Kondom?! (21+)

137K 1.1K 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana yakin wajahnya saat ini telah terlihat semakin pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana yakin wajahnya saat ini telah terlihat semakin pucat.

Saat tangan Raka jatuh ke atas pahanya, Ana telah merasakan hal lain dalam diri pria itu. Mata Raka telah menunjukkan hal itu—ancaman terselubung di balik senyum manis.

"Ke ... napa kita ke vila, sih, Om?" tanya Ana sambil menggenggam tangan Raka sekaligus menahan tangan lelaki itu untuk aktif membelai pahanya.

"Om mau menghabiskan weekend kita ke vila. Papamu bahkan sudah tahu kalau aku akan ke sana," ucap Raka tenang, lalu kembali melihat ke depan dengan satu tangannya yang lain sibuk mengatur putar kemudi.

"Papa memberikan izin?" Ana bergumam kecil, tidak percaya dengan perkataan Raka. Ia kemudian melihat ke belakang, melihat beberapa barang yang dibelikan Raka untuknya.

'Apa karena ini Om Raka membelikan beberapa barang mewah?'—Ana membatin dalam hati.

Ana mencoba menenangkan diri dengan menyandarkan punggungnya. Baru saja berhasil merelakskan diri, tiba-tiba mobil Fortuner milik Raka telah berhenti tepat di salah satu rumah berbahan dasar kayu premium, tetapi terlihat elegan, yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman lainnya.

Terletak di Puncak, 1,7 km dari Little Venice-Kota Bunga—dan 5 km dari Kebun Raya Cibodas. Vila dengan bentuk arsitektur elegan itu menampilkan pemandangan taman yang begitu indah di sore hari.

"Turun."

Ana yang sempat melamun melihat keindahan bangunan itu, terkejut saat Raka membukakan pintu untuknya. Ia
mendongak dan melihat Raka dengan bibir mengerucut-cemberut.

Penampilan Raka hari ini memang sangat berbeda.

Pakaiannya begitu santai, dan itu memberikannya kesan seperti seorang lelaki yang baru saja berumur dua puluh tujuh tahun ke atas.

Kenapa Ana baru menyadarinya?

"Ayo, turun." Raka meraih tangan Ana dan menariknya untuk segera keluar.

Hawa dan aroma segar alam di kota ini menyambut kedatangannya dengan ramah. Seorang pria berlari tergopoh-gopoh ke arah mereka, dan dengan mengusung senyum ramah, pria paruh baya itu membungkukkan badan, isyarat hormat.

LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang