26

594 33 0
                                    

: Typo bertebaran

***

26. ANGGOTA KERAJAAN TERSERANG PENYAKIT?

***

Secangkir teh menemani hari sepi pemuda yang bernama Arcanzo Smith Kierinziraj. Sang pemuda dengan lambang naga perak di belakang jubah keagungannya. Lambang bagi seseorang yang memimpin klan iblis origin.

Arcanzo menyesap teh yang telah disediakan para pelayan nya dengan anggun penuh kelembutan namun bermakna dalam pada setiap gerakannya. Meski dengan lembut Arcanzo mengeluarkan aura kuat kental miliknya sehingga para penjaga diruangan ini hanya bisa mengehla nafas.

Di samping sajian teh terdapat topeng hitam mengkilap yang selalu menutupi identitasnya selama ini. Apalagi saat Arcanzo tau bahwa klan vampir telah menemukan keneradananya.

Dari dulu dari ratusan tahun kebelakang Arcanzo belum pernah mengalami kematian. Dirinya berevolusi hanya untuk menutupi identitas aslinya. Selain untuk menemukan 'kekasih' nya dulu juga untuk berjaga-jaga dari para Klan Vampir. Bukan, bukan karena takut, karena dirinya bisa saja menghancurkan klan itu seperti menghancurkan sebuah kaca yang begitu mudah. Namun ia tidak bisa dan tidak boleh.

Yang orang tahu mungkin Arcanzo adalah anak dari raja terdahulu. Namun kenyataannya adalah tidak pernah ada raja yang terdahulu, kenyataannya adalah hanya dirinya yang menjadi raja.

Dan mungkin yang orang lain tahu bawa dirinya adalah Kennouren Smith Kierinziraj.

"Yang Mulia Ken, lokasi telah ditemukan inkarnasi Anzea telah ditemukan."

Suara nyaring dibalik pintu membuat Arcanzo yang disapa ken mengalihkan perhatiannya pada pintu yang masih tertutup. Tak ada orang yang akan berani masuk kedalam ruangan Arcanzo yang misterius.

Arcanzo tersenyum miring, dia hanya menjawab"baiklah". Bukanya Arcanzo tak tahu menahu keberadaan Anzea dia tahu tentang Anzea inkarnasi dari lama sejak dulu.

***

30 Maret, 556. Auxenia Kingdom.

Terjadi kekacauan di Auxenia. Raja permaisuri juga kempat putranya terserang penyakit yang sama juga secara bersamaan.

Para parajutit kerjaan mencari tabib yang bisa memyembuhkan penyakit keluarga kerajaan tersebut. Namun setelah seminggu ini para prajurit belum menemukan siapa orang yang bisa menyembuhkan anggota kerajaan.

Kejadian hal ini membuat rakyat berasumsi bahwa pasti ada dalang dibalik kejadian ini semua. Pasti ada orang yang ingin mencelakakan keluarga kerajaan. Semua orang saling menyalahkan bahkan secara terang-terangan menuduh putra mahkota dan putri mahkota. Karena secara logis dan kenyataan, mengapa putra mahkota dan putri mahkota tidak terserang penyakit.

Terlebih merajalela nya kabar Annaliza yang menjadi cacat. Kabar dari kerajaan bahwa anggota kerajaan mengalami sakit menjadi perbincangan utama di Auxenia.

Kabar yang begitu menggemparkan. Usut demi usut bahkan putra mahkota pernah menahan kabar ini pun tidak bisa. Bukan lebih reda tapi malah bertambah dan semakin gencar apalagi dengan isu bahwa dirinya yang telah melakukan hal keji ini.

"Kau sungguh kejam, Mora!" Desis Putra mahkota.

"Kau lebih kejam, Rey!" ujar Amora tak mau kalah.

Putra mahkota maju, menghadap Amora yang masih bercermin seraya merapikan riasan kepalanya "Berikan padaku obat penawarnya!"

"Aku tak punya!"

"Bagaimana kau tak punya, Amora!"

"Karena memang aku tak punya!" jawab Amora masih santai.

"Berikan contoh padaku atau aku hancurkan keluarga mu!" Reydar mencengkram tangan Amora yang masih mejuntai rambut perempuan itu. Dengan keras dia menekan membuat Amora kesakitan. Dengan hentakan keras Amora dipaksa berdiri oleh Reydar.

"Berikan obat penawarnya!"

Amora menghela nafasnya, jujur karena dirinya juga tidak mempunyai obat penawarnya. Obat itu diberikan oleh seseorang yang selama ini membantu keluarga Federick. Alias seseorang yang selalu menjadi kekuatan Federick.

"Aku tak punya!" jawab Amora kekeh.

"Apakah kau ingin kita mati, heh?"

"Asalkan aku mati bersama mu aku akan senang!"

***

"Apa yang kamu katakan!" Salvia Sillvator menatap orang yang mengatakan tidak masuk akal ini dengan tajam.

"Saya yakin saya bisa menyembuhkan nya!"

"Apa kamu yakin!" Salvia masih ragu dengan gadis ini.

"Ibu jangan khawatir aku pasti bisa. Apa kau tidak percaya pada anakmu ini?" Ujar gadis itu sedih.

Salvia menutup matanya lalu terbuka kembali dan berujar "Rain, mana bisa ibu tidak percaya. Ibu hanya tidak ingin kamu terluka itu saja!"

"Benar apa yang dikatakan ibumu! Jika kamu tidak bisa menyembuhkan anggota keluarga kerajaan bahkan jika kamu malah memperburuk keadaan maka akibatnya akan fatal juga berefek pada keluarga mu!" ujar Raymond bijak.

"Ayah tak percaya padaku!" ujar Rain dramatis. Lalu tatapannya berlaih pada perempuan yang masih asik dengan dunianya yang sedang menyulam.

"Kak Sellya, kau juga tak percaya padaku?" Sentak Rain mengagetkan gadis itu.

"Akh!" bukan menjawab Sellya malah menjerit dan mengibaskan jari-jarinya yang terkena jarum. Setetes darah meluncur, membuat mata Rain membulat dan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kak Sellya maafkan aku, sungguh minta maaf!" ujar Rain merasa bersalah.

"Ada apa?" tanya Sella polos. Namun tak dapat jawaban. Sellya hanya menatap kedua ornag tuanya yang menunjuk Rain dengan dagu mereka. Tatapannya beraih pada gadis yang menundukan kepalanya.

"Rain ada apa?"

"Apakah sakit?"

"Hah?"

"Jarimu. Apakah sakit?"

"Mengapa kamu khawatir. Kalau sedang menyulam tertusuk jarum bukanlah hal yang perlu ditakutkan!"

"Tapi tadi aku membuat mu terkejut sehingga jarum itu menusuk jarimu!"

"Kau terlalu berlebihan. Apa kau bisa menyulam?" Rain menggeleng. Itu memang kenyataan.

"Kau mau belajar?"

"Suatu hari nanti. Sekarang aku akan ke kerajaan!" Rain menangkap ekspresi bingung dari Kakaknya itu. Lalu segera melanjutkan dengan polos. "Ah, kakak aku ingin menyembuhkan keluarga kerajaan"

"Apa?"

Sellya terkejut apa yang di maksud adik barunya ini? Menyembuhkan keluarga kerajaan? Yang ada kepala gadis itu yang menjadi taruhannya.

"Itulah yang kami jelaskan. Adikmu ini terlalu kekeh dengan pendiriannya!" Salvia menyahuti dengan anggukan Alderald disampingnya.

Sellya melupakan kesakitan di jarinya. Lalu berjalan menuju Rain yang kini tepat berada disebrangnya.

"Apa kau tau konsekuensi nya?". tanya Sellya pada Rain.

"Tidak!" jawab Rain cepat "yang aku tau aku harus menyelamatkan mereka!"

"Rain!" ujar Salvia tertahan. Dia tak bisa menghadang anak keras kepala ini.

"Ibu dan ayah juga kakak tidak usah khawatir Rain pasti bisa kok.!" ujarnya percaya diri. Tatapannya beralih pada sang ayah yang masih bingung. "Ayah percaya sama Rain kan?"

Alderald mengangguk lemah. Sama seperti istrinya dia tak bisa mencegah keras kepala Rain.

"Semoga kamu bisa!"

"Rain pasti bisa!"

***
See you next part!





Annaliza's Secret (End+ Revisi Berjalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang