"Kok, Bapak ada di sini?!” Ana yang sedang berbaring ringan buru-buru bangun karena melihat pria tua berumur empat puluh tahun itu masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.
“Tuan mungkin akan membutuhkan waktu lama untuk pulang. Tama juga pasti sudah tertidur pulas di ruang kamar bawah. Jadi ... saya mau, kok, nemenin Eneng di sini.” Beni menjilat bibirnya dengan mata penuh nafsu yang menjijikkan.
“Ihh ... nggak mau ....” Ana turun dari atas tempat tidur, dan mundur menjauhi Beni dengan ekspresi cemas dan takut.
“Tuan Raka jarang membawa gadis belia sepertimu.” Pria tua itu menutup pintu kamar dengan sekali ayunan. “Pasti kamu gadis simpanan Tuan Raka. Begitu muda dan segar.”
“Nggak! Aku bukan simpanan Om Raka! Aku pacarnya!” Ucapan Beni memicu kemarahan Ana.
“Nggak usah bohong, Neng. Sini sama Bapak, nggak usah malu.” Beni menghampiri Ana dengan kedua tangan terentang optimis kepada Ana.
“Nggak mau!” Ana semakin merasa jijik sekaligus takut. Ia berjalan mundur dan meraih beberapa barang yang berada di dalam jangkauan tangannya.
Prang!
Prang!
Prang!Beni merintih kesakitan karena lemparan Ana yang keempat akhirnya berhasil mengenai dahinya. Sebuah jam kayu kuno membuat kening pria itu tergores besar.
“Dasar jalang!”
Makian kasar itu membuat Ana tercekat berat. Baru kali ini ada yang mengatainya dengan sebutan begitu rendah seperti itu.
Ana mencoba mengumpulkan sisa-sisa keberanian di antara rasa tegang. Lalu, dengan keberanian yang telah
terkumpul setengah, Ana berlari menuju ke pintu kamar. Namun, baru saja mencapai pintu, Beni tiba-tiba berhasil mencekal tangan kirinya.“Lepasin!!” Beni bergeming, dan semakin percaya diri untuk melaksanakan aksi bejatnya.
“OM RAKA!” Ana semakin histeris dalam berteriak. Ia berkali-kali memanggil nama Raka, tetapi semuanya seolah teredam dengan kekehan keras dari Beni.
“Aduh, kulit Eneng lembut banget.” Tawa Beni begitu mengerikan, begitupun dengan semakin dekatnya tubuh Beni serta aroma tubuh dan napas yang buruk membuat bulu kuduk Ana bergidik.
“IH, LEPASS!” Ana berusaha melepaskan diri. Lalu, sesaat ketika Beni mencoba mencumbu bibirnya penuh nafsu, dengan gerakan refleks Ana menendang keras junior milik Beni, yang dari balik celana hitamnya tampak telah mengacung, tegang.
“Anjing! Jalang!” Segala bentuk sumpah serapah kotor keluar dari mulut Beni.
Ana sempat terenyuh diam. Namun,
segera menggelengkan kepalanya dan menggunakan kesempatan lemahnya Beni dengan berlari keluar kamar. Ia berlari dan terus berlari hingga kakinya tiba-tiba terasa goyah, dan tinggal tiga anak tangga terakhir, Ana tiba-tiba terjatuh terjerembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | END
RomanceWarning : Dewasa, Mature, kolaborasi E dan Ray ( 21+) "Om Raka udaaah..." "Relaks, sayang. Sebentar lagi..." Inilah kisah cinta Anastasia (20 tahun), sang mahasiswi cantik pecinta shopping, dengan pria paruh baya sahabat sang ayah saat berada di ban...