–Apartemen Raka, 21.44 WIB –
Ana tidur sambil memainkan renda putih di gaun santai shoulder off-nya yang terbuka. Sesekali dia memainkan paha milik Raka dengan kuku jari lentiknya yang kini menjadi bantal untuknya dalam tidur santainya di atas tempat tidur.
“Mas Raka, aku bosan ....” Ana bergumam sambil menatap Raka yang sibuk dengan lembaran kertas kerjanya.
“Kamu bisa menonton acara di televisi, Sayang,” balas Raka tanpa mengalihkan matanya dari berkasnya.
“Tapi aku mau jalan-jalan ....” Ana merajuk dan memohon.
“Tidak. Hari ini sudah malam,” tolak Raka tegas.
Ana mengerucutkan bibirnya dengan menyisakan sedikit rasa kesal. Berhari-hari ini, Raka telah mengabaikannya dengan alasan pekerjaan, dan Ana tidak menyukainya.
“Ihh, Mas Raka!” Ana kembali duduk, dan rambutnya yang terurai itu bergerak mengikuti gerakan tubuhnya.
Gaunnya sedikit tersingkap naik hingga ke atas pahanya, tetapi Ana tidak peduli. Ia segera mengambil beberapa
lembar kertas dari tangan Raka, lalu membuangnya ke lantai.“Ana!” Raka refleks mengeraskan intonasi suaranya menjadi sebuah gertakan. “Berhentilah bersikap seperti anak kecil! Kamu kira aku tidak memiliki pekerjaan dan setiap hari harus menuruti keinginanmu?”
Ana terkejut dengan mata sayu miliknya yang tak berkedip sedikit pun. Ia shock.
Ana pikir Raka tidak akan marah dengan sikapnya itu, tetapi yang ada adalah sebaliknya.
Mata mereka bertemu dan suasana menjadi tegang. Ana diam, begitupun dengan Raka yang memberikan sikap yang sama, tetapi masih dengan rahang yang mengeras.
Ana yang tidak kuat dengan kontak mata itu langsung memutar tubuhnya dengan membelakangi Raka. Ia merasa Raka telah berubah. Ia hanya ingin dimanja oleh Raka di saat kehamilannya yang saat ini hampir berusia tiga minggu.
“Maaf, Sayang.”
Ana merasakan bibir hangat Raka di bahunya, menciumnya secara perlahan hingga berangsur naik ke tengkuk lehernya.
“Nggak mau!” Ana benar-benar merasa tersinggung. Ia mendorong wajah Raka agar menjauhinya, tetapi pria itu mengabaikan keinginannya dan tetap mencumbuinya dan sesekali menggigitnya.
“Ahh ....” Ana yang tidak lagi kuat dengan rangsangan itu, lalu turun dari atas tempat tidur, dan menghapus kembali jejak bibir Raka di bahunya.
‘Aku akan pergi sendiri untuk mencari udara segar!’ guman Ana dalam hati.
***
Ana ....” Raka mencoba memanggil Ana, tetapi wanita itu sudah terlebih dulu keluar dan meninggalkannya sendirian di dalam kamar.
Raka menarik napasnya dalam-dalam. Sepertinya kali ini ia harus kembali meluluhkan hati istri kecilnya yang super manja itu.
Baru saja akan turun dari atas tempat tidur, tiba-tiba Raka mendengar suara aktivasi kunci pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | END
RomanceWarning : Dewasa, Mature, kolaborasi E dan Ray ( 21+) "Om Raka udaaah..." "Relaks, sayang. Sebentar lagi..." Inilah kisah cinta Anastasia (20 tahun), sang mahasiswi cantik pecinta shopping, dengan pria paruh baya sahabat sang ayah saat berada di ban...