-1-

7.5K 485 4
                                    


1. ANNALIZA JESINCSVER PUTRI BANGSAWAN!!!

.........................

Diusia nya yang hampir menginjak 18 tahun, Annaliza tidak mempunyai pasangann. Tentu karena rumor receh yang telah menyebar ke seluruh kota. Rumor yang menyebarkan bahwa Annaliza buruk rupa dan tidak memiliki kemampuan apapun. Bahkan kemampuan yang biasa dilakukan seorang putri pun dia tidak mengetahui nya. Itu sih kata orang-orang ya!!!

Namun mereka tak tahu bagaimana sikap orang yang selalu mereka bicarakan. Sedangkan yang di bicarakan kini tengah duduk di taman mansionnya. Di belakang pintu menuju kamar nya. Memang tempat ini ayahnya lah yang menyiapkan nya.

"Akh,aku bosaaan" Annaliza berteriak sekeras-keras nya.

Seseorang menyahuti perkataan Annaliza dari belakang, "Kalau bosan mengapa kau tidak ikut dijamuan para bangsawan?" Dia adalah James Jesincsver, satu-satunya kakak dari Annaliza Jesincsver.

"Ya, ya, ya!! Kau selalu berkata seperti itu padahal kau tahu jawaban nya!!" Annaliza menggerutu sebal.

"Pilih berlatih atau ikut perjamuan?" James akhirnya memberi 2 pilihan bagi Annaliza.

Haisss!!! Selalu seperti ini, kakaknya tidak bisa membiarkan dirinya damai sebentar saja.

Tentu kedua hal itu tidak diinginkan oleh Anna. Karena apa? Karena keduanya adalah hal yang membosankan. Seperti perjamuan dimana bangsawan wanita selalu menjunjung tinggi tingkat mereka, menjilat orang lain agar terikat dengan mereka dan hal yang paling Annaliza benci adalah dimana mereka semua menceritakan tentang seorang pria.

Huh, dia masih ingat pertama kali dan juga terakhir kalinya selama beberapa tahun ke belakang, dia mengikuti perjamuan. Itupun dia memakai cadar jadi mereka tak tahu bagaimana wajahnya. Sehingga di cap buruk rupa. Apa kalian pikir Annaliza peduli? Jawabannya tidak.

Sedangkan untuk berlatih, kakaknya ini selalu memerintahkan dirinya untuk belajar hal yang dilakukan wanita dan Anna membenci nya.

"Berlatih atau pergi ke perjamuan?" Pertanyaan pilihan mutlak yang tidak bisa diganggu gugat atau pun di negosiasi.

"Kakak" rengeknya. Annaliza membenci keduanya.

"Pilih Anna!"

"Iya, iya aku berlatih. Kau selalu memaksaku untuk berlatih. Kenapa tidak kau saja, yang melakukannya padahal kau sangat cantik?!!!" Gerutunya seraya pergi meninggal kan kakakanya yang terdiam dengan wajah cengo nya.

.
.
.
.

"Jalannya yang tegak lady!"

"Cara memegang anda ini salah"

"Jangan lupakan senyuman anda!"

"Tidak boleh melirik kesana-kemari, lady"

"Kaki anda melangkah terlalu lebar"

"Cara berjalan anda jangan sperti pria, lady!"

"Dengan tersenyum semua orang akan menyukai anda, Lady"

"TIDAAAAAAAK!"Annaliza berteriak sekencang-Kencang nya. Dia sudah tak tahan akan ajaran seperti ini. Dan guru pengajar nya, Lady Sarah, itu terus mengkritiknya.

"Lady Annaliza, sikap bangsawan tidak seperti itu. Anda harus anggun jug...."

Belum Lady sarah melanjutkan Anna memotong perkataan nya cepat "Apa? Juga apa? Ya ampun, oh Tuhan  aku nggak kuat, nggak bisa, persetan dengan kata bangsawan!" Annaliza meluapkan emosinya.

"Annaliza!!!" Seseorang dari ambang pintu rumah utama berteriak. Dia adalah Mariana sang ibu dari Annaliza.

Annaliza dan Sarah mengarahkan pandangan mereka ke pintu utama. Mereka bisa melihat tatapan membunuh dari sang istri keluarga 'Jeisncsver'. Anna tau kini ibunya dalam mode marah, iblis akan keluar. Habislah aku!!

Mariana berjalan menuju sang putri. Hari ini dia pulang lebih cepat dari jamuan bangsawan. Dan saat diambang pintu dia mendengar teriakan putrinya yang pemalas itu. Putrinya akan selalu memberontak jikalau disuruh untuk belajar tatakrama.

Dia tak mengerti mengapa putrinya  memiliki temperamen seprti seorang laki-laki. Apakah saat ngidam dirinya salah makan?

Dengan tatapan masih membunuh, Mariana berjalan dengan tergesa-gesa. Lalu tanpa ampun menarik alat pendengaran Anna.

"Ahk, ibu sakit buuuuuu..."

"Kau anak nakal, sudah ibu bilang kau harus anggun!"

"Iya, iya Anna janji. Anna bakal jadi bangsawan baik hati dan berbudi luhuuuur"

"Janji-janji kamu itu udah sering ibu dengar"

"Anna tak berbohong ibu.. Akh ibu ini sakit. Lepas ibuuu!"

Mariana pun melepaskannya. Melihat kedua orang itu Lady Sarah pun berniat pergi. Ini bukan sekali dua kali dirinya melihat hal seperti ini di kediaman Jesincsver. Ibu yang sedikit tegas serta putri pemberontak itu sering melakukan drama. Lady Sarah pun ingin pergi tanpa pamit dia keluar. Toh dirinya juga tak akan ditanyakan. Sebagai guru private Annaliza dia sungguh pusing. Melihat sikap Annaliza bak laki-laki itu hanya bisa membuatnya menggelengkan kepalanya.

Lady Sarah telah keluar. Dan sekarang beralih pada dua insan, yang terkait hubungan ibu-anak ini.

Mariana duduk dikursi, lalu memijat pelipisnya. Bukan sakit namun dirinya bingung dengan sikap putri satu-satunya ini. Melihat itu Annaliza pun menyusul sang ibu dan duduk disampingnya. Dia meraih tangan sang ibu lalu mengelus punggung tangan putih itu. Wanita paruh baya ini memang sudah menua usianya sudah lebih dari kepala empat. Annaliza memandang tangan mungil yang sedikit keriput itu. Ada sesuatu yang tak rela dalam hatinya.

Ya, dia tak rela jika ibunya menua. Dia tak rela jika harus meninggalkan ibunya. Alasan Annaliza mengapa seperti ini adalah dia terlalu sanyang wanita di hadapannya ini. Jika menikah berarti dia harus meninggalkan ibunya. Dan Annaliza tak mau itu.

Mariana melihat Annaliza dengan saksama. Sebenarnya dia tahu Annaliza bisa bersikap layaknya perempuan bangsawan lainnya. Dirinya selalu mengintip aktifitas sang putri dari balik kamar pintunya. Dia sering melihat tata cara anggunnya berjalan seorang bangsawan. Minum teh dengan tenang. Dia pernah melihat nya. Tapi entah kenapa, jika putrinya di depan nya bersikap layaknya orang bodoh. Tak mau keluar dari mansion, sehingga dicap buruk rupa oleh bangsawan lain. Padahal putrinya ini cantik bak dewi khayangan.

"Anna aku ingin mendengarkan suara anak kecil. Para ibu bangsawan selalu menceritakan cucu mereka. Dan ibu? Apa yang harus ibu jawab saat mereka bertanya kapan ibu akan punya cucu!!" Ujarnya dengan nada sedih.

"Ibu Anna belum ingin menikah. Ibu minta cucu pada kakak saja!" Entah berapa kali dia mendengar ucapan sang ibu seperi ini. Dirinya baru delapan belas tahun, oke! Annaliza belum siap harus pergi dari keluarga nya. Dia belum siap!!!

"Anna kau sudah dewasa. Gadis seusiamu telah memiliki putra!" Geram Mariana. Dia tak tahu alasan sang putri tidak ingin menikah. "Di perayaan pesta ulang putra mahkota minggu depan kau harus hadir. Tanpa penolakan!" Lanjut nya. Lalu pergi meniggalkakan Anna dalam mode cengo.

Minggu depan?

Ulang tahun?

Putra Mahkota?

Yang terkenal dengan kegagahannya?

Katampanannya?

Keganasannya?

Sifat yang dingin?

Bukan itu yang Anna hawatirkan....

Tapi....

"Tidak aku harus berbuat alasan agar tak dapat ikut ke perayaan ulang tahun putra mahkota!"

Annaliza's Secret (End+ Revisi Berjalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang