Si Manis dan Nakal Ana (21+)

62.3K 416 14
                                    

Happy Reading....

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Raka tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk dengan Ana. Udara malam tidak cukup baik untuk kesehatan istrinya yang saat ini tengah hamil.

Raka begitu menyayangi Ana dan mencintainya sepenuh hati.

Yah.... setidaknya itulah yang Raka pikirkan, dan hal itu berbanding terbalik dengan perasaan Ana saat ini.

"Sekarang kembali ke kamarmu dan terima hukumanmu." Raka tidak sungguh-sungguh untuk menghukum Ana. Ia hanya ingin menggertaknya dan membuat istrinya yang manis itu menurut padanya seperti dulu.

"Hukuman?" Ana memberengut kecewa.

"Hukumanmu adalah tidur di sini. Sekarang." Raka membawa Ana ke atas tempat tidur. Lalu mengusap puncak kepalanya sambil mengusung senyum hangat, layaknya seorang ayah yang mengusap kepala putrinya sebelum tidur.

Setelah mengucapkan itu, Raka kemudian berjalan mundur mendekati pintu kamar.

"Tidur?" Ana bertanya dengan suara merajuk, dan Raka yang berniat untuk berjalan keluar meninggalkan ruangan, sempat terkejut dengan perubahan suara itu.

Raka memutar tubuhnya dan merasakan langkah kaki yang terasa samar terdengar mengikutinya dari belakang.

"Iya," Raka terkejut. Kalimatnya seketika menggantung di udara saat Ana secara tiba-tiba telah berada begitu dekat dengannya.

Tubuhnya yang berisi kini berdiri tepat di hadapannya. Senyumnya yang sangat cantik seketika membuat Raka merasakan gejolak aneh di bawah perutnya. Baru kali ini Raka merasa terintimidasi oleh seorang wanita... dan wanita itu adalah istrinya sendiri yang Raka anggap begitu labil dan pemula untuk mengetahui apa itu gairah, seks dan cinta.

"Kalau begitu aku mau tidur sama mas Raka." Ana berjinjit di antara kedua kakinya yang telanjang. Kedua tangannya terangkat ke atas, melingkar ke leher kokoh Raka.

Raka menikmati setiap sentuhan dan gesekan lembut Ana di dadanya hingga tanpa pernah Raka pikirkan sedikitpun selama ini... bibir mungil kemerahan milik Ana menempel di bibirnya.

Ana menciumnya bahkan tanpa Raka perintah sama sekali. Sebuah ciuman tanpa obsesi atau gairah yang meledak-ledak. Sebuah ciuman murni tanpa adanya gigitan atau 'gaya' lainnya yang selama ini Raka lakukan kepada Ana. Ciuman seorang pemula yang begitu murni penuh kasih diberikan oleh istrinya.

"Aku sayang sama mas Raka." Ana melepaskan ciumannya, lalu menatap sendu bercampur malu karena Raka menatapnya dengan masif tanpa sedikitpun berkedip.

LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang