Ana Manja ? (+)

28.2K 288 3
                                    

| H

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| H.R. |

***

Dua hari kemudian.

Ana bergelung nyaman di atas ranjang. Merasakan kehangatan seprai yang bercampur dengan aroma maskulin yang menyengat indera penciumannya.

"Ngghhhhh ..."

Ana menggeliat dengan sedikit mendesah nikmat. Ia membuka matanya secara perlahan dan melihat Raka tengah memunggunginya.

Ana mengusap matanya dan menyibakkan selimutnya hingga terjatuh ke lantai.

Ana turun dari atas tempat tidur, lalu berjalan mendekati Raka yang tengah mengancingkan jasnya di depan cermin.

"Mas Raka mau kemana?" Ana memeluk punggungnya. Menyandarkan kepalanya di punggungnya yang lebar dan hangat, membuat sesuatu yang menghuni di dalam rahimnya bergejolak.

Penghuni rahim?

Ana tersenyum jika mengingat hasil tes kesehatannya di rumah sakit dua hari yang lalu.

"Selamat sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu."

Ana bahagia dan merasakan dunianya bagaikan surga.

Ana akan menjadi seorang ibu, dan Raka akan menjadi seorang ayah untuk calon bayi di rahimnya.

***

Raka memutar tubuhnya, merasakan kedua tangan Ana melingkar erat di perutnya.

"Mas Raka mau kemana?" Ana bertanya dengan suaranya yang merdu.

Raka melihat keceriaan di wajah Ana. Matanya yang berwarna coklat madu begitu sendu saat bertemu dengan mata miliknya. Bibirnya yang merah merekah seolah menggoda untuk dicium olehnya.

Ya.. itu hanya ada dipikiran Raka yang sudah terlampau mesum sejak bertemu dan berkenalan dengan Edo, senior yang kini menjadi ayah mertuanya.

"Aku harus ke kantor, Sayang." Raka tidak bisa menahan diri. Diciumnya bibir sensual milik Ana dengan cinta. Lalu diangkatnya tubuh indah sang istri dan mendudukkannya ke atas meja kerjanya.

Raka senang dengan perubahan sikap Ana. Ketika Raka menciumnya, Ana akan ikut meresponnya, dan sepertinya itu semua karena efek hamil mudanya.

Terbukti, saat Raka memperdalam ciumannya, Ana meremas rambutnya, dan memintanya untuk melakukan hal lebih kepadanya. Bahkan tangannya secara tiba-tiba dituntun oleh Ana agar menyentuh dan meremas bukit kembarnya.

"Jangan menggodaku, Sayang. Aku benar-benar ingin mengurangi frekuensi kita dalam bercinta."

Raka melihat wajah Ana memerah. Bibirnya sedikit bengkak karena ulahnya. Matanya begitu sayu saat menatapnya. Indah dan bersinar cantik.

"Aku nggak nggodain mas Raka kok. Aku cuma mau... ehm... mau dimanja sama mas Raka..." Ana memainkan jambang tipis milik Raka. Gerakannya begitu seduktif untuk dapat Raka tahan.

Raka menelan salivanya dengan berat. Ia ingat ucapan Vera, sahabat yang kini menjadi ahli dokter kandungan, menceramahinya tentang frekuensi bercinta.

"Wanita yang mengalami hamil muda memiliki gairah seks yang cukup tinggi dari biasanya. Banyak wanita hamil yang mengaku lebih bergairah untuk bercinta ketika tengah mengandung. Hal itu dikarenakan meningkatnya hormon dalam tubuh saat hamil, terlebih lagi karena payudara yang membesar dan menjadi sensitif saat hamil, area intim wanita membengkak karena aliran darah bertambah deras. Hormon esterogen menjadi penyebab utama gairah seks meningkat."

"Kalau begitu apa aku boleh mengajaknya bercinta? Katakanlah, dia ingin bercinta dan aku akan melakukannya untuk kepuasannya?" Tanya Raka.

"Bilang saja kalau kau memang ingin bercinta, Raka. Aku melihat banyak bekas cumbuanmu di tubuh istrimu." Vera berkata mengejek.

"Jawab saja pertanyaanku."

"Hubungan seks saat hamil boleh saja dilakukan. Dengan catatan, pada tiga bulan pertama kehamilan, sebaiknya frekuensi hubungan seksual tidak dilakukan sesering biasanya. Dikhawatirkan bisa terjadi keguguran spontan. Selain itu, perlu juga diperhatikan posisinya agar tidak menindih perut, lantaran rahim masih lemah di usia kehamilan muda. Tidak kalah penting adalah perlunya dilakukan koitus interuptus, yaitu ejakulasi sperma di luar vagina. Sebab sperma mengandung prostaglandin yaitu zat yang bisa merangsang kontraksi uterus, sehingga bisa menyebabkan keguguran."

"Berarti aku tidak boleh mengeluarkan spermaku di dalam-nya?"

Vera memukul kepala Raka dengan buku tebalnya.

"Berhentilah berpikiran mesum. Kau sudah cukup tua. Kasihan istrimu yang masih sangat muda, Raka!"

"Berpikiran mesum tentang istriku adalah sah dan hukumnya wajib."

"Dasar gila!"

"Aku mau dimanja sama Mas Raka..."

Suara yang bercampur dengan desahan merdu itu benar-benar membuat Raka gila.

"Kamu mau aku mau memanjakanmu seperti apa?"

"Aku mau ikut mas Raka ke kantor." Ana tersenyum cantik.

"Kamu nanti hanya akan mengurangi konsentrasiku, Sayang."

"Aku janji nggak akan ganggu. Aku cuma mau dekat-dekat sama mas Raka kok!"

Raka ingin sekali mencubit pipi Ana.

Dengan dekat-dekat itulah, konsentrasinya akan terganggu dan menyulitkannya untuk mengurangi keinginannya dalam bercinta.

Belum lagi dengan para kliennya yang hari ini akan bertemu janji dengannya di kantor, terkenal sebagai pria hidung belang alias mata keranjang yang menyukai gadis remaja dewasa, dan Ana yang masih berusia 20 tahun masuk dalam kriteria mereka.

Apa yang akan terjadi jika mereka bertemu dengan istrinya?! Ana ...

Bisa-bisa istrinya ...

Cerita ini udah ada dalam bentuk cetak dan PDF di KARYAKARSA yaa....

Kata kunci: Eray Dewi Pringgo

Kata kunci: Eray Dewi Pringgo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang