Mau Nikah atau Kawin ?! (17+)

165K 1.5K 10
                                    

“IHH! OOM RAKAA MESUUUUM!!!” Ana menjerit sambil terus mendorong tubuh Raka yang menempel dekat dengan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“IHH! OOM RAKAA MESUUUUM!!!”
Ana menjerit sambil terus mendorong tubuh Raka yang menempel dekat dengan tubuhnya.

“Tapi Om cuma mesum sama kamu, kok, Sayang.”

Dengan kedua tangan yang masih melingkar di pinggang Ana, Raka berbisik di samping telinga gadis itu sambil terus menciumi sisi lehernya yang harum. Sementara, tanktop putih
Ana hampir naik hingga ke batas perut, tetapi buru-buru Ana menurunkannya.

“Ihh! Nggak mau!” Ana berusaha bergerak dan melepaskan dirinya dari belitan Raka. Berkali-kali pula ia
memukul dada pria berumur tiga puluh enam tahun itu, tetapi pria itu malah bersikap semakin liar dan agresif dari sebelumnya.

Raka tertawa renyah dan menikmati reaksi Ana yang menggeliat tidak nyaman itu.

“Ihh … lepasin aku, Om—”

Kalimat Ana terpotong saat Raka tiba-tiba dengan sengaja mendorong tubuhnya untuk telentang bebas ke atas tempat tidur.

“Kyaaaaa!!! O ... Om mau apa?!” Ana berteriak histeris bersamaan dengan tubuh Raka yang tinggi dan besar itu
menindih tubuhnya.

“Kamu mau nggak nikah sama Om?” tanya Raka kepada Ana. Bibirnya begitu rendah dan dekat, seolah dengan gerakan tipis dari pria itu, ia bisa mencium Ana.

Ana terkejut dengan mulut terbuka setengah. Baru kali ini ada yang melamarnya. Bahkan, lamaran itu tidak romantis sama sekali. Tidak seperti yang pernah Ana tonton di drama
Korea selama ini.

“Gimana? Mau nggak nikah sama Om?” Kali ini Raka tersenyum mesum kepada Ana.

“Ihh …. Nggak! Nggak mau!” Ana mencoba memutar tubuhnya ke samping, tetapi Raka menahannya dengan menjatuhkan kedua tangan di samping kanan kiri tubuh Ana, membuat Ana kesulitan untuk bergerak bahkan lari darinya.

“Kenapa nggak mau? Om bisa kasih apa pun yang kamu minta, kalau kamu mau nikah sama Om.” Raka berkata parau, tetapi enggan untuk menjauhi tubuh Ana.

“Ih, nggak mau! Om udah tua, dan mesum! Aku nggak mau!” Ana memukul dada Raka dengan wajah cemberut.

“Om tidak tua, Sayang. Om hanya lebih dewasa dari kamu, dan ....” Raka merendahkan wajahnya, dan membisikkan sesuatu di telinga Ana. “Om jauh lebih berpengalaman.”

Setelah mengucapkan itu, Raka sekali lagi menyesap leher putih Ana hingga Ana menggelinjing—gusar.

“Ommh ... nggak ....” Ana berusaha melawan sentuhan Raka, tetapi rasanya sangat sulit saat pria itu begitu lihai
menarik sisi sensualitas Ana yang masih pemula.

“Kalau nggak mau, gimana kalau kita kawin aja?”

Kening Ana berkerut mendengar ucapan Raka. “Kawin?”

Apa bedanya nikah sama kawin?

“Pasti kamu nggak paham, ya?” Raka berkata seolah mampu membaca pikiran Ana. “Oke, Om jelasin.” Raka
mengeluarkan smirk gelapnya kepada Ana.

“Nikah dan kawin itu berbeda. Nikah berarti menyatukan orang yang berbeda dalam sebuah ikatan. Sementara kawin berarti menyatukan kelamin yang berbeda.”

Raka tersenyum melihat reaksi Ana saat kata-kata vulgar itu keluar dari mulutnya.

“Nikah berarti menyebarkan undangan, dan kawin adalah usaha untuk menyebarkan benih. Nikah pake baju bagus, tapi kalau kawin, nggak perlu pake baju sama sekali.”

“Dan satu lagi ... nikah itu berarti saling memahami dan menghormati, sementara kawin saling menikmati dan memuaskan antara satu dengan yang lain.”

Raka berkata panjang lebar, dan Ana hanya mampu menatap Raka tanpa berkedip sedikit pun.

“Jadi ... kamu mau nikah atau kawin?” tanya Raka sambil mengurai rambut Ana yang mengikal panjang.

“Kalau Om, sih, lebih milih ....”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang