Genap satu Minggu sudah, Chika tak pernah bertemu secara langsung dengan Aran. Shani yang selalu menghibur Chika , tak lama Tapi Shani selalu menyempatkan diri bermain kerumah Chika.
Pagi hari menyapa, terdengar suara barang yang sedang dibereskan oleh suster itu. Aran sudah terbangun dari tidurnya, dengan penampilan barunya. Pasti semua orang akan merasa asing melihat Aran sekarang.
"Widih, keren sih.. makasih sus". Ucap Aran pada suster Tiara.
"Gapapa ya , saya potong rambutnya seperti itu?".
"Gapapa sus, mirip kayak tentara ya?" Aran terus berbicara sambil berkaca di cermin kecil itu.
"Udah keren lah, ".
"Hhehe makasih suster." Aran berdiri ia pun membawa ponselnya.
Aran berjalan keluar ruangan ini, melody sudah menunggu nya di luar. Pintu terbuka, Aran tersenyum manis pada mama nya itu.
"Ayok, ".
"Iya mah".
"Ganteng banget sih, wangi lagi.." melody berjalan sambil menuntun tangan Aran.
"Beneran ma?udah ga ada yang kurang kan? Muka Aran pucet gak?" Tanya nya.
"Ngga sayang, kamu udah perfect banget". Melody mengangkat jempolnya keatas.
"Ga sabar ketemu Chika hari ini". Aran tersenyum senang, ia sudah siap dengan penampilan nya.
"Satu hari aja ya". Pinta melody.
"Iya mama, Aran inget kok".
.........
"Engghh.. mami, ". Lunguhnya masih diatas kasur itu.
"Sayang, kamu masih demam. kita kerumah sakit ya". Mami anin duduk di sebelah Chika yang masih berbaring.
"Ga mau, Chika pengen tiduran aja".
"Yaudah, mami panggilin dokter aja kesini". Anin menelfon dokter yang sudah biasa kerumahnya.
Mbak Putri masuk dengan membawakan baskom dan handuk. Sembari menunggu, anin akan mengompres keningnya.
"Mbak, tolong bawa air minum yang agak hangat ya kesini, terus bawain roti selai coklat. Satu helai aja". Pinta anin sambil mengompres anak kesayangan nya.
"Mami.. huhh... Di-ngin." Chika meracau
"Chika, kamu sabar ya. Dokter nya lagi di jalan . Sebentar lagi sampe". Ucap anin, membenarkan selimut itu menutupi tubuh Chika.
Tio pun masuk kedalam, sebelum berangkat bekerja ia ingin melihat anak kesayangan nya.
"Gimana mih?mendingan?" Tio berdiri di sebelah anin.
"Yah begini pah, masih sama". Ucap anin.
"Udah hubungin dokter ?".
"Udah, kamu sarapan dulu gih. Aku mau urus Chika, "jelas anin menatap kembali kearah Chika.
"Yaudah mih, papa titip Chika ya.. muach." Tio mencium puncak kepala anin.
Ia pun beralih menuju Chika, ia mengelus rambut Chika ."cepet sembuh tuan putri".
"Pa-pah, jangan lama lama kerja nya". Ucap tiba tiba Chika.
"Sayang, papa ada meeting hari ini. Banyak klien yang bakalan Dateng ke kantor.." jelas tio.
"Yahh, Chika ga mau sendiri disini". Chika mendongak menatap kearah Tio.
"Ada mami disini, kamu ga sendirian". Jelas Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Teen Fiction"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022