1 bulan telah berlalu, seseorang masih berharap dan menanti kehadiran kekasihnya disini. Terhitung Sudah 2 bulan , hidupnya kacau dan tak bersemangat.
Ia baru mengetahui bahwa Aran sudah tidak bersekolah disini, katanya ia sudah pindah ke negara itu. Chika tak mampu menerima kenyataan ini semua.
"Gimana dok?"
"Tidak ada kemajuan, mentalnya agak sedikit terganggu. Ia sering melamun dan tak banyak berbicara, seharusnya ada seseorang yang bisa menemaninya setiap saat dalam keadaan seperti ini". Jelas dokter itu.
"Saya bingung dok, Chika adalah gadis yang sangat polos,. Sampai suatu masa dimana ia memiliki seorang kekasih. Dan keberuntungan tak berpihak pada Chika , Aran jatuh sakit hingga sampai saat ini ia belum bisa sembuh dari penyakitnya dok". Ucap mami anin pada dokter yang menangani Chika saat ini.
"Tolong diberikan semangat dan perhatian lebih saja bu, pasti dia akan membaik dengan sendirinya".
"Iya dok, saya akan berusaha selalu ada disamping Chika saat ini. "
"Mamii". Ucap Chika menatap tajam kearah anin.
"Eh iya kenapa?"
"Pulang, Aran pasti nunggu Chika sekarang dirumah". Rengek Chika yang tengah duduk di tepi ranjang itu.
Anin menoleh kearah dokter itu lagi "dokter denger sendiri kan? Saya sudah tidak bisa diam melihat ini semua terus terjadi". Sedih anin.
"Baik ibu, saya sarankan ibu pertemukan saja Chika dengan kekasihnya itu. Sekalipun ia tahu bahwa kekasihnya ini sedang sakit . "
"Yasudah dok, makasih. Kalo gitu saya terima resep obat nya. Saya pamit dulu dok". Ucap anin
Sesampainya di rumah, Chika kembali menjalani kebiasaan nya duduk di balkon kamarnya sambil menatap kearah langit yang sudah mulai menggelap. Ia masih menantikan kehadiran Aran disini. Berharap pangeran nya datang menemui dirinya disini.
Shani dan cio tidak bisa menghendel semuanya. Ia memilih untuk pergi menuju London dan tinggal disana bersama mama dan Aran .
Sepi dan sendiri, bak sebuah kura kura yang termenung di dalam rumahnya sendiri. Gelap dan sunyi, kepergian Aran begitu sangat membuat mental Chika jatuh.
"Kamu dimana?" Lirih Chika.
Tok..tokk.. tok..
Chika menoleh kearah pintu kamar , "itu pasti Aran.. " ia berlari menuju pintu hendak membukanya.
Ceklek... "Ara-".
"Hallo Chika". Orang itu melambaikan tangan nya.
"Kam-kamu bukan Aran! Kamu siapa ?pergi dari sini". Usir chika mendorong laki laki seusianya itu.
"Kok diusir , aku kesini mau main aja ".
"Mami , papa.. ngga aku ga mau. Hiks..hiks.. pergi". Usir nya
"Chika, nama aku Zee . Aku teman kamu sekarang. Boleh aku bermain sama kamu?" Tanya orang yang tiba tiba datang kerumah ini .
"Hiks..ga". Chika menutup pintu itu dengan sangat kasar.
Ini adalah Zee , dia orang yang akan membantu Chika disini. Semoga saja kehadiran nya membantu Chika sembuh dari depresi nya
Anin naik keatas dan bertanya pada Zee , kemana Chika?. Ia mengetuk pintu agar Chika membuka nya,
"Tante kalo Chika nya ga mau . Gapapa biar Zee balik lagi besok ya". Ujar Zee.
"Loh kok gitu, ga mau coba lagi?" Tanya anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Roman pour Adolescents"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022