"Apa Mas Raka marah kepadaku?" tanya Ana, mencoba memberanikan diri.
Raka tertawa mendengar pertanyaan polos itu. "Kamu terlalu menggemaskan untuk bisa membuatku marah, Sayang. Aku hanya takut, jika terjadi sesuatu denganmu."
Raka mencium bibir Ana sekilas, dan membuat Ana bersemu malu.
"Aku membelikanmu jus durian." Raka mengarahkan plastik putih yang berisikan satu kaleng jus durian kepada Ana.
"Jus durian?" Wajah cantiknya yang sempat muram kini berubah berseri-seri dan itu menular kepada Raka yang ikut tersenyum.
"Iya, Sayang."
Raka telah kembali seperti semula. Senyum di wajahnya yang tampan kembali datang dan hal itu membuat hati Ana kembali menghangat.
"Tapi, sebelum aku memberikan jus ini ...." Raka berjalan ke arah pantry dan meletakkan jus yang ia beli ke atas
meja. Ia kemudian berjalan kembali menghampiri Ana.
Dengan gerakan tak terbaca, ia tiba-tiba menggendong tubuh Ana, yang serta merta membuat Ana dilanda rasa terkejut.
"Aku ingin kita mandi bersama."
Sekali lagi, tanpa menunggu jawaban dari Ana, Raka berjalan ke arah kamar mandi dengan langkahnya yang egois.
Ana menggigit bibirnya dan meremas pinggiran bathtub dengan kencang. Merasakan rangsangan lembut dan intens di setiap jengkal tubuhnya yang sensitif. Raka menelanjanginya dengan tatapan penuh nafsu.
"Ahhh ... jangan masukin!" Ana menjerit ketika Raka mencoba membersihkan pangkal pahanya dan kembali memasukkan jari ke dalam miliknya.
Raka menghiraukan jeritan Ana kepadanya, dan tersenyum. Ana tidak bisa berhenti untuk mendesah, dan
Raka memang menginginkannya.
Ana memejamkan kedua matanya dan merasa miliknya berkedut cepat, hingga beberapa detik kemudian ia
mengalami puncaknya.
"Kamu mudah sekali keluar, Sayang." Raka mencium bibir Ana yang baru saja mengambil napas lega. Ia
memperdalam ciumannya dan menarik tubuh Ana agar duduk di pangkuannya.
Ana membuka matanya yang sempat terpejam ketika milik Raka tiba-tiba tegang dan memaksa masuk ke dalam
miliknya. Walaupun mereka sudah sering bercinta, tetapi kali ini rasanya cukup berbeda.
Ana kehilangan konsentrasinya karena Raka. Ia mengeratkan pelukannya pada leher pria itu. Menerima tusukkannya yang berkali-kali jauh lebih panas dari sebelumnya, hingga rasanya tak lagi kuat untuk menahannya lebih lama.
Ana tidak tahan.
"Damn! Kamu menggigitku, Sayang." Raka terkejut karena Ana tiba-tiba menggigit bahunya dengan keras.
"Ahh ... ma ... maaf ... ahhhh ...." Ana membenamkan wajahnya di ceruk leher Raka dan merasakan pompaan pria itu menjadi lebih cepat dari sebelumnya.
"Tidak apa-apa, Sayang. Selama kamu menikmatinya."
Raka mengerang parau.
"Oh, shit! Aku akan keluar!" Raka mengumpat dan membuat Ana dilanda sensasi yang sama.
"Aahhhh .... A ... na juga mau keluar ...."
Milik Raka tiba-tiba membesar dan berkedut. Hal itu bersamaan dengan sensasi gatal yang Ana rasakan di pusat kewanitaannya.
Hingga beberapa detik kemudian, mereka akhirnya samasama mengalami puncak kenikmatannya sebagai pasangan suami istri untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | END
RomanceWarning : Dewasa, Mature, kolaborasi E dan Ray ( 21+) "Om Raka udaaah..." "Relaks, sayang. Sebentar lagi..." Inilah kisah cinta Anastasia (20 tahun), sang mahasiswi cantik pecinta shopping, dengan pria paruh baya sahabat sang ayah saat berada di ban...