"enak kan?hm?"
"Aaaa, ayok makan". Pinta chika.
",Emm.. manis kayak kamu".
"Bisa aja sih". Chika kembali fokus pada ice cream nya.
"Nah sekarang, aku mau ajarin kamu tentang lingkungan sekitar". Aran tak melepaskan genggaman tangan nya dari Chika.
"Iyah, ".
Aran membawa Chika menuju sebuah pedesaan yang terletak tak jauh dari tengah kota. Masih di daerah yang sama, namun kampung ini cukup membuat Chika merasa tak nyaman.
"Kenapa bawa Chika kesini?, ". Chika melirik lirik kearah sekitar.
"Mau ngenalin lingkungan perkampungan."
Memang disini banyak sekali orang orang yang sedang melakukan aktifitas sehari hari. Seperti berjemur pakaian, mengantri untuk mendapatkan air bersih. Ada juga orang yang tengah duduk sambil ngopi.
Aran mengajak Chika untuk bertemu dengan teman nya disini. Namanya Salim. Ia merupakan anak peternak sapi disini. Sudah lama Aran berteman dengan nya,
"Ihh bau ".
"Udah gapapa, kita liat sapi mau?gak. Ga pernah liat aslinya ya?" Tanya Aran.
Chika menggeleng, ice cream ditangan nya sudah habis. Ia hendak membuang sampah itu disembarang tempat.
Aran segera menegurnya ", eeiitts.. ga boleh. Kata Aran juga apa sayang?"
"Ga ada tong sampah Aran". Cemberut Chika.
"Kalo ga ada tuh, ya bawa dulu aja sampahnya.. ga baik buang sembarangan kayak gitu". Jelas nya.
"Nih kamu aja yang bawa sampah nya. Ambil , pegang". Polos nya
Aran mengerti, ini baru 3 Minggu Aran mengajarkan Chika hidup dengan kemandirian dan kesederhanaan. Ia pun mengambil nya dari tangan Chika. Melanjutkan perjalanan nya kembali.
Sudah sampai di peternakan sapi milik Salim. Aran masuk , tapi Chika ?huh, gadis itu malah berdiam diri di gerbang sana.
"Kenapa sayang? Ayok cepat".
"Takut banyak anak sapi". Teriak nya.
"Yaampun, ". Aran menepuk jidat nya, ia kembali lagi dan menarik tangan Chika.
"Ga mau, takut, bau lagi".
"Ayok, kasian temen Aran udah nungguin".
"Aaaaa... Hiks..hiks.. ga mau!". Chika malah menangis, lagi dan lagi. Aran harus sabar menghadapi sikap Chika yang memiliki penyakit sindrom itu.
"Jangan nangis, Chika kan pemberani masa takut sama sapi. Ga keren ahh. Chika ga keren, Aran aja berani masa Chika nggak sih?". Aran menunduk, ia mendongak berusaha mengintip dari bawah . Chika memang tengah menutupi wajah yang tengah menangis itu dengan kedua lengan nya.
"Ka-mu.. kan hiks.. hiks..laki laki". Tembal nya.
"Huhh, yaudah kalo ga mau Kita pulang aja ya. Padahal tadi Aran udah kasih ice cream , tapi kamunya malah ga mau kayak gini. Tadi kan udah janji apa sama aku?"
"Huaaa.. ma-aaf."
"Mana sini, kembaliin ice cream yang udah turun ke perut kamu". Pinta Aran.
"Ga-bisa".ucapnya sambil menangis.
"Syutt, udah jangan nangis.. ". Aran mendekapnya.
Ternyata Salim sudah ada di belakang Aran sedari tadi. Ia sedari tadi keheranan dengan apa yang terjadi disini. Kenapa gadis itu menangis?.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Подростковая литература"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022