Berdua di Villa (21+)

132K 1.1K 9
                                    

Warning: 21++++
Hanya untuk reader berpikir dewasa dan umur 21 keatas ya.

Warning: 21++++Hanya untuk reader berpikir dewasa dan umur 21 keatas ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhir-akhir ini cuaca di ibukota begitu panas. Seorang gadis dengan rok pendek diatas lutut warna putih itu lebih memilih untuk berteduh di bawah pohon rindang hanya untuk menunggu seseorang yang akan menjemputnya.

"Sya! Tasya!"

Panggilan keras itu membuat sang gadis menoleh ke arah sumber suara. Dengan napas terengah-engah, gadis dengan potongan baju mini itu mendekati Ana—Anastasya.

"Gimana sama tawaran gue tempo lalu? Mau jadi model, nggak?"

Ana tampak diam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya karena teringat dengan ucapan Raka kepadanya.

'Cukup menjadi kekasih dan istri Om, apa pun yang kamu minta, Om akan kasih sama kamu.'

"Kenapa nggak mau? Gajinya besar banget, Sya!" seru gadis bernama Tania itu.

"Nggak, ah. Aku nggak mau," tolak Ana sambil mengipasi wajahnya yang telah memerah dengan selembar buku tipis.

"Katanya ATM lo diblokir, terus—"

"Iya, tapi sekarang aku bisa belanja lagi, Tan!" Kali ini Ana yang berseru senang, dan hal itu membuat Tania memicingkan mata curiga.

Tania melihat penampilan Ana dari atas ke bawah, lalu berhenti tepat di dadanya. "Kayaknya ada yang berubah sama lo deh, Sya."

"Apanya? Aku nggak beru-"

"Dada lo! Dada lo tambah besar aja deh," ucap Tania menilai, dan sontak membuat wajah Ana memerah.

Ana risih dengan tatapan dan ucapan Tania. Bukan karena apa-apa, tapi apa yang dikatakan Tania mengingatkannya dengan ucapan beberapa teman kampusnya akhir-akhir ini, saat mereka berpapasan dengannya. Para lelaki juga, yang biasanya hanya menatapnya diam, kini semakin berani dan sering untuk menggodanya.

Ana menutupi dadanya dengan tas. Ia memang merasa dadanya tumbuh lebih besar. Bra berukuran B-nya kini semakin sempit. Hanya saja, ditatap seperti itu membuatnya merasa malu dan risih.

"Kok, bisa sih Sya? Elo apaain? Gue juga mau kali, Sya, biar Joni nggak lirik-lirik cewek lagi selain gue."

"Ih apaan, sih?! Nggak, kok—"

Baru saja Ana akan mengelak, tiba-tiba suara klakson keras membuat Ana sedikit tersentak.

TIN! TIN!

Ana menoleh ke depan dan melihat mobil Fortuner hitam telah terparkir di depan. Sang pemilik mobil keluar
dengan kacamata hitam dan memakai pakaian santai yang entah kenapa membuat si pemakai terlihat begitu gagah.

"Om Raka udah jemput!" seru Ana bahagia, dan itu membuat Tania menyipitkan matanya semakin curiga.

"Sejak kapan lo deket sama Om lo itu? Bukannya elo takut sama dia?" tanya Tania. Ana hanya membalas pertanyaan Tania dengan senyum malu. Diciumnya pipi Tania, lalu ia berlari ke arah Raka yang turut berjalan mendekat.

LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang