10.PERMINTAAN

379 42 4
                                    

Cuaca sepertinya mendukung untuk Chika. Kali ini ia akan mengajak baby Zee berjalan jalan memakai kereta roda bayi. Namun ia tak berniat untuk mengajak Aran, ia hanya ingin pergi bersama Rena saja.

Pukul 5 pagi , Aran terbangun dari tidurnya.ia menoleh kearah meja rias. Melihat Chika sudah rapih mengenakan baju bagus.

"Pagii". Ucapnya sambil mencium puncak kepala Chika.

"Hmm".

Aran pun berjalan menuju kamar mandi, setelah berbenah Chika memasukan peralatan nya menuju tas bayinya. Suaminya pun keluar dari kamar mandi

"Kamu mau kemana?".

"Jalan di taman".

"Se pagi ini??" Tanya Aran menoleh jam

"Ya ngga lah, pikir aja. Masa jam segini,".

"Iya maaf deh maaf. Aku ga di ajak nih?hari ini aku libur loh". Ucap Aran duduk di ujung kasur.

Chika berdiri mendekat kearah kasur khusus bayi itu. Membawa mangkuk berisikan air hangat, "eh udah bangun baby Zee nya ?".

Aran mendekat ingin menyaksikan Chika memandikan baby Zee. "Udah sana , urus aja urusan kamu. Jangan ganggu".

"Yeuuh.. gapapa kali. Aku pengen liat anak aku mandi. Kamu kenapa sih?"

"Pikir aja sendiri". Chika mulai memandikan baby Zee . Ia hanya mengusap badan Zee dengan handuk basah.

"Sayang, mau sampai kapan sih kamu kayak gini ke aku?. Kamu mau apa ,mau minta apa sama aku?aku bakalan turutin asal jangan terus terus an cuek in aku ".

"Ga pengen apa apa. Kepercayaan aku udah hilang sejak hari itu juga". Chika berdiri mengambil baju ganti baby Zee.

Aran terdiam, harus bagaimana lagi ia menyikapi masalah ini. Jika dituntut sabar, ia sudah sabar dalam membujuk Chika agar bisa memaafkan nya.

Baby Zee sudah berusia 2bulan, ia sangat pintar sudah bisa berbicara bunda pada Chika. Walaupun belum fasih tapi Chika senang dengan progres pertumbuhan Zee.

Ia juga sedang belajar tengkurap. "Non maaf". Ucap Rena tiba tiba.

Ini sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Namun rasanya Rena tak akan bisa ikut berjalan jalan bersama Chika.
"Kenapa mbak?".

"Mbak harus pulang kampung. Apakah di izinkan??soalnya keluarga mba ada yang meninggal".

"Yah, astagaaa turut berdukacita mba. Yaudah gapapa , mba pergi aja ya. Mau berapa hari ?". Tanya Chika khawatir.

Aran turun dari tangga, ia menghampiri mereka berdua, baby Zee tengah Aran gendong. "Ada apa ?"

Rena pun menjelaskan kembali " yaudah kalo mau 1 Minggu, nanti Aran anter ke stasiun yah.".

Kebetulan aran pun sudah siap dengan outfitnya dengan kaos putih oversize celana panjang berwarna hitam. "Makasih ya den, mba mau bawa tas dulu".

Chika menoleh ke arah Aran " kenapa ?". Tanya Aran.

"Nggak,".

Melihat perubahan ekspresi wajah Chika Aran mengerti, pasti Chika sedih karena tidak jadi pergi jalan jalan. "Kamu sama baby Zee ikut dulu ke stasiun pulangnya kita jalan jalan yah.".

"Kemana?".

"Ke mall , mau?sekalian kita belanja bulanan". Ucap Aran

"Ga mau , nanti aja belanja bulanan nya sama mbak"

"Yaudah kita main main aja disana yu". Tangan kanan Aran mengadah.

Chika menatapnya lalu berkenan untuk menggenggam tangan aran yang sudah mengadah.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY QUEEN (CHIKARAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang