Hamil atau ....? | (18+)

30.8K 421 4
                                    

“Sebentar lagi dokter akan datang, Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sebentar lagi dokter akan datang, Sayang.” Raka mengusap pipi Ana yang pucat pasi. Rona merah ceria yang biasanya menghiasi pipinya, kini telah menghilang.

Hari ini Ana tiba-tiba muntah setelah mereka bercinta.

‘Apa Ana tengah hamil?’ Raka membatin.

“Apa masih sakit?” Raka mengusap puncak kepala Ana yang tidur meringkuk sambil memeluk lengannya.

“Masih sakit ....” Ana mengangguk dengan suara manjanya yang merajuk.

“Bersabarlah, sebentar lagi.” Raka tersenyum.

Ting Tong!

“Sepertinya dia sudah datang.” Raka berjalan keluar kamar dengan langkah kakinya yang lebar.

Raka membuka pintu dan seorang wanita muda berdiri di depan pintu kamar hotelnya dengan ponsel menempel di telinganya, seolah tengah berkomunikasi dengan seseorang.

“Ekhem. Apa Anda dokter Olivia?” tanya Raka terlebih dahulu karena wanita itu tampak sibuk dengan ponselnya.

Ekspresi wanita itu awalnya tampak malas untuk mau membalas pertanyaannya, tetapi saat mata wanita itu bertemu dengan matanya, ekspresinya mulai berubah.

“Aku telpon lagi nanti.” Wanita dengan potongan rambut sebahu itu buru-buru menutup panggilannya. Sambil
merapikan rambut dan pakaiannya, ia berbicara dengan bibir sensual yang dibuat-buat.

“Perkenalkan, nama saya Olivia Gretalias—”

“Kalau begitu silahkan masuk. Istriku sudah menunggu.”

Raka mengabaikan salam perkenalan dan jabatan tangan Olivia dengan segera mempersilahkannya masuk.

“Istri?” Dokter muda itu tampak terkejut saat Raka mengucapkan kata 'istri'.

“Iya. Istriku.”

***

“Aduh, sakit ....” Ana mengaduh kesakitan saat Olivia memeriksa perutnya. Wanita itu menekan perutnya dengan begitu kencang.

“Buka mulutmu,” perintah Olivia tanpa rasa bersalah sama sekali.

Ana mendengkus dan mencuri pandang kepada Raka. Ia membuka mulutnya dan harus menahan diri untuk tidak merintih ketika wanita itu membuka mulutnya dengan sedikit paksaan. “Akh ....”

Raka yang melihatnya tampak mengerutkan keningnya dengan keterdiaman bak Dewa Mars–Dewa Perang–yang kapan saja bisa meluapkan emosinya jika telah mencapai batas.

LOVE WITH MY FATHER'S FRIEND (21+) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang