Hari ini merupakan hari yang sangat amat penting bagi Aran, hari ini ia akan memberikan sebuah hadiah untuk Chika. Pagi hari ia sudah mandi dan mencuci mobil nya.
Sudah rapih dan siap berangkat, ia akan berangkat menuju rumah Chika. Shani mempersiapkan sarapan untuk Aran. Katanya hari ini Aran akan membawa Chika menuju rumah nenek yang ada dibandung.
Ia akan mengajaknya menginap disana. Tentunya Aran meminta izin pada anin dan Tio. Apakah boleh ia membawa chika pergi kesana.
Ia tak mungkin mengemudi sendirian, ia akan ditemani supir dari mama nya.
"Sudah siap?" Tanya shani menatap sendu kearah Aran.
Aran mengangguk, "pasti kakak khawatir ya?"
"Iya , udah dibawa perlengkapan nya kan?".
"Udah kakak tenang aja, aku disana pasti jaga diri kok "
Aran duduk membawa mangkuk yang sedang dipegang oleh Shani. Ia pun segera memakan bubur itu, "oh ya , nanti bang cio bakalan kesini kan temenin Kaka?"
"Iya dek, udah kamu jangan terlalu khawatir".
"Tuh kan, giliran adek aja yang khawatir sama Kaka ,malah ga boleh." Ketus Aran.
"Lucu banget sih, Adek ganteng nya kakak". Shani menarik pipi Aran.
"Kak ih, ".
"Kamu pucet loh ran". Pandangan Shani melihat jelas , bibirnya tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Kak, aku cuma kecapean aja "
"Jangan terlalu banyak pikiran ya, kalo kamu butuh uang bilang sama kakak".
"Iya siap". Aran menghabiskan makanan nya dahulu. Setelah itu ia pun langsung memanggil supir itu untuk membawa kan tas ransel nya menuju mobil.
Aran berpamitan pada Shani, ia langsung masuk menuju mobil. Setelah itu mereka pun pergi. Dilain tempat Chika sudah menunggu Aran di ruangan tamu, ia sudah membawa ransel dan semua makanan yang ia butuhkan selama perjalanan.
Anin duduk dihadapan Chika, ia tahu sedari tadi Chika menunggu Aran datang kesini menjemputnya untuk ikut pergi ke Bandung.
"Sayang, kamu udah bawa uang gak?" Tanya Tio mengelus pelan rambut kepala Chika dari arah belakang
"Udah pah, tadi dikasih sama mami".
"Kamu kasih berapa mih?" Tanya Tio pada anin.
"400 pah".
"Aduh kurang kalo segitu, nih papah tambahin yah." Tio pun langsung memberikan uang saku tambahan untuk Chika, sedangkan anin hanya mengelus keningnya.
Bukan nya tidak boleh, tapi empat ratus ribu itu sudah cukup sampai besok.
"Pah Chika pulang besok sore loh".
"Ya gapapa mih, dia kan suka jajan.. salah ga papah kasih segitu?"
"Pah dia bukan mau tour ke Jogja".
"Iya tau, tapi papah pengen anak papah ini ga kekurangan uang aja pas disana." Tio pun mengelusnya lalu pergi begitu Saja.
Chika tak mempermasalah soal uang itu , ia terima terima saja jika keduanya memberikan Chika uang.
"Mih, Aran nya mana yah?"
"Sebentar lagi nyampe Chika.. kamu sabar ya".
"Tapi udah dari tadi loh dia ga nyampe nyampe." Kesal nya langsung mematikan handphone.
"Yaudah kamu ngapain dulu kek biar gak diem terus".
Chika hanya terdiam sambil memegang ponselnya. Mana mungkin Aran akan ingkar janji pada dirinya. Katanya ia akan membawanya ke Bandung bertemu dengan nenek kesayangan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Teen Fiction"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022