Resah hati ini tanpanya...
Memikirkan dia...
Slalu tentang dia yang memberikan
Indahnya cinta...Suara mereka menggema di dalam kantin sana , sangat heboh dan mampu membuat orang orang bertepuk tangan. Suara Deo dan Mirza sangat merdu.
Aran sedari tadi sibuk memainkan sebuah alat musik gitar untuk mengiri mereka bernyanyi. Sambil menunggu pesanan datang , mereka berusaha menghibur orang orang yang ada di kantin ini.
Tiba tiba saja brakk..
"Woyy berisik". Marah Jinan.
"Eh lu kenapa sih?" Tanya deo.
"Yo, itu Jinan." Ucap Mirza.
"Astaga.. yayang maafin oyo". Deo pun mendekat.
"Berisik banget deh.. sana ah gue geli tau gak". Jinan pun mendekat kearah Aran.
"Ehh, itu ayang gue Vivi". Tunjuk Mirza melangkah pergi.
Sontak Ara pun melirik kearah Mirza berlari, kenapa tak ada Chika bersama Vivi disana?kemana pacarnya itu. Jinan pun berbicara pada Aran.
"Cari Chika yah?".
"Jangan bilang lo?" Aran menatap nya sangat tajam
"Ehh sabar ran, gue ga apa apain kok.. ya kan guys." Ucap nya.
"Iya, bener bener." Sahut teman teman Jinan.
"Awas aja lu ya". Aran menaruh gitar nya lalu beranjak pergi mendekat ke Vivi dan Mirza.
Deo kini fokus pada Jinan, sesampainya Aran di meja Vivi ia menanyakan chika kini berada dimana sekarang?. Vivi bercerita, tadi pada saat Chika hendak keluar dari kelas tak sengaja Jinan menyenggol tubuh Chika hingga ia terjatuh.
Aran semakin penasaran dengan semua cerita itu, " terus dia sekarang lagi di UKS , ditolongin sama Rizal ran".
"Astaga,, za gue ke UKS dulu ya". Aran pun pergi berlari menjauh.
"Ehh, persenan nya gimana ran,?" Tanya Mirza sayangnya Aran sudah pergi terlalu jauh.
Ia berlari menuju UKS , hanya ingin melihat kondisi Chika saat ini. Apakah gadis itu baik baik saja, kenapa ia tak menelfon nya. Haduh, Jinan lagi lagi berulah. Tapi ini bukan saat nya Aran memikirkan bagaimana membalas dendam pada Jinan.
Yang terpenting sekarang adalah kondisi Chika.
Berjalan tergesa-gesa menubruk semua orang yang menghalangi langkahnya. Sampailah ia di depan ruangan UKS, Aran mendorong pintu dengan sangat keras. Ia melihat sosok Chika sedang duduk di atas kasur sana sedangkan Rizal sedang duduk di kursi itu.
"Chika?".
"Aran". Panggil chika
"Kamu kenapa sayang?" Aran khawatir iya langsung menarik Chika dalam pelukan Nya.
"Dia cuma jatuh ran, lututnya kena besi tong sampah ."
Aran melirik kearah belakang , " makasih ya, Lo boleh pergi dari sini zal".
"Oke , siap.. ". Ia pun langsung pergi dari ruangan ini
"Kaki aku sakit Aran". Rengek Chika.
"Kenapa ga telfon Aran ?hm". Aran menangkup kedua pipi Chika.
"Takut, Aran bakal jahatin Jinan ."
"Yaampun Chika, ga akan sayang.. ".
Chika hanya diam , ia masih merasakan sakit di bagian lututnya. Aran membawa kursi itu lalu duduk dihadapan Chika yang sedang berada diatas kasur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Підліткова література"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022