"ADEK".
tangisan terdengar didalam sana. Melody di tahan masuk oleh dokter itu, Chika sudah panik ia ingin masuk namun dokter itu sengaja menghalangi pintu masuk. Anin sudah tidak bisa membendung air mata nya.
"excuse me doc, ".
Please don't be too loud
"Hiks..hiks.. Aran". Lirih Chika.
Dokter itu menyingkir dan mempersilahkan mereka masuk. Petugas sedang sibuk membereskan semua peralatan itu. Shani sedang berusaha membangunkan Aran.
"Aran.. hiks..hiks.." Chika menjatuhkan tas nya begitu saja. Ia langsung mendekat dan memeluk tubuh Aran. Shani sedikit menyingkir membiarkan Chika memeluk adiknya itu.
"Kamu kenapa hiks..?sakit kok ga bilang bilang sama aku..hiks..hiks.. bangun sayang aku disini". Chika menangisi Aran yang tengah berbaring dengan peralatan yang belum terlepas semuanya.
"Aran ga boleh pergi lagi, .. hiks.. ayok pulang . Chika udah kesini jemput Aran.. hiks..hiks.."
"Chika kamu yang tenang sayang". Anin menangis lalu hendak membawa Chika agar sedikit menjauh dari tubuh Aran.
"Ga bisa..hiks..hiks.. pacar Aran ga boleh meninggal!" Ucapnya dengan nada keras
"Arann.. bangun nak. Mama ga rela kamu pergi". Melody mengelus elus rambut kepala Aran.
Mama Alan pengen naik Tut..Tut.. tutt..
Aran pengen naik kereta iya? Hmm mah ayok..Mama's alan jatoh..hiks..hiks..beldalah
Aduh anak mama ga boleh nangis.. udah sini mama obatin lukanya.Melody mendengar suara suara mungil di telinga nya. Ia tersenyum sambil menangis, mengingat masa kecil Aran yang sangat mengenggemaskan.
"Gaa,, Aran ga boleh pergi.. ini Aran cuma lagi tidur kan ? Sayang ?jawab.. aku udah disini hiks..hiks.. " Chika terus menangis.
"Udah Chika, sini sama mami". Anin pun sedang menangis.
"Ngga, buka mata kamu ayok.. liat Chika . Hiks hiks.."Chika terus menatap wajah Aran itu.
"Excuse me, I will take this corpse to the room to be bathed". Ucap petugas hendak membawa Aran menuju ruangan agar bisa dimandikan.
"Ga boleh, ini punya Chika! Ga boleh di ambil.. pergi semuanya pergi" marah Chika ia menggenggam erat tangan Aran.
Melody anin dan Shani keluar dari ruangan membiarkan Chika berdua bersama Aran.
"Kenapa ga buka mata sih!. Chika udah jauh jauh kesini.. Aran malah tidur.. huaaaa".
"Rambut kamu kemana ran?hiks..hiks..".
Chika mendekat kearah telinga Aran lalu berbisik sesuatu di telinganya. Chika memejamkan mata dan berkata
"Cinta itu abadi, kamu dan aku saling mencintai.. hidup dan mati ,cinta kita tak-kan pernah terganti sampai hayat menanti.. - aku mau itu terjadi!!.. bangunlah kembali lah". Perlahan Chika membuka matanya
Chika mendongak lalu menatap kembali pada wajah Aran. Ia menciumi pipi Aran berkali kali, ia sangat rindu dengan Aran.
Akan kah Aran bisa berbicara lagi padanya? Chika ingin sekali bercerita banyak pada Aran.
"Bangun ya, aku pengen banget liat mata kamu.. hiks hiks.. ".
Cup
............
Suasana gelap mencekam, siapapun yang sedang berdiri ditempat ini pasti tidak akan menemukan jalan pulang. Sesak didalam dada, nafas yang masih memburu. Apakah yang sedang terjadi disini.
Ia berkata apapun tak ada yang bisa mendengarkan nya. Ia memejamkan mata nya dan berkata,
"Aku, aku adalah bentuk keabadian. Semua orang tak bisa mengambil nya dariku. ".
Secercah cahaya terlihat di ujung mata dirinya. Ia menoleh kearah samping, cahaya semakin dekat. Rasanya sesak ada apa dengan dirinya? Ia merasa raga ini akan terbang.
Tuhan tolong, ia tak sanggup jika harus pergi dari dunia ini.
Cahaya itu menarik perlahan tangan nya yang hendak pergi terbang ke atas.
"Heeuuuuhhh.. "ia menarik nafas panjang.
"Arannn". Kaget Chika.
"Tuttttttttfffff....." Proyektor detak jantung pun berbunyi nyaring.
Para petugas menatap heran pada proyektor yang ada di nakas itu. Bagaimana bisa terjadi?? Ini benar benar Aneh.
Mr.. doctor Edward.. the patient regained consciousness. " Teriak suster keluar dari ruangan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Teen Fiction"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022