€40€

309 24 2
                                    

Typo!

***
40. Annaliza dan Anzea

***

"Arcanzo, kau sedang apa?" Anzea berlari kecil saat melihat Arcanzo si balok kayu berjalan itu termenung dan hanyut dalam pikiran. "Hey!"

"Diam!" suara dingin dan sentakan Arcanzo membuat Anzea terkesiap. Pemuda ini selalu dingin dan diselimuti kabut gelap.

"Bisakah kau berbicara lebih banyak!" humpt.. Aku tak percaya kau bahkan tidak bisa tertawa."

Memang. Yang Anzea katakan itu ada benarnya. Ia tak bisa tertawa, ia bahkan tidak bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan. Semuanya terasa semu dan sangat meresahkan. Anzea merasahkan, gadis yang kemungkinan lima tahun lebih muda darinya itu tidak pernah berhenti berbicara. Apakah mulutnya itu tidak berbusa? Ck menyebalkan.

Anzea tak lagi berbicara, ia termenung menatap derasnya aliran sungai. Lalu duduk di samping pemuda itu dan menoleh menatap teduh wajah tampan Arcanzo.

"Arcanzo!"

"Hm?"

"Pernahkah kau merasa tertekan akan sesuatu?"

'Sering' Arcanzo menjawab nya dalam hati.

"Aku lelah. Maukah kau mendengarkan aku bercerita?"

Arcanzo tak menjawab, Anzea tak peduli. Ia kembali berbicara, "bisakah aku mengeluh? Kadang aku benar-benar lelah dengan tekanan yang selalu diberikan kepadaku? Arcanzo mau kah kau mengetahui rahasia ku?" Arcanzo kembali tak menjawab, ia akan mendengar gadis menyebalkan itu berbicara, "aku keturunan terakhir dari klan iblis kuno. Ya, itu aku, Anzea Jesincsver. Harus ini, harus itu, bahkan melakukan hal apapun yang ku mau itu tidak bisa. Memiliki teman pun aku kesulitan. Dan... Ck sudahlah kau tak akan pernah merasakan apa yang aku rasakan" Kata orang tuanya, ia tak boleh menjadi lemah. Ia harus kuat. Untuk memimpin kerajaan iblis kuno-nya. Menjadi penerus satu-satunya dari klan, Anzea harus memikirkan ambisi, dan rasa kuat akan diri. Ia ditekan untuk tampil sempurna. Dan yang paling penting. Gadis Anzea itu harus bisa mengalahkan putra mahkota klan iblis origin.

Keduanya diam, Arcanzo tak tahu harus merespon apa. Yang Anzea rasakan itu, Arcanzo pun meraskannya. Ditekan oleh para tetua juga orang tuanya, membuat keduanya memiliki rasa pemberontakan. "Kau tak takut?"  tanya Anzea akhirnya. Ia mentap wajah samping Arcanzo dengan tatapan bertanya.

"Kau masih kecil. Meski kau keturunan klan iblis kuno. Kau masih bisa kalah dengan ku." Akhirnya, neraka membukakan pintu agar Arcanzo berbicara banyak.

Anzea berdecak acara sedih yang ia rangkai hancur akibat perkataan dingin dan menyebalkan milik pemuda di sampingnya. Ini adalah kali kedua Anzea bertemu dengannya. Dan ia hanya sekedar tahu bahwa pemuda yang lebih tua lima tahun di atasnya itu bernama, Arcanzo.

"Kau menyebalkan kakak. Semoga kekasih mu segara meninggalkan mu!" Seru Anzea.

Anzea, gadis delapan tahun itu berdiri meninggalkan Arcanzo dengan mulut berbentuk bulan sabit. "Suatu hari aku akan menghancurkan mu!" Dari kejauhan Anzea berteriak lantang. Mengibarkan bendera perang pada Arcazo.

Anzea tak menyadari. Bahwa mereka berdua diciptakan untuk menjadi seorang musuh.

***
"Anzea berapa lama lagi kau akan berpura-pura?"

Suara dingin itu menyentil Annaliza. Ia membeku. Rasa dingin menyelimuti tubuhnya. Untuk pertama kalinya ia merasakan sakit, marah, benci, takut, kecewa dan dendam dalam satu keadaan. Arcanzo berdiri lima langkah darinya.

Ia menatap Arcanzo dengan tatapan merah penuh riak emosi. "Aku akan melupakan segalanya. Aku akan melupaka  diriku yang dulu. Aku akan melupakan kisah kita. Aku akan melupakan dendam yang pernah ku miliki. Aku akan melupakan semuanya. Mari kita jalani kehidupan kita saat ini dan sebagaimana biasanya. Kita harus melupakan bahwa kita pernah ... mmph"

Annaliza berhenti dengan ucapannya. Ia menatap kaget pada Arcanzo yang telah melakukan kejahatan terhadapnya. Tangan yang mencoba memberontak telah ditahan kuat oleh Arcanzo. Andaikata jikalau kekuatannya bisa digunakan maka ia bermaksud menghancurkan pria di hadapannya sekarang.

"Akhhh... Lepaskan aku ... mphhh Arcanzohh" kesabaran Arcanzo berkurang. Ia selalu berbaik hati pada gadis iblis di depannya. Ia mencoba bersabar bahkan ketika saat ia selalu berbohong terhadapnya.

Kedua tangan Arcanzo mulai bergeliya di sekujur tubuh Annaliza, meski ciuman itu tetap berlangsung. Arcanzo menggunakan sihirnya agar tangan Annaliza tidak memberontak. Namun tanpa disadari nya cairan embun menetes dari kelopak mata gadis itu.

Annaliza menangis.

Arcanzo melepaskannya saat ia mulai menyadarinya. Ia menatap Annaliza dengan tatapan rindu yang mendalam. Ia meraih bahu kecil Annaliza dan berkata,
"Kau tahu, aku tak suka kata-kata itu, Anzea!"

Arcanzo memeluknya. Annaliza masih menangis. Pria ini masih sama seperti ratusan tahun lalu. Egois dan ingin menanggung semuanya sendiri.

Annaliza adalah Anzea. Anzea adalah Annaliza. Mereka dua jiwa yang saling berhubungan. Mereka adalah dua jiwa yang satu.

Annaliza tidak dapat menerima kenyataaan bahwa ia adalah inkarnasi Anzea. Meski begitu rasa Anzea lebih dominan terhadap tubuh ini.

Iblis kotor yang membawa dendam tersimpan hanya karena cinta dan obsesi

Anzea iblis. Ia adalah iblis kotor yang telah membantai klannya sendiri. Ia mati dengan dendam terhadap pria di hadapannya. Dengan atas menamakan cinta, obsesi terhadap Arcanzo membuat Anzea egois. Hubungannya ratusan tahun lalu tidak direstui oleh seluruh klan-nya. Penentangan itu membuat Anzea benci. Pertumpahan darah ratusan tahun lalu itu adalah saksi dimana ia memperjuangkan hubungannya dengan Arcanzo. Dengan dalih untuk menjadi pahlawan bahwa ia pemersatu klan Anzea yang egois dengan ambisinya telah memusnahkan seluruh kalnnya.

Maka dari itu, keturunan akhir dari klan iblis kuno memang benar-benar berakhir.

Penghianatan Arcanzo--seseorang yang ia perjuangkan membuat Anzea sangat kecewa.

Anzea adalah seorang pahlawan. Ck... Penipu.

Annaliza--Anzea.

Perjalanan kisah cinta nya berharap berkahir disini hari ini. Dan mereka bedua akan menjalani kehidupan mereka masing-masing dengan identitas baru.

Annaliza tidak ingin memiliki ingatan Anzea sebagai yang diinkarnasinya. Ia ingi  menjadi Annaliza sendiri. Annaliza tanpa mengenal Anzea. Annaliza tanpa mengenal dendam, Annaliza tanpa mengenal obsesi.

Otaknya telah menjernihkan pemikiran Annaliza. Anzea adalah terburuk. Gadis itu memang ceria, gadis itu yg memang baik. Hanya saja, ia salah menempatkan hatinya.

Annaliza tersenyum kecut saat memikirkan masa lalunya. Di pelukan Arcanzo ia berharap bahwa ini hanyalah ilusi. Bahwa ia tidak pernah menjadi Anzea.  Annaliza hanya Annaliza.

Annaliza's Secret (End+ Revisi Berjalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang