

"Ngga ah, aku kan ga ikut graduate."

"Gapapa,yang ayok dong. Aku pengen punya foto yang bagus sama kamu ".

"Hmm yaudah deh, ayok".

"Yeyy .. makasih Aran".

"Sama sama." .

.......
























Tinuninuninuninu.....

Ambulance terdengar di depan rumah ku. Aku sudah tidak kuat dengan semuanya. Mama kak shani dan bang cio telah membantuku masuk kedalam ambulance.

Mereka mengantarku menuju rumah sakit, apakah perjalanan ku berakhir hari ini. Bahkan mimpiku untuk menikah belum sempat terkabul.

Tibalah aku disebuah ruangan , mata ku tiba tiba tertutup. Yang terakhir aku lihat hanyalah lampu operasi dan beberapa para dokter yang menangani ku mungkin.



























Huh...huhh...

Apa ini?, Ruangan ini kamarku sendiri.

Aku melihat seorang laki laki yang tengah menggendong seorang bayi di dalam kamar ku. Aku menghampiri nya, ia berbalik kearah ku.

"Baaaa.. , kamu udah cepet gede ya.".

Papa?, Panggilku di belakang nya.

"Hey".sahutnya

"Anak siapa pah?" Tanya ku menatap pada bayi yang tengah ada di pangkuan papa.

"Cucu ke 3 papa, anak kamu ran. Ganteng gini. ".

"Anak aku pah?". Tapi kapa-" .

"Akan ada masanya dimana kamu akan menikah, bekerja dan memiliki keluarga yang sangat bahagia. Tak seperti keluarga kita yang hancur hanya karena papa yang meninggalkan kalian disini."




























........

2 minggu kemudian.

Semua orang terlihat sangat bahagia melihat kesembuhan ku ini. Terutama Chika, ia sudah tidak sabar ingin mengulang masa masa dimana dirinya dan Aran berpacaran dulu.

"Syukurlah, kamu semakin membaik".

"Ma, tubuh Aran di apain?"

"Kamu sembuh sayang, ". Sahut Chika.

Aku melihat sorot mata kakak yang begitu sedih, membuatku bertanya ada apa sebenarnya?. "Karena siapa Aran sembuh?"

Mama hanya diam saja " bang , siapa yang donorin tulang sum sum itu?".

"Udah ran jangan bahas itu dulu. Yang terpenting kamu harus pulih dulu". Jawab bang cio.

"Yaudah deh".

Shani pergi ia ingin pergi ke toilet. " Kakak mau kemana?".

"Udah dia mau ketoilet katanya"

Datanglah keluarga Chika masuk kedalam ruangan menanyakan kondisi kesehatan ku. Semalam Chika bercerita tentang Aran katanya.

Kedua orang tua Chika sepakan akan menjodohkan Aran dengan Chika. Setelah sembuh nanti Aran dan Chika harus sudah bertunangan.



















......

" Semoga dengan ini, kamu bisa hidup bahagia yah. Tolong jaga mama Kaka dan Bayi yang ada di dalam kandungan kakak sekarang ini. Kamu sekarang adalah orang yang bertanggung jawab di keluarga ini nak. Maaf papah ga pernah menyayangi kamu dengan baik. Papah pamit  ".



MY QUEEN (CHIKARAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang