Tanggung Jawab & Hamil?

100K 1.2K 6
                                    

Raka membalas pelukan Ana dengan merengkuh tubuh Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka membalas pelukan Ana dengan merengkuh tubuh Ana. Menghirup aroma vanilla yang begitu manis pada tubuhnya. Aroma tubuh yang mengingatkan Raka dengan malam itu, yaitu malam saat ia menyelinap masuk ke kamar Ana. Ia hampir saja kehilangan kontrol untuk menyetubuhinya.

"Persilakan Tuan Roni untuk pergi dari tempat ini," perintah Raka kepada Tama-sekretaris pribadinya-yang
dijawab dengan anggukan patuh Tama.

Raka kemudian mengangkat tubuh Ana dan menggendongnya. Ana terkejut, dan Raka dapat merasakan sesuatu hanya dari gelagat tubuhnya.

"O-om ... mau bawa aku ke mana?" tanya Ana dengan semburat warna merah di kedua pipinya. Perpaduan antara rasa malu dan takut, terpancar di bola matanya yang berwarna cokelat madu.

"Kamu minta Om untuk tangung jawab, jadi Om akan tanggung jawab." Raka mencium hidung Ana, dan gadis itu
terlihat semakin canggung dari sebelumnya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Roni memperhatikan gadis dengan pakaian tidur semi transparan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang molek itu. Dari celah pintu yang sedikit ia buka, Roni memusatkan seluruh perhatiannya. Gadis itu tampak begitu sempurna.

Wajah kusut masai. Matanya yang sayu bercampur sendu, seolah menarik pria manapun yang melihat untuk segera menyerangnya. Siapa gadis itu?

Tiba-tiba pikiran kotor mulai melayang bebas. Akan sangat bagus sekali jika gadis itu menjadi modelnya. Namun, pikiran liar itu harus buyar saat Tama datang menghampirinya.

Roni buru-buru memposisikan dirinya untuk menjauhi pintu, lalu mengambil duduk di sofa dengan ekspresi yang ia usahakan setenang mungkin.

"Tuan Raka mempersilahkan Anda untuk pergi." Tama menatap langsung ke mata Robi, ekspresi di mata gelap Tama tidak menampakkan emosi apa-apa. Tidak ramah, tapi juga tidak menampakkan sikap bermusuhan. Robot hidup mungkin lebih tepat untuk menggambarkan sosok Tama yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Aku tahu. Sepertinya tuanmu sedang sibuk dengan gadis itu." sindir Roni sambil menjilat tipis bibirnya yang kering, "Kalau boleh tahu, siapa nama gadis itu? Dia terlihat sangat muda dibanding tuanmu," lanjut Roni tanpa mengurangi rasa ingin tahunya.

LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang