Aran menghilang Chika dirumah sakit dengan di temani oleh kakak ipar nya. Kedua orang tua Chika pun ada menunggu di rumah sakit ini. Melody pun terbang dari luar negri , ia pulang secepatnya ketika mendengar Chika masuk ke dalam rumah sakit.
Aran ?ia masih sibuk mencerna apa yang terjadi saat ini.
Sebotol minuman air putih disodorkan pada Aran , Amanda mencoba menenangkan Aran yang mungkin sekarang masih berpikir.
"Udahlah, itu kan keinginan kita sayang . Kamu cerai sama Chika terus nikah deh sama aku. Secara Chika kan ga bisa dewasa , bawaan nya ke kanak kanak an, apalagi kalo kamu lagi cape , ga ada yang bisa ngertiin kamu kan . Cuma aku doang kan yang bisa, jadi ini kesempatan untuk pisah sama chika-".
"Hah?, Pisah? Ngga ngga.. bentar lagi aku mau punya anak . mana mungkin aku pisah sama dia". Jelas Aran merasa bingung.
"Ya kan setelah lahiran nanti kamu bawa aja bayi nya , biar aku aja yang ngurusin nya. Pasti nanti Chika ga akan bisa lagi ngurus anak, terus kamu lagi kamu lagi yang cape. ".
Aran pun terbujuk oleh rayuan Amanda, sungguh yang Amanda bicarakan seakan akan benar adanya.
"Oke setelah lahiran nanti aku bakalan cerain dia Manda. Aku bakalan nikah sama kamu. ". Ucap Aran.
Aran pun terkadang masih mempertimbangkan semuanya. Terasa berat di dalam hati kecil nya, namun jiwanya lebih stress ketika bersama chika.mungkin ini jalan satu satu nya yang bisa ia ambil.
Seseorang pun pergi dari sebelah meja makan mereka berdua. Aran menatap kearah outfit yang orang itu kenakan. Aran sedikit tak asing dengan penampilan orang itu .
Melody pun sampai dirumah sakit, ia menanyakan kamar Chika dirawat.
Tak sengaja ia berpapasan dengan Anin dan Tio. Melody pun bersalaman dengan mereka, Anin memeluk melody.
"Gimana ini, Chika belum sadar juga." Ucap Anin khawatir.
"Sabar. Pasti dia bangun kok. Ga akan terjadi apa apa, ". Ucap Tio menenangkan.
Melody ikut menangis mereka berdua saling memeluk satu sama lain. Sesama ibu , mereka akan jauh lebih mengerti perasaan apa yang di rasakan ketika anak mereka sakit.
Mereka pun melepaskan pelukan nya lalu berjalan menuju ruang Chika dirawat.
Ceklek...
Melihat mama nya sudah pulang, Shani pun sudah tidak sabar lagi untuk bercerita dan mencari solusi untuk permasalahan yang sedang terjadi antara Aran dan Chika.
"Mah..-" tangan nya di cengkram oleh cio . Laki laki itu menggeleng pelan.
Shani pun mengurungkan niat nya. "Apa kabar kakak, cio" ucap melody mendekati mereka
"Baik mama, ". Ucap cio menyaliminya
"Mama kok ga minta jemput ?". Ucap Shani.
"Gapapa, taksi banyak.". Melody tersenyum kecil.
Ia pun beralih mendekat kearah Chika, memegang tangan Chika . Kasihan menantunya ini, firasat melody mengatakan ada yang tak beres dalam rumah tangga anak nya. Melody menatap kearah Shani, Shani mengangguk.
"Chika, bangun nak.. ". Ucap melody mengelus puncak rambut Chika.
Meldoy melirik kearah Anin dan Tio yang tak bisa di pungkiri . Mereka sangat mengkhawatirkan anak kesayangan nya.
"Mama, boleh ikut kakak sebentar". Melody pun mengangguk.
Melody pun pergi bersama Shani keluar dari area rumah sakit. Akhirnya Shani menceritakan semua nya yang ia dengar dan ia lihat, Shani tak tahu siapa yang salah dan siapa yang benar di antara keduanya. Begitupun melody, ia tak bisa menyalahkan keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN (CHIKARAN)
Teen Fiction"kok ditinggal sih".manja Chika. Aran menengok."Ehh maaf..kirain udah naik". Gadis itu pun hanya menatap malas lalu naik keatas jok motor aran. . . PUBLISHED: 27/01/2022