Menahan Godaan ... !

21.2K 260 0
                                    

Ana setengah duduk di atas sofa dengan kedua lutut sebagai penumpu berat tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ana setengah duduk di atas sofa dengan kedua lutut sebagai penumpu berat tubuhnya. Ia menyangga kepalanya sambil menatap lalu lintas jalan yang super padat di Jakarta dari atas gedung tinggi pencakar langit, tempat Raka saat ini bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang hingga milyaran rupiah.

Ana yang awalnya antusias dengan mata berbinar, harus dibuat gugup dan terkejut oleh sikap Raka yang menakutkan.

"Apa ini?!"

Ana menoleh karena suara Raka tidak seperti biasanya.

Ana melihat ke tempat Raka saat ini duduk. Pria itu tampak begitu serius dengan dokumen di tangannya, sementara di hadapannya berdiri seorang karyawan yang tengah menundukkan kepala.

"Tidak punya mulut, hah?!" Raka mengacungkan dokumen di tangan, lalu dilemparkannya tepat mengenai kepala sang karyawan muda itu, "Siapa yang memintamu untuk menyetujui kontrak ini?!"

"Ma-maaf tuan..." Toni, karyawan dengan rambut klimis gelap dan kacamata super tebal itu tergagap saat ia menjawab pertanyaan dari Raka, "Tuan Rudi dan aliansinya sepakat memberikan setengah saham kepada perusahaan jika kita...."

"Di sini akulah yang berhak menentukan itu, bodoh!" Raka benar-benar marah.

Ana terkejut. Begitu terkejut hingga tanpa sadar, Ana kembali duduk tenang di atas sofa hitam berbahan dasar kulit. Ia memainkan pita di dada dengan perasaan campur aduk.

"Ha..hari ini mereka ingin bertemu dengan tuan..."

"Batalkan."

"Tapi..."

"Aku bilang batalkan, bodoh!" Raka melempar asbak kacanya hingga mengenai pelipis Toni.

Ana mengerutkan kening saat Raka melakukan hal itu dengan begitu tega. Ekspresi Raka saat ini mengingatkannya dengan peristiwa di Raja Ampat. Saat Raka memukuli secara membabi buta seorang pria tua tepat di depan matanya.

"Ba-baik tuan..." Toni berkata sambil mengusap pelipisnya.

"Kapan klienku datang?" Suara Raka yang sempat meninggi kembali melembut saat matanya bertemu fokus dengan Ana.

"Sekitar satu jam lagi tuan." Ucap Toni gemetar.

"Keluar." Setelah itu Raka mengusir Toni agar pergi meninggalkan ruang kerjanya.

Suasana tiba-tiba berubah senyap. Ana tidak menyukai suasana seperti ini.

Saat Ana mencoba mencuri pandang kepada Raka, ternyata pria itu telah lama memandanginya. Mata mereka bertemu dan Ana segera melepas kontak mata itu dengan cara membuang wajah ke arah dinding kaca.

DEG!

DEG!

DEG!

Ana merasakan jantungnya berdebar kencang saat suara langkah kaki dan sepatu milik Raka datang menghampiri.

Ana semakin dibuat gugup saat suara decitan kecil itu datang dari sisi samping tempat ia duduk saat ini.

"Ana, apa kamu bisa mengalihkan kemarahanku?"

Ana terkesiap saat Raka merengkuh pinggangnya, lalu membawanya lebih dekat ke arah tubuhnya.

Ana merasa tusukan geli di lehernya saat wajah Raka terbenam begitu dalam di lehernya. Jambang tipis milik Raka menggesek ringan kulitnya saat pria itu mencumbunya tanpa sedikitpun jeda.

"Mas Raka....ngghhhhh..."

Ana mulai terpancing ketika sentuhan Raka melebar ke buah dadanya.

Raka mulai meremasnya dan membuat sesuatu dalam diri Ana bangun. Hormon esterogen dalam masa hamilnya mulai beraksi.

***

Raka mengendus lembut aroma tubuh istrinya. Menciuminya dengan gemas. Meremas dadanya yang saat ini mulai tumbuh besar karena efek kehamilannya hingga sentuhan asing dirasakan oleh Raka.

"Damn. Jangan menggodaku, Ana." Raka mengerang karena tangan Ana jatuh tepat di bagian bawah perutnya.

Ana menyentuh dan menggesek mahkotanya secara seduktif yang seketika berubah menjadi tegang dan berdiri tegak sampai menimbulkan rasa sakit dari balik celananya.

"Mas Raka, aku mau..." Suara merdu yang diikuti desahan lembut Ana membuat Raka terhipnotis.

"Shit, Ana!" Raka mengumpat melihat wajah Ana yang tiba-tiba merona.

Kenapa Ana bisa berubah di saat hamil? Kenapa pula tidak berubah disaat-saat normal seperti sebelumnya saja?

Kalau seperti ini.... Raka hanya bisa menahan godaan dari bibir seksi istrinya itu.

"Apa kamu benar-benar ingin bercinta denganku?" Tanya Raka dengan sedikit menggeram.

Ana menganggukkan kepalanya, malu. Berhasil membuat Raka melotot lebar.

"Ya Tuhan!"

Ana benar-benar telah berhasil menggodanya! Apa yang harus Raka lakukan?

Raka si penggoda mesum kini menjadi korban godaan Ana.

⛔ Versi lengkap sudah ada di cetak (bisa chat ke admin Novelindo (0818.331.696) dan PDF KARYAKARSA yaaa

696) dan PDF KARYAKARSA yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang